Chapter 2

24K 2K 185
                                    

"Huh.. Aku tidak menyangka jika kita bisa sampai senekat ini." Ucap Jaemin sembari menatap langit langit ruang TV.

"Tunggu, besok kita masih harus bersekolah bukan?" Haechan menatap Jaemin. Jaemin memijat pelipisnya pusing.

"Kita belum mengerjakan PR, dan.. Apakah kita akan menaiki bus?" Tanya Jaemin.

"Astaga, kau benar! Ini berarti kita akan dihukum?!" Haechan tidak ingin berlari keliling lapangan, apalagi dibawah teriknya mathari.

"Ugh.. Membayangkannya saja sudah membuatku gerah." Keluh Haechan.

"Ya setidaknya kita bisa kabur dari mereka bukan?" Ucap Jaemin. Jaemin pun beranjak duduk untuk berpikir.

"Orang tua kita pasti mengetahuinya." Tanya Jaemin lalu dibalas anggukan kecil oleh Haechan.

"Mau tidak mau, kita harus lewat belakang sekolah dan memanjat tembok!" Jaemin mengusulkan idenya.

"Oh ayolah~ aku sangat malas untuk
memanjat tembok itu!" Keluh Haechan kepada rencana Jaemin.

"Yak! Mau bagaimana lagi? Kau mau dijodohkan dengan pria psikopat itu?! Anak buah orang tua kita pasti berada di gerbang depan!"

"Ck, Baiklah! Karena perjodohan sialan itu, kita harus melakukan semua ini!"

"Sudahlah, aku lapar." Haechan pun beranjak dan berjalan ke arah dapur untuk memasak makan malam.

Sedangkan Jaemin, ia memikirkan orang tuanya. Persetan dengan orang tuanya, Jaemin pun ikut beranjak untuk membantu Haechan memasak.


🔪

🔪

🔪


Pagi hari pun tiba. Kini, Haechan dan Jaemin sedang menunggu bus di terminal. Mereka tidak membawa apapun.

Ponsel dan tas mereka tertinggal di Kediaman Jung.
Tenang, buku mata pelajaran, dan baju ganti tersimpan di loker.

Saat sedang menunggu bus, tiba-tiba mobil mewah berwarna hitam berhenti di depan mereka.

Haechan dan Jaemin tidak peduli
dengan hal itu. Mereka hanya ingin menunggu bus.

Tetapi ketika melihat orang yang berada di dalam mobil menurunkan kaca jendela, mereka langsung terkejut.


Mark dan Jeno


"Lari!" Ucap Haechan keras. Mereka berdua pun berlari sekencang mungkin karena Mark dan Jeno terus mengejar mereka dengan mobilnya.

"AKH!" Kaki Jaemin tersandung.
Haechan pun berhenti dan menoleh ke arah belakang.

"Jaemin!" Haechan pun berjalan ke arah Jaemin.

Melihat mobil Mark dan Jeno semakin mendekat, akhirnya Haechan menggendong Jaemin di punggungnya.

Haechan terus berlari sekuat mungkin dan bersembunyi.

Merasa sudah aman, Haechan dan Jaemin pun keluar dari tempat persembunyiannya. "Kau baik baik saja?" Tanya Haechan.

"Y-ya, aku baik baik saja!" Jawab Jaemin.

Obsession | BxB [Slow Revision]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang