Chapter 5

19.4K 1.5K 111
                                    





"JENO!!."




---




Kini, Jeno sedang terbaring lemah di kasurnya.

Tangannya yang tertusuk dengan pisau Jaehyun sedang di tangani oleh pelakunya sendiri, Jaehyun.

Di sisi kasur, Taeyong memeluk Jeno ke dekapannya.

Tangan Jeno bisa tertusuk karena saat ia ingin meninju sang ayah, sang ayah terlebih dahulu mengarahkan pisaunya ke arah telapak tangan Jeno.

Dan ya, tangan Jeno tertusuk pisau yang tusukan nya lumayan dalam, tapi untungnya tidak sampai menembus tangannya.

Jaehyun melepas sarung tangannya dan mencuci tangan di kamar mandi yang berada di kamar Jeno.

Tanpa berkata apapun, Jaehyun langsung meninggalkan kamar Jeno untuk menenangkan diri.

Sekarang Jeno sedang terlelap dalam tidurnya karena efek obat bius.

Untuk urusan JaShoChan, Mark dan Sungchan yang mengurusnya.



☠️

☠️

☠️



- JaShoChan POV -

Pagi hari pun tiba. Haechan terbangun dari tidurnya.

JaShoChan tidur di satu kamar yang sama. Tetapi mereka tidak satu kasur untungnya.

Kamar JaShoChan

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Kamar JaShoChan

Kamar itu memang sengaja dibuat oleh Jin untuk keluarganya yang berkunjung ke rumahnya.



Cklek



"Kau sudah bangun ternyata. Tolong bangunkan yang lain." Ucap Jin yang menyuruh Haechan.

Haechan hanya mengangguk karena ia malas bicara.

Haechan pun menghampiri Jaemin yang tidur di kasur yang berada di hadapannya.

"Jaemin-ah, bangun.." Haechan menggoyangkan pundak Jaemin pelan.

"Hm.." Jawab Jaemin yang masih setengah sadar.

"Tolong bangunkan Shotaro, aku ingin mandi terlebih dahulu." Jaemin mengangguk mendengar perkataan Haechan.

"Tunggu, kau akan memakai baju apa? Kita kan tidak membawa apapun."



"Tolong tanyakan pada Eomma.."



"Kau sa-"



Blam!



Haechan sudah terlebih dahulu menutup pintu kamar mandi.

Jaemin mengacungkan 2 jari tengahnya ke arah kamar mandi.

"Taro.." Jaemin menggoyangkan badan adiknya kencang.

"Hm~ aku sudah bangun!.." Kesal Shotaro. Siapa yang tidak kesal jika dibangunkan dengan brutal.

"Cepatlah bangun!! Nanti kita dimarahi oleh Eomma!" Shotaro yang mendengar itu mau tidak mau membuka matanya.

"Sudahlah, aku ingin menemui Eomma." Jaemin pun keluar dari kamar dan berjalan ke arah dapur.

"Eomma memasak apa?" Tanya Jaemin.

"Jaemin? Eomma hanya memasak bubur dengan ayam, tak apa kan?" Jaemin mengangguk.

Bahkan itu saja sudah sangat cukup.

"Eomma.." Panggil Jaemin.

"Kita harus memakai baju apa?" Jika kalian ingat, JaShoChan kabur tanpa membawa apapun.

"Oh? Kau bisa mengambil baju Eomma di kamar, ketuk saja." Suruh Jin.

"Kamar Eomma dimana?" Tanya Jaemin.

"Di lantai 2, dekat ruang tv." Jawab Jin. Jaemin mengangguk lalu berjalan ke lantai 2.

Saat tiba di lantai 2, ia langsung berhadapan dengan ruang tv.

Benar, di sebelah kanan ruang tv terdapat pintu.
Jaemin pun mengetuk pintu kamar Jin.



Cklek



"Ada apa?" Tanya Namjoon.

"Em.. Aku ingin meminjam baju Eomma, Appa." Jawab Jaemin.

"Oh, kau bisa mengambil disana." Namjoon menunjuk lemari putih di dekat kamar mandi.

"Baiklah, Appa." Jaemin pun berjalan ke lemari itu.

Saat membuka lemari Jin, Jaemin tercengang karena rata rata baju Jin berwarna merah muda.



☠️

☠️

☠️



Di sisi lain..

Semua bodyguard yang kemarin diperintahkan untuk menjaga JaShoChan sedang berkeringat dingin di depan Mark dan Sungchan.

"Mengapa kalian bisa ceroboh?" Mark berjalan dan menatap tajam satu persatu para bodyguard. Tidak ada yang berani menjawab.

"Castarica, kau ketuanya bukan? Jawab pertanyaan ku." Mark mencengkram kuat rahang Castarica.

"M-maaf kan saya, Tuan!" Mark menguatkan cengkraman nya.

"Aku menyuruh mu untuk menjawab pertanyaan ku! Bukan untuk meminta maaf! Apa kau tuli?!" Bentak Mark.

Mark melepaskan cengkraman nya.

"Ini pertama kalinya kalian semua lalai dalam menjalankan tugas. Kalian semua di ampuni, tetapi kalian harus menerima hukuman, dengar?" Sungchan akhirnya membuka suara.



BRAKK



Jeno membanting pintu ruangan dengan keras. Luka pisau di tangannya tidak menghalanginya untuk bersikap keras dan kejam.

Jeno berjalan menghampiri para bodyguard. Semua bodyguard benar-benar ketakutan sekarang.

Karena Jeno berpesan "Jaga mereka baik baik, nyawa kalian semua ada di tanganku.".

Jeno mencekik Castarica sampai wajah Castarica membiru.

"T-tuan! Ampuni s-saya!" Castarica terbata-bata karena sesak.



BRUK



Castarica tewas ditempat. Jeno meyeringai kejam.

Ia belum puas ketika ia belum melihat darah mengalir dari tubuh mangsanya.

Sungchan memanggil salah satu bodyguard dan menyuruhnya untuk membawa mayat Castarica.

"Kita akan memberi mereka hukuman bukan?" Tanya Jeno kepada Mark dan Sungchan.

Mark dan Sungchan mengangguk kompak.

Sekelompok bodyguard pun datang dan membawa bodyguard bodyguard yang ditugaskan untuk menjaga JaShoChan ke ruangan eksekusi.












- To be continue -

Obsession | BxB [Slow Revision]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt