11. Luca

65.9K 4.4K 76
                                    

Saat ini, Laura duduk di sofa ruang keluarga, ditemani Prince yang duduk di karpet, tepat di bawah kaki Laura dan sedang memeluk kaki gadis itu dengan wajah memelas.

"Lau," panggil Prince.

Kepala Prince mendongak menatap Laura melas, Ia cinta mati kepada Laura, Ia baru tau jika Laura itu tipe-tipe cewek yang bisa berubah, kadang penakut, cuek, dan lembut dan cute.

"Kenapa?" tanya Laura santai.

Sekejap Laura melirik ke bawah kepada Prince, lalu Ia kembali fokus menonton tv yang sedang menampilkan film Beauty and The Beast, sesekali tangannya memasukkan keripik balado ke mulutnya.

"Cuekin aja terus," dumel Prince.

Karena kesal di cuekin terus-menerus, Prince melepas pelukannya dari kaki Laura, lalu ikut menatap ke layar tv di depan sana, seketika wajahnya bergidik ngeri.

"Buat apa coba liatin monster kayak gitu, kalau disini ada yang ganteng," sindir Prince.

"Apa sih?" seru Laura.

Laura menatap Prince tajam, tangannya yang akan memasukkan keripik balado pun terhenti di udara, tak terima jika Prince menghina film kesukaannya.

"Emang bener kan, dia itu monster jelek!"

"Ishh, gak tau aja kamu, dia bakal ganteng banget kalau berubah jadi pangeran," elak Laura.

Mata Prince mendelik mendengar itu, sungguh, Ia tak suka jika Laura memuji atau mengagumi pria lain, meskipun hanyalah tokoh fiksi.

"Halah! gantengan aku," ujar Prince tak terima.

"Pede banget," cibir Laura.

"Ini fakta bukan pede," kata Prince bangga.

"Dih."

"Kenapa? suka ya punya pacar yang ganteng banget kayak aku?"

"Ishh, siapa juga yang mau jadi pacar mu bambank?"

"Elah, gengsi an, padahal suka," cibir Prince.

Laura memutarkan kedua bola mata nya malas, Prince itu memiliki tingkat kepedean yang sangat tinggi, walaupun memang benar, jika Prince sangat tampan.

Berdebat dengan Prince itu tak akan pernah berakhir, jadi Laura memutuskan untuk kembali fokus menonton film, tak memperdulikan Prince yang terus mengomel a.k.a dalam mode bayik.

Meoww.

"Come here Luca," seru Laura.

Melihat kedatangan Luca kucing kesayangannya, Laura segera menyuruh kucing itu naik ke atas sofa untuk duduk di sebelahnya.

Luca adalah kucing ras ragdoll, bulunya berwarna putih cerah dengan polet abu di kedua telinganya, bulunya sangat halus dan lembut, kucing itu juga sangat imut.

Luca menurut, kucing itu langsung lompat ke atas sofa, duduk menyender kepada Laura, dan langsung dipeluk oleh gadis itu, memangku nya.

"Ihh gemesss."

Cup, cup, cup.

Tidak kuat dengan kegemoyan Luca, Laura terus menciumi kucing tersebut, dan Luca pun hanya diam menerima segala bentuk kasih sayang yang diberikan oleh Laura.

"Babi, gue aja gak dicium sebanyak itu sama Lau," gumam Prince kesal.

Wajah Prince datar tanpa ekspresi, Ia sangat cemburu dengan kucing jelek itu, ingin rasanya Prince memasukan kucing itu ke dalam lubang besar yang dalam, memusnahkan nya.

"Udah jangan dicium terus, nanti bentol gara-gara digigit kutu nya," celetuk Prince dengan nada kesal.

"Ihh apa sih, Luca gak kutuan," sanggah Laura cepat.

Prince [END]Where stories live. Discover now