Extra Part 1

7K 297 4
                                    

9 Tahun Kemudian....

"PRINCE! JUNIOR!"

Teriakkan cempreng tapi menggelegar menggema di seluruh taman belakang rumah. Suara itu berhasil mengambil alih fokus dua manusia berjenis kelamin laki-laki berbeda usia yang sedang asik bermain di tengah taman tersebut, sontak keduanya menoleh ke asal suara.

Kedua bola mata Laura membulat sempurna, bahkan sekarang kedua tangan sudah berkacak pinggang, menatap horor dua sejoli yang suka sekali membuat ulah dan membuat kepala Laura seakan ingin pecah, perlahan tangan Laura memijat pelipis, meredakan pusing yang mendera.

"MAMA!"

Seorang anak berusia 6 tahun bernama Junior Baskara dengan wajah polosnya melambai-lambaikan tangan ke arah Laura, tak lupa di wajahnya terpatri senyum cerah secerah matahari siang ini.

Laura pun mau tak mau menghela nafas pelan, niatnya ingin marah, tapi Ia jadi tidak tega setelah melihat Sang anak, lalu pandangan Laura pun berpindah kepada sosok pria matang yang berdiri tepat di sebelah anak itu.

Tanpa sadar, Prince menelan ludah, refleks tangannya menjatuhkan selang air ke tanah, lalu menggaruk tengkuk, padahal tidak terasa gatal sama sekali.

Mampus, batin Prince nelangsa menyadari tatapan Laura yang tajam.

"Papa kenapa?"

Heran karena Mama dan Papa nya hanya diam, Junior sontak mendongakkan kepala, menatap Prince dengan wajah bingung.

"Sstt, Mama marah," bisik Prince pelan tak lupa meletakkan jari telunjuk di depan bibir.

Bibir Junior membentuk huruf O, Ia jadi menyadari jika Mama nya yang cantik tapi terkadang galak itu ternyata sedang marah, buru-buru Junior merapikan baju dan rambutnya yang basah, kemudian mengangkat tangan dan menunjuk ke arah Prince menggunakan jari telunjuk.

"Mama, Papa yang suruh Juju main air," adu Junior dengan wajah di polos-poloskan, padahal memang polos.

"JUJU! KOK PAPA SIH?" Protes Prince tak terima.

Walaupun ada benarnya, tapi tak seharusnya Junior melapor kepada Laura kan? pikir Prince. Tapi memang awalnya Prince lah yang menyemprot air kepada Junior, karena anaknya itu menakut-nakuti dirinya dengan katak, alhasil untuk mengusir katak di tangan Junior, Prince terpaksa menyemprotkan air lewat selang, dan akhirnya terjadilah perang air.

Kelopak mata Junior mengerjap beberapa kali, lalu mengendikan bahu nya acuh.

Kata Lord Gino, Juju harus selalu tumbalin Papa kalau Mama marah, biar Juju selamat, batin Juju tersenyum puas.

"Sudah! masuk ke rumah sekarang! kalian ini selalu saja membuat masalah!" marah Laura yang berusaha sabar.

Dengan isyarat lirikan mata, Laura menyuruh keduanya untuk segera masuk ke dalam, mereka pun menurut, Prince dan Junior mulai berjalan ke dalam rumah.

Tapi, saat tiba di ambang pintu, tempat Laura berdiri, Prince mendadak berlari ke arah istrinya.

"KAI...." panggil Prince semangat seraya membentangkan kedua tangan lebar, seolah mendambakan pelukan.

PLAK....

"Aduhh...."

Bukannya mendapatkan pelukan, Prince malah mendapat tamparan di lengan bagian atas, hal itu adalah ulah Laura.

Kedua mata Laura kembali melotot, Ia menatap sangar Prince yang berani-beraninya ingin memeluk anaknya yang kedua, padahal dirinya itu sedang basah kuyup.

"Lau...." rengek Prince.

Bibir Prince maju beberapa centi, Ia bahkan menggerak-gerakkan kedua bahunya merajuk. Semenjak menikah apalagi sesudah memiliki anak, Laura itu sangat berubah, Laura menjelma menjadi singa betina, apa-apa marah, dan yang selalu mendapat hukuman adalah dirinya ini, apalagi Prince hanya diam tak bisa melawan, karena jika melawan maka Prince akan habis dilahap singa betina itu.

"Mau buat anak aku basah?" tanya Laura menyeramkan.

"Ihh, Kai kan anak aku juga, kok gitu sih?"

"Jangan banyak tingkah, cepet masuk sana, mandi, dan jangan lupa mandiin Juju juga!" tegas Laura.

"Tap-"

"Okey, tidur di kamar tamu mal-"

"Oke-oke, kita mandi sekarang."

Raut merajuk Prince seketika hilang digantikan dengan wajah kaku, tanpa bicara lagi Prince segera menggendong Junior ala karung beras kemudian berlari secepat kilat masuk ke dalam rumah.

Kepala Laura menggeleng melihat tingkah Prince, lalu tak lama dari itu, Ia menundukkan kepala, mengusap puncak kepala putra keduanya yang sedari tadi memang berdiri di samping dirinya.

"Kai, kamu jangan kayak Papa sama Kakak kamu ya," ucap Laura.

"Iya Ma."

Kepala Kai mengangguk patuh, membuat Laura tersenyum lega. Jika Kai ikut-ikutan tengil seperti mereka, bisa-bisa darah Laura terus mendidih dan meledak nanti.

Entahlah setelah memiliki anak, Prince berubah semakin tengil, seakan Ia memiliki kawan untuk melancarkan aksinya, apalagi saat mengetahui sifat Junior yang sama-sama tengil, Prince semakin menjadi-jadi, padahal dulu Prince itu orang yang cool, bahkan saking cool nya sudah seperti kulkas. Tapi, itu semua hanya di dalam rumah, karena jika di luar, Prince akan kembali ke setelan awalnya, yaitu bringas.

"Ayo, Kai."

Laura menuntun tangan Kai, kemudian mengajaknya masuk. Berbeda dengan Papa dan Kakak nya, Kai atau lebih tepatnya Kaisar anak berusia 4 tahun itu merupakan anak yang pendiam dan penurut, tapi hanya menurut kepada Laura, karena Ia sering mengabaikan Papa nya.


***


"HUAAA....."

"Kenapa?"

Mendengar suara tangisan Junior yang sampai ke dapur, mau tak mau Laura mendatangi kamar Junior padahal Ia sedang memasak untuk makan malam.

"MAMA! MATA JUJU PERIH....HUA....."

"Astaga, kenapa bisa pakai bedak sampai kayak gini?" kaget Laura.

Mata Laura terbelalak tak kala melihat keadaan Junior, bagaimana tidak, seluruh permukaan wajah Junior penuh dengan bedak bayi, bahkan sudah seperti di cat saking putih nya.

"Kamu abis apain Juju?" amuk Laura ke arah Prince yang sedang memegang spons untuk bedak.

"Aku bedakin," polos Prince.

Lagi dan lagi, Laura memijit kepala pening, apakah tak bisa 5 menit saja rumah ini damai? rasanya ada saja hal yang membuat Laura ingin mengobrak-abrik seluruh rumah ini.

"Sayang, kenapa?" panik Prince.

Melihat Laura seperti merasa pusing, Prince melempar asal spons tersebut, kemudian menghampiri Laura yang masih berdiri, kemudian melingkarkan tangan ke bahu Laura, mengajak istri tercinta segera duduk ke atas ranjang.

"Gapapa," balas Laura setelah mereka duduk.

"Bohong, bilang sama aku, kamu kenapa?"

"Gapapa Prince."

"Jangan kayak gitu, bilang aj-"

"GARA-GARA KAMU!"

"Aduhh....shhh...."

Kedua mata Prince membulat sempurna tak kala pinggang nya dicubit oleh Laura, rasanya sangat pedas, perih dan panas.

"Lau ihhh," rajuk Prince.

"Kamu ini ya! gak bisa sehari aja rumah ini damai sentosa, hah? kamu selalu aja buat masalah! baru aja kamu buat Kai nangis karena Kai jatuh waktu diajarin sepeda, padahal Kai masih kecil gak boleh dulu main sepeda roda dua! dan sekarang kamu ajak Juju main air! gimana kalau Juju sakit nanti?" gerutu Laura mengeluarkan unek-uneknya.

Mendengar itu semua, Prince terdiam, memang nya Ia salah? Ia kan hanya ingin membuat anak-anaknya menjadi pria yang tangguh, tapi Prince segera menggelengkan kepala. Tak mau membuat Laura semakin marah, Ia segera mengusap perut Laura yang mulai buncit. Laura sedang hamil anak ketiga, kehamilannya memasuki bulan ke 9 bulan.

"Maafin aku ya," ucap Prince menyesal.

Laura hanya menghela nafas pelan membiarkan Prince mengusap perut nya, lalu mengangguk saja padahal Ia tau Prince hanya bicara di bibir saja, karena 15 menit lagi, Ia pasti akan mendengar hal yang mengejutkan lagi seperti yang sudah-sudah.

"Juju, sini sayang," titah Laura.

Junior berjalan pelan menuju Laura dan Prince, bibirnya mengerucut ke depan sangat menggemaskan, dengan lirikan mata tajam yang sesekali terarah kepada Prince, karena sudah membuat mata nya perih.

"Kasian anak Mama, sini Mama bersihin."

Penuh kelembutan Laura mengusap mata Junior, menghilangkan sisi bedak yang membuat mata Junior perih.

Dalam hati Prince menggerutu, lihatlah jika kepada anak mereka Laura sangat lemah lembut seperti ibu peri, tapi kepada dirinya ini sangat galak seperti mami tiri.

"Udah gak perih?" tanya Laura kepada Junior.

"Iya, udah gak perih, makasih Mama cantik," ucap Junior menggemaskan, tak lupa mengecup pipi Laura.

Senyum Laura mengembang, Ia membalas ciuman Junior ke pipi anak tersebut, lalu memeluknya penuh sayang.

"Sayang, aku gak di cium?" celetuk Prince merusak suasana.


***
.
.
.
.
GIMANA NI SPOILER NYA?

KALAU KALIAN MAU TAMBAHAN SPOILER, AYO IKUTAN PO YA TGL 20 FEBRUARI

NANTI AKAN ADA 10 EXTRA CHAPTER LOHH

.
.
.
.
UNTUK INFO PO BISA DI LIHAT DI
IG : idzahra__
.
.
.
TERIMA KASIH SEMUANYA
.
.
.

Prince [END]Where stories live. Discover now