14. Berkunjung

57.3K 3.9K 30
                                    

"Ke rumah dulu ya."

"Emang mau ke rumah kan?"

Laura nampak bingung dengan perkataan Prince, saat ini sekolah sudah bubar, dan mereka berdua berada di parkiran sekolah yang terbilang sepi.

"Ke rumah aku," balas Prince.

"Apa?" kaget Laura.

Setelah siap melajukan motor nya, Prince terkekeh kecil, melihat wajah terkejut Laura dari kaca spion, gadis nya itu selalu terlihat menggemaskan.

"Ngapain ihh?" sambung Laura dengan nada sedikit merajuk.

"Yaa, main aja."

"Gak mau, aku malu," tolak Laura.

"Gapapa, di rumah cuma ada Bunda, aku mau ngenalin kamu ke Bunda," ujar Prince santai.

Raut gugup mulai terlihat di wajah Laura, gadis itu bahkan menggigit ujung kuku nya, bagaimana bisa Prince memberitahu nya secara mendadak, jika Ia akan di kenalkan kepada Bunda nya. Benar-benar tanpa persiapan.

"Tapi-"

"Peluk," potong Prince cepat.

Laura yang masih gugup tidak menuruti Prince, alhasil cowok itu segera meraih kedua tangan Laura, melingkarkan tangan itu ke perut nya.

"Berangkat," ujar Prince semangat.

Motor yang dikendarai oleh Prince mulai meninggalkan area sekolah, Ia melajukan motor nya dengan kecepatan sedang, sedangkan Laura, Ia hanya menyenderkan kepala nya ke punggung Prince.

Laura sedang overthinking saat ini, Ia harus bagaimana nanti saat bertemu dengan Bunda Prince, apalagi Ia masih memakai seragam, kan tidak enak nanti dengan Bunda nya Prince.

Tapi, ingin menolak pun akan sia-sia, karena jika Prince sudah berniat melakukan sesuatu, maka sesuatu tersebut harus terlaksana.

30 menit berlalu...

Motor sport milik Prince terparkir sempurna di sebuah halaman rumah yang luas. Laura yang melihat nya pun sampai terbengong, bagaimana tidak, rumah itu lebih terlihat seperti villa, sangat besar dan mewah.

"Turun sayang," titah Prince.

Tersadar dari lamunan nya, Laura segera meraih uluran tangan Prince, kemudian turun dari motor.

"Gak usah takut, Bunda aku baik," kekeh Prince.

"Kamu kok ngasih tau nya mendadak sih," dumel Laura.

"Kalau jauh-jauh hari, takut nya kamu gak mau," balas Prince santai.

"Isshh."

"Ayo masuk."

Prince menggandeng tangan kanan Laura, Ia menuntun gadis itu melewati pekarangan rumah yang penuh dengan berbagai macam bunga, untuk sampai ke pintu utama yang di desain tinggi.

Ceklek....

Pintu tinggi itu terbuka, menampilkan suasana rumah yang terkesan mewah dan indah. Laura sampai dibuat terkagum, apalagi melihat berbagai furniture yang melengkapi rumah bercat putih tulang tersebut.

Rumah yang ditinggali Prince dan keluarga nya bergaya Eropa klasik.

"BUNDAAA..."

Tiba-tiba Prince berteriak memanggil Sang Bunda, Laura yang berada di samping nya pun sampai terkejut, dan langsung menoleh. Refleks, tangan nya menepuk bahu cowok itu.

"Jangan teriak-teriak," tegur Laura.

"Maaf sayang."

Kepala Laura menggeleng, ternyata jika di rumah nya sendiri, Prince sangat kekanak-kanakan.

Prince [END]Where stories live. Discover now