41. ⚠️

40.6K 2K 39
                                    

️⚠️PART INI MENGANDUNG ADEGAN KEKERASAN DAN KATA-KATA KASAR⚠️
.
.
.

Hari berganti begitu pula dengan langit yang sudah berubah gelap gulita. Semilir angin menemani langkah Prince dan Brama yang sedang memasuki sebuah Villa besar di tengah hutan yang jauh dari pemukiman.

Derap langkah Ayah dan anak itu membuat para penjaga alias bodyguard di sana menundukkan kepala sebagai tanda hormat, kira-kira ada 6 orang yang berjaga di Villa tersebut.

"Malam Tuan."

Salah satu bodyguard bernama Yogi menyapa Brama dan Prince, lalu tak lama kemudian Ia membukakan pintu besar yang di jaga nya setelah mendapat isyarat dari Sang Bos.

"Bau busuk," gerutu Prince.

Setelah Prince memasuki ruangan tersebut, refleks wajahnya mengerut kesal sesekali tangan nya pun mengibas-ngibas depan wajah nya menghalau bau tak sedap yang masuk kedalam indra penciuman nya.

Mengabaikan Prince, Brama berjalan santai semakin masuk ke dalam, lalu menyalakan saklar lampu yang ada di dekat lemari kaca berisi berbagai macam senjata tajam dan senjata api koleksi nya, membuat ruangan gelapa nan pengap tersebut sedikit cerah.

"Iuhh, menjijikkan," gumam Prince.

Kening Prince semakin mengerut jijik, melihat ada segerombolan anak muda berjenis kelamin laki-laki yang duduk lesehan dengan tangan terikat di depan nya, siapa lagi jika bukan Pedro, Rigel, Delon, dan teman nya yang lain.

Mereka mengerjapkan mata mereka, merasa silau dengan cahaya lampu yang tiba-tiba menyala, bahkan mereka sesekali meringis merasakan sakit di sekujur tubuh nya karena luka dan lebam yang belum diobati dari dua hari yang lalu.

Apalagi Pedro, di wajahnya yang pas-pas an itu masih terdapat jejak-jejak darah yang mengering.

"Prince?" gumam Delon.

Delon menatap Prince penuh harap, Ia bahkan seolah melihat malaikat yang datang untuk menolong nya, tapi sayang, Prince seakan enggan menatap Delon, membuat harapan Delon lenyap.

"Prince, maaf, gue beneran gak ada niat buat-"

"Bacot," sentak Prince, "gue gak bakal terenyuh sama cerita adik lo yang hamil itu," lanjut nya tak suka.

Delon menelan ludah nya susah payah, ternyata Prince sudah mengetahui tentang alasan nya menculik Laura, tapi sepertinya Prince sama sekali tak iba kepada nya.

Tentu saja Prince mengetahui hal tersebut, karena Laura sempat memberitahukan nya kemarin, dan itu berhasil membuat amarah Prince sempat terpancing, karena Laura malah menyuruh Prince memaafkan Delon, karena Delon mempunyai alasan yang cukup masuk akal.

Prince sama sekali tak setuju dengan hal tersebut, karena menurutnya, tak ada alasan apapun untuk Prince membalas semua orang yang sudah mengusik nya, apalagi mengusik Laura.

Kenapa Ia harus tak tega kepada orang yang sudah tega mengkhianati kepercayaan dirinya.

"Wajah-wajah kalian menjijikan," gidik Prince.

Prince menatap mereka satu-persatu, orang-orang yang selalu mengusik hidup nya.

"Sudahlah, langsung saja, Ayah masih punya banyak urusan," celetuk Brama jengkel.

Dari tadi Brama menunggu Prince untuk melakukan apa yang diinginkan anak nya tersebut, tapi Prince malah membuang-buang waktunya yang sangat berharga ini.

Prince menatap Sang ayah sekejap, lalu menganggukkan kepala nya mengerti, tak lama kemudian Prince memanggil para bodyguard yang memang sudah bersiap di luar pintu, lalu menyuruh mereka memegangi masing-masing satu orang.

Prince [END]Where stories live. Discover now