PROLOG

3.5K 293 31
                                    

Halo halo hai readers ku yang baru/lama ^^

Bagi readers baru, aku mau kenalan dikit gapapa kali ya :D

Panggil aku El, tbh aku lebih suka dipanggil El daripada dipanggil "thor/author" 😀

Ini cerita fantasi aku yang ketiga, tapi mungkin yang berhasil baru ini aja ... do'ain yan:D

Fantasy-action-romance, perpaduan genre itu ada di cerita STELLA ini ( ◜‿◝ ) semoga kalian suka dan jangan lupa kasih aku dukungan <3

DISCLAIMER ‼️

Cerita ini hanya fiktif belaka. Tidak bermaksud menyinggung atau menghasut pihak mana pun. Beberapa adegan hanya untuk hiburan semata dan silakan ambil manfaatnya. Penulis menegaskan agar kalian tidak meniru adegan-adegan yang sekiranya tidak senonoh/menyalahi aturan. Mohon bijak dalam membaca dan menindaklanjuti bacaan.

Sekali lagi, cerita ini TIDAK MENGANDUNG UNSUR HASUTAN kepada pembaca jika sekiranya terdapat adegan yang kurang berkenan.

********************************

"Hosh! Hosh!"

Sang Ratu begitu tergopoh berlari seraya membawa putrinya yang baru lahir. Nasib buruk harus menimpa dirinya, suaminya, juga pada bayinya. Baru saja lahir ke dunia, bayi itu harus langsung merasakan pengasingan.

Semua bermula di saat detik-detik kelahiran sang putri. Petir dan hujan beriringan menaungi kerajaan. Seakan ikut menambahkan suasana tegang. Tepat tatkala bayi itu lahir, petir mulai tenang, rinai pun berhenti menerjang. Digantikan dengan fenomena bulan purnama indah nan bercahaya terang. Berbeda dengan petir dan hujan, bulan purnama itu seperti ikut menambah suasana kegembiraan bagi keluarga kerajaan yang baru saja dianugerahi seorang anak.

"Putrimu, dia sangat cantik, Yang Mulia," puji seorang tabib yang membantu proses persalinan sang ratu. Ia membiarkan raja mengambil alih gendongan bayi di tangannya. "Bahkan bayimu bersinar seperti emas."

Ya, badan bayi itu mengeluarkan sinar. Rambutnya pirang seperti rambut raja. Namun, sinar di tubuhnya sama sekali tidak menyilaukan mata.

"Ya, aku tahu. Dia secantik bulan purnama yang terpampang malam ini. Setelah sembilan bulan tidak terjadi bulan purnama, akhirnya malam ini terjadi juga. Aku sangat tersanjung karena bulan itu muncul ketika anakku lahir."

Kamar raja kedatangan seorang perdana menteri ketika sang raja tengah menimbang bayinya. Raja mempersilakan perdana menteri kepercayaannya itu masuk dengan perasaan gembira.

"Selamat atas kelahiran Tuan Putri, Yang Mulia," ucap perdana menteri seraya memberi hormat pada raja juga putrinya.

"Terima kasih, Menteri. Apa ada kabar yang ingin disampaikan?"

"Ya, Yang Mulia. Namun ini kabar buruk, dan ada kaitannya dengan Tuan Putri. Maaf jika harus mengacaukan situasi yang sedang bahagia ini, tetapi mau tidak mau aku harus menyampaikannya pada Yang Mulia Raja dan Yang Mulia Ratu," sesal perdana menteri.

Sang Raja mulai gelisah. Senyuman di wajahnya memudar seketika. Meski begitu, ia harus profesional dan bijaksana. Sekalipun kabar buruk itu harus merusak kesenangannya. "Katakanlah."

"Menurut kitab Anteceste, kitab yang membahas segala fakta berkenaan dengan leluhur suci, jika ada bayi yang lahir dalam keadaan tidak biasa dan diiringi peristiwa luar biasa, maka dia merupakan titisan leluhur suci istimewa. Para pakar menafsir, anak ini bisa menyelamatkan Zeros yang kedamaiannya sedang dipijak. Tabiat hidupnya adalah berkorban. Bukan seperti tuan putri pada umumnya yang dimanjakan harta dan perhiasan. Anak ini istimewa, ia memiliki darah leluhur suci eksklusif, darah yang istimewa. Titisan leluhur suci ialah anak yang dilahirkan untuk menjadi orang terpenting, pemegang kunci keselamatan seluruh jagat raya," jelas perdana menteri.

"Bukankah aku juga titisan leluhur suci? Mengapa bukan aku saja yang menjadi penyelamat Zeros?" ucap sang Ratu.

"Ya, Yang Mulia Ratu juga titisan leluhur suci, tapi darah itu tidak mengalir kuat di tubuhmu. Yang Mulia Ratu hanya keturunan biasa, sedangkan anakmu keturunan istimewa. Selama bertahun-tahun, keturunan seperti ini baru muncul lagi. Ia hidup untuk mengabdi kepada Zeros."

Zeros merupakan pulau termakmur. Namun, pada saat kekuasaan Zeros digenggam oleh Ratu Sinorifada, Zeros bukan lagi wilayah yang sejahtera. Keharmonisan Zeros seringkali terancam karena Ratu Sinorifada begitu berambisi pada kekuasaan. Ia mencuri pusaka sakti Zeros, bintang putih. Selama bintang putih itu di bawah kendali Ratu Sinorifada, kemakmuran dan keselamatan Zeros terancam hancur.

Lebih dari sepuluh tahun bintang putih itu berada dalam genggaman Ratu Sinorifada. Dari generasi ke generasi, tidak ada pangeran, kesatria, bahkan raja mana pun yang berhasil merebut kembali pusaka sakti tersebut. Zeros dilanda kehancuran. Telah banyak juga pejuang dan raja yang gugur.

"Apa maksudmu, putriku ditakdirkan untuk melawan Ratu Sinorifada dan merenggut bintang putih?"

"Ya, benar sekali, Yang Mulia. Anak titisan leluhur suci istimewa ditakdirkan untuk menjadi tangan kanan dunia."

Bibir raja bergetar. Merasa kaku untuk mengucapkan patah kata lagi. Padahal ia sangat berharap bisa memanjakan putrinya dengan segenap kasih sayang tiada tara. Namun, semesta berkehendak lain. Ternyata putrinya merupakan pemegang masa depan Zeros.

"Kenapa harus putriku? Kenapa tidak pangeran-pangeran lain yang lebih tangguh? Anakku, dia hanya perempuan lemah," kesah sang ratu.

"Dia bukan perempuan lemah, Ibu Ratu. Dia akan terlahir menjadi perempuan hebat yang menguasai aneka kekuatan," gubris sang perdana menteri.

Mau bagaimana pun, anaknya adalah seorang perempuan. Kodratnya adalah dijaga, bukan menjaga. Sang ratu masih tidak terima dengan takdir yang telah ditetapkan ini. Namun, mau bagaimana lagi? Takdir sudah ada yang mencetuskan. Mau tidak mau ia harus menerima ketetapan semesta.

"Kalau begitu, akan kuberi nama Stella. Selain terlahir cantik, putriku akan menjadi wanita paling tangguh di seluruh Zeros. Wajahnya akan bersinar-sinar seperti bulan purnama," lantang Raja dengan bangga.

Begitulah cuplikan kejadian beberapa jam lalu. Sang ratu tak henti-hentinya menangisi nasib Stella yang harus berada jauh dari pelukannya. Ia terpaksa harus melepas Stella selama tujuh belas tahun. Karena dikhawatirkan akan menjadi incaran Penyihir Sinorifada karena anak itu ditakdirkan untuk bertarung dengannya. Maka sebisa mungkin sang ratu mengantarkan Stella pergi sejauh mungkin dari Zeros.

Di sinilah ratu berada sekarang. Jurang Fhal. Ratu kemudian membacakan mantra untuk membuka portal yang akan mengirimkan Stella ke tempat yang sangat jauh. Melalui perantara Jurang Fhal, Stella akan ditujukan ke tempat antah-berantah yang jejaknya tidak akan bisa dilacak oleh Ratu Sinorifada.

*******************************

Wih kira-kira Stella mendarat di mana ya? 🤔

Eits! Kamu belum vote komen 😏
Jangan skip dukunganmu

See you on next chapter!

STELLA || The Future Holder of Zeros [✔]Where stories live. Discover now