7. SALAH TINGKAH

1.3K 178 10
                                    

Setelah berkeliling istana, mereka semua diberi kesempatan untuk beristirahat dan menikmati fasilitas istana Cofus yang mewah. Jarak dari Cofus ke Punente cukup jauh sehingga Valerie dan Valerio diperkenankan untuk menginap. Henrick membawa mereka ke ruang makan. Stella juga diajak tetapi menolak dengan alasan mempunyai urusan yang lain.

Ketika teman-temannya sibuk dengan urusan mereka, maka kesempatan bagi Stella untuk mengunjungi tempat rahasia yang terletak di kamar orangtuanya. Namun, selama lima menit menelusuri tiap sudut kamar ini, Stella tidak menemukan apa pun. Tidak ada pintu yang terlihat atau tombol yang bisa menunjukkan letak tempat rahasia tersebut.

Stella memutuskan untuk bercermin dan merapikan rambut panjangnya. Gadis itu terkagum dengan model cermin di hadapannya. Pinggiran cerminnya dilapisi permata yang berkilau-kilau. Bentuknya elips, ukurannya sangat besar. Tangan Stella menjamah sisi cermin yang menghipnotisnya untuk terus memandang. Sampai suatu saat, tangan Stella seperti meraba sebuah besi seukuran kepalan tangan. Stella refleks melihat ke belakang cermin yang hanya menyisakan celah sebesar tiga senti. Tangan Stella seperti menemukan sebuah tuas. Dengan hati-hati, Stella menggeser tuas tersebut ke arah berlawanan.

"Waaahhh!" Mulut Stella terbuka lebar. Ternyata tuas itu adalah kunci untuk menggeser cermin. Sekarang cermin itu bisa Stella singkirkan dari tempat semula.

Ternyata cermin itu adalah pintu menuju tempat rahasia yang ratu Aurin maksud. Kaki Stella melangkah gontai memasuki tempat rahasia di balik cermin tersebut. Isi ruangan ini seperti perpustakaan tua serta kuno. Stella terpana dengan jejeran buku yang terlihat rapi. Namun sedikit berdebu saat Stella sentuh.

"Apa yang harus aku lakuin?" monolog Stella. Ia berbicara menggunakan bahasa Indonesia yang biasa ia gunakan.

Buku-buku ini ditulis dalam bahasa Ploka. Stella bisa langsung paham karena ia asli penduduk Zeros dan otomatis bisa menguasai bahasa Ploka. Itulah yang dijelaskan perdana menteri Anantha tadi. Itu merupakan salah satu keistimewaan Stella yang terpendam.

Sejarah Anting Bulan Purnama

Mata Stella fokus pada judul buku tersebut. Letaknya ada di rak atas dan Stella perlu tiga kali lompat untuk bisa mendapatkannya.

Setelah buku itu berhasil diraih, Stella duduk di karpet. Ruangan ini memang tidak ada kursi tetapi ada meja berbentuk bundar.

Stella membuka halaman demi halaman buku tersebut sambil mencari bacaan yang menarik. Di halaman awal hanya mencantumkan fakta terkait sejarah dibuatnya anting itu hingga bisa menjadi turun temurun. Kemudian dari apa bahannya dan proses pembuatannya. Menurut Stella hal seperti ini tidak perlu ia ketahui lebih dalam.

Tiba di halaman lima puluh enam barulah Stella menemukan fakta yang ia cari. Tentang kegunaan anting bulan purnama yang sekarang terpasang di telinganya.

Anting bulan purnama merupakan pusaka tak terkalahkan. Banyak fungsi yang dapat menguntungkan pemiliknya dari generasi ke generasi. Namun, hanya untuk keturunan leluhur suci istimewa saja. Para pewaris anting ini adalah leluhur suci, tetapi tidak semua istimewa.

Anting ini bisa menjadi penguat kekuatan penggunanya. Bila pemakainya mewarisi kekuatan tertentu, maka anting ini bisa menggandakan kekuatannya tiga kali lipat. Pada saat bulan purnama, kekuatan anting ini bertambah menjadi sepuluh kali lipat.

Tidak hanya itu, keturunan leluhur suci istimewa bisa menggunakan anting ini sebagai portal. Portal ke mana pun yang hendak dituju. Dengan syarat pemiliknya pernah berada di tempat tersebut, maka tempat tersebut bisa dijangkau kembali hanya dengan portal. Jika pemilik anting ini hendak menuju suatu tempat tetapi tidak pernah mengunjungi tempat itu, maka tidak akan berfungsi.

STELLA || The Future Holder of Zeros [✔]Where stories live. Discover now