3. ANAK TIDAK BERGUNA

1.2K 182 16
                                    

Awal-awal, masih kerasa kayak genre teenfict biasa :D tunggu aja, ya, hehe ❤

Oh iya, bestie, buat yang muslim ... prioritaskan ibadah sebelum baca cerita ini 💕

**********************************

Jika tengah melamun, Stella selalu menanyakan hal-hal sebarang kepada dirinya sendiri. Salah satunya, "Mengapa aku harus dilahirkan dan hidup kalau aku harus menjalani hari sebagai anak tidak berguna?" Tangannya hanya bisa merusak, mulutnya tidak mampu membela diri, badannya hanya bisa merepotkan. Lantas apa lagi gunanya kehidupan untuk Stella?

Satu-satunya alasan untuk Stella bertahan hidup adalah bunuh diri itu dosa besar.

"ARRGGGHHHH!!" Stella meremas rambutnya. Ia memukul kepalanya sendiri karena memikirkan hal yang seharusnya tidak dipikirkan.

"Stella, kamu kenapa? Sakit kepala?" heran Zenia ketika mendengar Stella mengerang seperti kerasukan.

"Nggak. Nggak apa-apa."

Bisik-bisik panas pun mulai terjadi. Semua murid di kelas menyoroti Stella yang tiba-tiba berisik. Padahal suasana kelas sedang tenang, bahkan tidak ada suara sedikit pun.

"Makin aneh aja si Stella."

"Penyakitnya udah sembuh lagi, padahal baru dua hari. Sekarang tiba-tiba teriak kayak orang sinting."

"Jadi takut aku punya teman kayak Stella."

"Emang dasar anak aneh."

Dikarenakan suasana kelasnya menjadi ribut, Salzah berdiri kemudian mendekati bangku Stella. Langkah demi langkahnya berhasil membungkam satu persatu mulut seisi kelas. Salzah memasang tampang serius yang tidak bisa ditebak itu ekspresi apa.

"Kamu kenapa lagi, Stella?" tanya Salzah dingin.

"Maaf, kepala aku mendadak pening tadi."

"Sampai harus teriak dan bikin suasana kelas gaduh?"

Stella diam, menatap Salzah dengan tatapan datar. "Aku minta maaf."

"Udahlah, Salzah. Stella udah minta maaf. Jangan lontarin banyak pertanyaan yang bikin Stella makin pening," lerai Zenia. Ia kesal dengan perilaku Salzah yang berlebihan.

"Atas perintah wakil ketua kelas, kamu ke UKS sekarang. Istirahat sampai baikan," tutur Salzah pada Stella.

"Aku nggak sakit, cuma tadi tiba-tiba pening aja. Sekarang udah nggak apa-apa, kok. Aku janji nggak bakal teriak kayak tadi lagi."

Tolong, satu hari saja bebaskan dia dari perintah Salzah. Terlalu diatur membuatnya muak apalagi kalau cuma masalah sepele seperti tadi.

---oOo---

Saat jam istirahat, Stella dan kedua temannya menggunakan waktu mereka untuk mengerjakan tugas diskusi. Mau tidak mau harus selesai karena dikumpulkan hari ini. Terpaksa mereka mengorbankan waktu untuk makan, bergurau, dan bersantai.

"Stella, coba tolong kasih garis bagian ini sama ini," perintah Riva. Stella mengangguk.

Tangan Stella lihai menggambar garis sesuai yang Riva ingin.

"Eh, bukan vertikal. Tapi horizontal," tegur Riva.

"Oh, oke maaf." Stella segera mengambil penghapus.

Brek!

Argh! Stella merutuki tangannya sendiri karena terlalu kuat. Akhirnya menyebabkan kertas tugasnya sobek dan terpaksa harus mengulang dari awal.

STELLA || The Future Holder of Zeros [✔]Where stories live. Discover now