6. Bikin Bayi

417K 28.4K 5.4K
                                    

Jangan lupa vote dan komennya

Happy Reading💛!

******

"Ya udah Za, Mama sama Papa mau pulang dulu ya?" pamit Nadira menatap Alezra dan Ayyara bergantian.

"Loh Ma, Ayya kira mau nginep. Kok langsung pulang?" ujar Ayyara.

"Mama gak mau ganggu kalian. Mama sama Papa ke sini, cuma mau mastiin kalo rumah tangga kalian itu baik-baik aja," ucap Nadira, membuat Ayyara manggut-manggut pelan.

"Za, kamu harus kurangin keluyuran kamu. Kalo mau kumpul sama anak geng motor kamu, jangan malam-malam. Kasihan istri kamu nanti," ujar Arga mengingatkan.

Alezra pun manggut-manggut mengerti. "Iya Pa," jawabnya dengan nada malas.

"Udah awas ih, masih nempel-nempel terus." Nadira menjauhkan kepala Alezra dari dadanya. Cowok itu masih saja manja dan ingin diperlakukan layaknya anak kecil.

"Mama udah gak sayang sama Eza?" tanya Alezra memasang wajah cemberutnya. Dia paling tidak suka, jika ibunya menolak sikapnya seperti ini.

Nadira terkekeh pelan, seraya mengacak rambut Alezra. "Kamu tuh udah jadi suami, Za. Manja-manjanya sama istri dong."

Alezra lantas jadi melirik pada Ayyara. Sementara gadis itu langsung tersenyum manis, dengan kedua alisnya yang naik turun, menggoda.

Alezra bergidik ngeri, melihatnya. Cowok itu pun kembali menatap ibunya. "Jangan bikin adik," ucapnya terlihat begitu takut, jika kasih sayang orangtuanya akan direbut.

"Katanya tadi nyuruh. Iya kan Pa?" ujar Nadira yang langsung diangguki oleh Arga.

Alezra menggeleng. "Gak mau. Eza gak mau punya adik Ma!" kesalnya hampir ingin menangis.

Nadira tertawa, melihat wajah Alezra yang menggemaskan. Wanita itu pun kemudian menangkup wajah Alezra, membuat kedua pipi cowok itu jadi mengembung. "Iya, Mama gak bakal bikin adik."

Mata Alezra langsung berbinar mendengarnya. "Beneran ya Ma? Eza bakal marah, kalo sampai ada bayi di perut Mama!" kesalnya, seraya menepuk pelan perut ibunya itu.

"Tapi ada saratnya," lanjut Nadira, membuat Alezra langsung menatapnya. Wajah cowok itu terlihat bingung, dengan ekspresi ibunya.

"Apa?" tanya Alezra.

"Harus bikin debay sama Ayya," ucap Nadira seraya melirik pada Ayyara. Gadis itu yang sedari tadi mendengarkan topik pembicaraan pun lantas langsung mengerjapkan kedua matanya.

Alezra sontak menoleh pada Ayyara. Dia memandangi gadis itu cukup lama, lalu kembali menatap ibunya. "Ma, Eza kan masih sekolah."

"Bentar lagi lulus, Za. Sebelum perut Ayyara membesar pun, kalian udah lulus sekolah," ujar Arga.

Alezra tetap menggeleng. "Eza gak mau."

Nadira mengusap rambut Alezra. "Ya udah, pilihannya cuma ada di tangan kamu. Mau punya adik, atau bikin debay sama Ayya."

Alezra langsung terdiam, dengan wajahnya yang terlihat frustasi. Kenapa orangtuanya jadi memaksanya seperti ini? Menyentuh Ayyara saja belum. Masa dia langsung cetak bayi?

ALEZRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang