5. Testpack

42.4K 2.3K 10
                                    

'Sudah terbawa hati'
...
2
8
2
...




"Nay tarik ucapan nay tadi ya mbak, maaf sempat buat mbak vanya kecewa,"

'Makasih nay, saya harap kamu bisa bertahan,'

"Nay pasti bertahan mbak, mbak tenang aja."

'Sekali lagi makasih nay, aku tutup telfonnya ya nay,'

Panggilan terputus sebelah pihak, Nayla melirik Arlan disampingnya senyuman lelaki itu merekah bahagia.

"Thank you.''

Nayla mengangguk.

Akhirnya Arlan bisa bernafas lega, setidaknya ia tau bahwa Vanya pasti bahagia disana

"Mas arlan mau kemana?" Tanya Nayla melihat Arlan bangkit dari duduknya
"Vila."

Nayla mendengus kesal. "Aku laper!"

"Ya terus? Cari makan sendiri aja, lo udah buat gue repot hari ini." Tukas Arlan kemudian melanjutkan langkahnya kembali menuju Vila

"Tau gitu ga usah dimaafin biar mohon-mohon sekalian!"

"Apa lo bilang?!" Arlan balik arah, menatap Nayla dengan kesal

"Bukan apa-apa!"

Arlan berdecak, "Mau makan apaan?"

Nayla kembali sumringah. "Apa aja yang bisa dimakan."

"Waktunya cuman setengah jam, gue ga mau lama-lama sama lo!" Nayla hanya mengangguk seraya mengikuti langkah kaki Arlan

"Woah, romantic! Your wife is beautiful, take care her." Arlan mengangguk menanggapi bule itu

Pada akhirnya Arlan hanya diam menemani Nayla makan disebuah restoran dibibir pantai ini.

"Mas boleh pesen ininya lagi?" Pinta Nayla dengan sisa makanan dimulutnya

"Ayam betutu nya lagi?"

Nayla mengangguk antusias. Arlan memesan lagi untuk ketiga kalinya.

Melihat Nayla yang makan dengan lahap sudah cukup membuat Arlan kenyang, bahkan rasanya eneg.

"Yang lo pake itu kemeja gue?" Nayla menunduk melihat pakaiannya sendiri
"Iya."

"Siapa yang ngizinin?"

"Ga ada, ya abisnya bingung mas pake apa masa iya pake baju dinas? Bisa digrebek bule aku!"

Arlan terkekeh sinis. "Mana ada bule yang mau sama lo!"

"Yang mau cuman mas arlan soalnya ya?" Arlan menghentikan kekehannya seketika

"Ga usah dibahas, anggap aja ga pernah ada apa-apa!" Sentak Arlan

Nayla diam, memilih untuk menghabiskan makanannya.

Setelah kenyang mengisi tenaga kini Nayla menarik Arlan untuk masuk kedalam sebuah toko baju.

"Gue ga bawa uang cash!"

"Kan bisa pake debit!"

"Gue males nungguin lo belanja!"

"Aku ga akan milih, ambil langsung bayar!"

Arlan menghembuskan nafas kasarnya kemudian terpaksa mengambil keranjang yang sudah Nayla persiapkan.

"Ayo cepetan!"

"Jangan sentuh gue!" Tolak Arlan.

Terserah yang penting, Nayla belanja!

Nayla menepati ucapannya, berjalan dan mengambil pakaian yang menarik untuknya tanpa memilih warna, ukuran ataupun harga.

282 day [PO]Where stories live. Discover now