24. Arlan dan kesetiaannya

26.8K 1.7K 30
                                    

'Terlalu banyak drama sampai kamu buta bahwa dia tidak setia.'

..
2
8
2
..


Kedua kaki berjalan cepat memasuki sebuah gedung besar, matanya menelisir setiap manusia yang ada dihadapannya dan begitu menangkap yang ia cari ia segera berteriak,

"Arlan!"

Waktu seperti terhenti seketika, semua tatapan tertuju pada Nayla yang berjalan menghampiri Arlan tanpa dosa.

Arlan menatap Nayla dengan tidak percaya, begitupun Tian yang seketika langsung menjatuhkan berkas-berkas dari tangannya.

"Aku mau bicara!"

Arlan menoleh kesekelilingnya, ia berdehem berusaha menampilkan wajah tenang dengan pikiran mencari alasan.

"Ah stela, tolong siapin ruang arlan untuk kita bicara, dia sponsor yang mengkritik proyek kita dibandung." Ucap tian seolah mengerti suasana

Arlan menghembuskan nafas leganya, tatapan semua orang mulai berubah pada bos besar itu.

"Iya pak."

Setelah berada di ruangan arlan tatapan tajamnya yang sedari tadi disembunyikan perlahan ia keluarkan.

"Ada apa nay? Satu kata lo tadi bisa hancurin semuanya!" Sentak arlan frustasi

"Maaf, nay mau bicara."

"Yaudah lan, soal proyek kita undur dulu aja, gue cabut." Ucap tian seraya menepuk punggung arlan, sebelum benar-benar pergi ia masih sempat mengedipkan matanya pada Nayla

Arlan mendaratkan bokongnya di single sofa, karna nayla ia hampir kehilangan semuanya tapi Arlan sadar ia tidak bisa menekan Nayla.

"Lo mau ngomong apa?"

Nayla menatap Arlan dalam-dalam, menghembuskan nafasnya kemudian berkata. "Mbak Vanya selingkuh."

Arlan mendongkak, menatap nayla dengan raut wajah heran.

"Nay serius, mbak vanya selingkuh, nay liat sendiri!" Ucap nayla berusaha meyakinkan Arlan

Arlan terkekeh pelan. "Lo udah hampir bikin reputasi gue hancur, sekarang lo ngomong yang enggak-enggak, lo salah minum obat apa gimana?"

"Nay serius mas, nay liat sendiri mbak vanya selingkuh!"

Arlan bangkit dari duduknya berjalan mendekati Nayla kemudian mencubit pipi chuby Nayla dengan gemas.

"Mas, nay serius."

"Selingkuh sama siapa nay?"

"Sama mas gilang." Arlan kembali terkekeh

"Lo kalo mau stres ntar aja abis lahirin anak gue, ya?"

"Kayaknya mas arlan yang stres deh," Celetuk Nayla

"Kok gue yang stres?"

"Nay ngomong jujur! Mbak vanya selingkuh sama mas gilang, nay liat mbak vanya keluar dari hotel sama mas gilang, nay juga liat chat mbak vanya dihp mas gilang!" Ucap nayla menjelaskan

"Wow," Nayla dan Arlan sontak melirik keasal suara itu

Vanya berdiri diambang pintu dengan tatapan terkejutnya.

"Kamu nuduh saya selingkuh?" Vanya berjalan menghampiri Nayla

"Nay ga nuduh! Nay liat sendiri!" Keukeh nayla

"Udah-udah, nay lo pergi dari sini sekarang." Usir arlan berusaha menyelesaikan keributan, ia benci ada keributan di kantornya.

"Mas, percaya sama nayla mbak vanya selingkuh mungkin juga udah main sama mas gilang!"

Plak!

Nayla menyentuh pipinya, panas menjalar hingga ia tidak mampu lagi berkata.

"Saya udah cukup sabar sama kamu ya nay, tapi apa yang kamu omong itu keterlaluan! Jangan samain saya sama kamu!"

Arlan menatap nayla dengan iba, jelas terlihat pipi nayla yang memerah akibat tamparan dari istrinya.

"Nay posisi kamu itu cuman--" Arlan menggenggam tangan Vanya, menghentikan perkataannya.

"Nay, pergi dari sini sekarang." Tekan arlan lagi

"Mbak vanya selingkuh mas, mungkin skandalnya udah jauh dari perselingkuhan!" Ucap nayla tanpa jera

"Mas, cuman orang bodoh yang percaya apa kata nayla! Buat apa aku selingkuh sama gilang yang jelas-jelas pasti kamu yang menang segalanya?!" Balas vanya dengan oktaf suara yang meninggi

Nayla menggeleng berusaha menyangkal semuanya. "Cuman orang bodoh yang ga bisa liat kalo mbak vanya banyak drama!"

"Kurang ngajar ya kamu nay! Kamu berharap apa? Mas arlan jadi milik kamu seutuhnya?!" Sentak vanya

"Nay cuman berharap kalo mas arlan tau drama--"

"Stop nay," Arlan menatap nayla dengan tajam, jelas nayla hanya mampu menelan salivanya tanpa berkutik

"Udah cukup lo maki-maki vanya, nuduh dia dengan omongan ga guna itu." Ucap arlan tegas

"Nay ga nuduh, nay--"

"Vanya bukan perempuan kayak lo, pergi dari sekarang." Potong Arlan

Nayla terdiam seperti sebilah pisau yang baru saja memotong pita suaranya. Kalimat arlan kali ini benar-benar menusuk kerelung hatinya.

Tes

Nayla berbalik, meninggalkan ruangan Arlan dengan rasa sakit. Ia tidak menyangka bahwa akhirnya ia akan mendapat hinaan juga.

Arlan menghempaskan dirinya ke sofa, ia memijat pelipisnya karna pening.

"Aku ga nyangka nayla bisa ngomong sejahat itu sama aku, hiks." Arlan mendekat kearah Vanya, memeluknya dan mengecupnya penuh kelembutan

"Jangan nangis," Kata arlan

"Kenapa nayla sejahat itu mas? Padahal apa yang dia mau udah aku turutin," Vanya terisak dalam pelukan arlan

"Dia pasti mau rebut kamu dari aku, makanya dia nuduh aku, mas..hiks!"

Arlan membelai lembut rambut Vanya. "Sttt, aku punya kamu, aku juga ga percaya sama apa yang dia bilang, ga usah dipikirin ya?"

Vanya melepaskan pelukannya, menatap Arlan kemudian mengecup bibirnya sebentar. "Tolong tetap sama aku mas, tolong jangan terpengaruh sama omongan Nayla, aku takut kehilangan kamu."

Arlan mengangguk. "Sepenuhnya kepercayaan aku punya kamu."

Vanya mengangguk kembali masuk kedalam pelukan Arlan, perlahan ujung bibirnya terangkat, ia tersenyum penuh makna namun batinnya berkata,

'Okey nayla, welcome to the game!'

~282~
Happy reading, plisss komen dan vote nya yaaaaaaaaa!!!!
Ilopyu.




282 day [PO]Where stories live. Discover now