25. Ratu Drama

25.4K 1.8K 16
                                    

..
2
8
2
..

"Nayla, ayo pulang."

Nayla menoleh kesamping, tepatnya pada Tian yang sedang menatapnya dengan iba.

Nayla mengangguk tanpa banyak bicara toh ia sudah tidak memiliki tenaga untuk pulang kerumahnya sendirian.

"Kerumah sakit dulu ya?"

"Ngapain?"

"Gue takutnya ada apa-apa sama bayi lo," Nayla menggeleng, menyandarkan dirinya dikursi, perutnya memang terasa sakit tapi ia tidak mau banyak menghabiskan tenaga untuk pergi kesana, tamparan Vanya menguras semua tenaganya

"Antar nay pulang aja," Lirih nayla

Tanpa basa basi Tian menurutinya, menyalakan mesin mobilnya dan pergi dari perusahaan Arlan.

"Shhh," Tian seketika menoleh, melihat Nayla yang seperti menahan sakit membuatnya kembali menghentikan mobilnya.

"Sakit perutnya?" Nayla menggeleng

"Nay mau pulang," Lirih nayla

Tian menyentuh pelipis nayla jelas keringat dingin berada disana, ia segera beralih pada perut nayla yang terasa mengeras.

"Jangan keras kepala kita kerumah sakit." Tian segera melajukan mobilnya lagi.

Dalam keadaan khawatir sekaligus genting ia menjalankan mobilnya dengan tak karuan.

"Shhh, sakit." Ringis nayla seraya mencengkram tangan tian dengan kuku-kuku tajamnya

Nayla hanya bisa menahan sakitnya dengan ringisan, sesekali dirinya melirik Tian yang terlihat begitu khawatir, Nayla tidak menyangka bahwa tian akan sepeduli ini padanya.

"Sus tolong!" Teriak tian pada perawat yang berlalu lalang

Secepat kilat Nayla mendapat perawatan khusus, Tian mengurus semuanya.

Tian hanya bisa terduduk dengan pikiran melayang kesana-kemari, ia menyaksikan semuanya, semua perbincangan dan perilaku munafik Vanya pada Nayla.

Mengingat itu rahang tian mengeras seketika, amarahnya memuncak mengingat tamparan yang dilayangkan si munafik pada Nayla jika saja arlan tidak disana mungkin Tian sudah bisa membalas semuanya.

"Pak,"

Tian menoleh, ia segera bangkit berhadapan dengan dokter itu. "Gimana keadaannya dok?"

"Maaf sebelumnya, bapak suami pasien?"

Tian mengangguk mantap. "Saya suaminya."

"Baik pak, keadaan kandungannya baik tadi pasien hanya mengalami kontraksi ringan karna efek stres, jadi tolong hindarkan pasien dari hal-hal yang membuatnya emosi itu sangat berpengaruh pada kehamilannya pak."

Tian mengangguk mengerti.

"Ya sudah pak, jaga istri bapak baik-baik."
"Pasti dok." Dokter itu melenggang pergi tanpa banyak basa-basi tian segera melesat masuk kedalam ruangan Nayla

Melihat nayla yang terbaring lemah diatas brankar membuat sisi lain hati tian sakit.

"Hei, jangan bengong." Nayla menoleh kearah tian

"Bayinya gapapa kan?" Tian tersenyum kecil

"Bayinya aman karna dia ada dirahim ibu yang kuat." Nayla bernafas lega mendengarnya

"Nay takut bayinya kenapa-napa, kasian mas arlan." Lirihnya

Tian berdecak, menarik kursi kemudian duduk disamping brankar Nayla. "Yang lo harus pikirin tuh diri lo sendiri, baru arlan lagian masih aja lo pikirin arlan, ga inget kejadian barusan?"

Nayla mengangguk ia ingat betul kejadian tadi bahkan panasnya tamparan Vanya masih melekat dipipinya.

"Kenapa mas arlan ga percaya sama nay ya mas?"

"Arlan itu orangnya keras nay, mau satu indonesia bilang vanya selingkuh dia tetap bakalan kukuh sama pendiriannya." Nayla mengangguk, entah arlan yang kukuh atau karna cintanya memang sebesar itu pada Vanya

"Seharusnya lo main cantik bukan asal labrak kayak tadi," Ucap tian seraya menjitak pelan kening nayla

"Nay kebawa emosi." Ujar nayla

"Lo cuma perlu satu cara buat bongkar semuanya,"

"Apa?"

Tian tersenyum miring kemudian lebih mendekatkan dirinya pada nayla, dalam keheningan rumah sakit bisikannya pada telinga Nayla membuat semuanya semakin hening.

"Okey cantik?"

...

Arlan bergegas memasuki rumah, matanya menelisir setiap ruangan dengan seksama bahkan langkah kakinya terlihat grasak-grusuk karna khawatir.

"Abis makan kan tenang, bisa santai." Arlan bernafas lega melihat Nayla yang tengah makan bersama Mak dayu

"Mak, biar arlan yang lanjutin suapin nayla nya." Mak dayu mengangguk, hendak bangkit namun lebih dulu dicekal oleh Nayla

"Mak jangan kemana-mana, disini aja!"

"Mak gapapa keluar aja, ada saya sama mas arlan yang jagain nayla." Ujar vanya dari belakang

"Udah gapapa, mak diluar ya." Akhirnya mak dayu pergi

Arlan berjalan mendekat kearah Nayla, menyentuh perut Nayla dengan lembut.

"Cuman kontraksi ringan aja kan?" Nayla mengangguk

"Seharusnya kamu jangan pikirin hal diluar kendali kamu nay, untung bayi saya gapapa." Kata vanya seraya beralih mengambil mangkuk bubur dan hendak menyuapi Nayla

"Walaupun saya kesel sama kamu karna kamu nuduh saya yang enggak-enggak tapi saya masih punya hati nay, saya ga mau kamu kenapa-napa. Ayo makan," Ucap vanya seraya menyodorkan sesendok bubur pada Nayla

Nayla menerima suapannya.

"Gue harap lo ga bertindak bodoh kayak tadi karna itu bisa bahayain anak gue." Nayla mengangguk

"Maaf," Katanya dengan suara pelan

Vanya mengangguk, menyentuh bekas tamparannya tadi. "Saya yang seharusnya minta maaf karna udah tampar kamu, maafin saya ya?"

Nayla tersenyum kecil dan mengangguk lagi, benar kata tian, Vanya terlalu bertahta dalam urusan berdrama.

"Nay udah biasa ditampar dan diperlakukan begitu mbak, jadi gapapa." Balas nayla

Arlan diam, jelas ia menangkap bahwa nayla terluka, jika tidak ada Vanya disini mungkin ia akan segera meraup Nayla kedalam pelukannya, mengecupnya dan meminta maaf atas perkataannya.

"Mas gimana kalo buat beberapa hari kita tinggal disini, kita fokus jagain nayla aku ga mau anak aku kenapa-napa toh juga biar nayla percaya kalo aku ga main dibelakang kamu."

Arlan keluar dari alam lamunannya menimang sebentar, kemudian didetik berikutnya ia mengangguk.

"Kita jagain anak kita sama-sama, ya?" Kata arlan pada Vanya

Nayla yang bisa menyaksikannya karna ia ada diantara tengah mereka, walaupun hatinya sakit ia tetap harus menahan semuanya, ia akan mengikuti permainan Vanya, bagaimana ia berdrama dan bagaimana bibirnya berbelit menggunakan bisa.

"Saya harap kamu ga keberatan sama adanya saya disini nay, saya akan jagain kamu sepenuhnya." kata Vanya dengan senyuman yang.. Ya seperti Start game!

~282 day~
Happy pagi,
Happy ulang tahun,
Happy bahagia,
And,
Happy membacaaaa!
Votenya tolonggggggggggggggggggg😭😭😭




282 day [PO]Where stories live. Discover now