10. Kabur

34.1K 2.2K 17
                                    

2
8
2
...


Arlan menghela nafas lega setelah sampai di perusahaannya, gedung menjulang tinggi juga beberapa orang lainnya menyambutnya penuh senyuman.

"Siang pak,"

"Selamat datang pak,"

Arlan hanya mengangguk tanpa berniat membalas senyuman mereka.

"Istri saya dimana?" Tanya Arlan pada Rika--sekretarisnya.

"Ee..di..-"

"Ngomong yang bener, kamu belajar bahasa kan?"

Rika menunduk. "Bu vanya ada diruangan pak gilang."

Arlan terheran sebentar kemudian melesat pergi keruangan Gilang.

"Kamu tunggu diruangan saya." Rika mengangguk menurut. Tanpa basa-basi Arlan membuka pintu ruangan Gilang, memperhatikan keduanya yang tengah duduk disebuah sofa.

"Ini jam kerja!"

Gilang terkekeh sebentar. "Lama banget yang dari rumah istri siri!"

"Lang," Vanya memperingatkan

"Sayang, lain kali dia ga usah kesini lah biarin aja dikantor cabang!" kesal Arlan

"Yee gue disini bukan cuman nyinyirin elu ye, kerja juga!" Dengus gilang kemudian memilih untuk bangkit dan pergi.

Vanya menatap sang suami, jelas terlihat bahwa ia penuh tekanan.

"Jadinya gimana sama nay?"

"Dia ribet, kepala batu!"

"Kamu harus terbiasa, mungkin nanti dia akan lebih ngerepotin kamu." Tangan vanya merambat, membelai lembut rambut Arlan

"And i hate it."

"Jangan liat nayla nya, tapi liat siapa yang ada diperutnya kan kita itu tujuan kita mas," Arlan menoleh, tersenyum kecil kemudian mengecup singkat bibir Vanya

"Love you more."

....

Sudah hampir 2 bulan Nayla berada dizona yang sama, bangun tidur, mandi, makan dan tidur lagi. Rasanya membosankan.

Nayla menatap cermin dihadapannya, sepertinya ia naik beberapa kilo akibat kehamilan, terlihat dari pipinya yang semakin lebar.

"Nak, mama bosen, tapi mama mager gimana ini nak?" Nayla mengelus perutnya

Nayla berpikir sebentar, mak dayu benar-benar mengurungnya atas perintah Arlan tapi nyatanya jendela yang terbuka lebar tidak membiarkannya dipenjara

"Akhirnya..!" Nayla bernafas lega, walaupun lewat pintu belakang yang penting ia lolos.

"Kak saya mau ice cola satu ya,"

"Iya kak silahkan ditunggu."

Nayla mendaratkam bokongnya dikursi sambil menunggu pesanan, ia merasakan kebebasan lagi.

"Nay?"

Nayla menoleh, senyumannya kembali merekah.

"Tiara?!"

Nayla segera memeluknya dengan penuh semangat.

"Nay lo apa kabar? Makin sehat aja?" Tanya tiara

282 day [PO]Where stories live. Discover now