6. Kelembutan

41.5K 2.3K 48
                                    

'Hanya kamu yang dia cintai.'

...
2
8
2
...


'Lo sebelumnya udah pernah nikah atau belum?'

Nayla terdiam seketika, pertanyaan yang tidak pernah Nayla harapkan selama ini.

"Kalo lo ga mau jawab gapapa, gue maksa kali ini." Ucap Arlan melihat Nayla bungkam

"Belum,"

"Masa sih?" Arlan sedikit tidak percaya

"Serius!"

Arlan mendekat kearah Nayla, menatapnya seolah mengintimidasi.

"Ohiyaya mas arlankan taunya nay kupu-kupu malam ya?" Arlan mengangguk mengiyakan

"Nay emang ga sesuci perempuan lain tapi nay juga bukan kupu-kupu malam."

"Kalimat lo seolah menandakan lo lebih rendah dari kupu-kupu malam, nay." Arlan tersenyum miring

Nayla mengangguk pelan. "Perempuan mana yang ga lebih rendah dari korban perkosa?"

Seketika Arlan terdiam.

Nayla memaksakan bibirnya untuk tersenyum padahal cairan bening sudah menumpuk dimatanya.

"Mas ga akan percaya kalo nay cerita," Nayla terkekeh percuma

"Gue percaya."

Entah penasaran entah kasian membuat jiwa kepo Arlan mencuat hebat.

"Nay diperkosa sama temen kakak nay, tapi nay ga bisa apa-apa, nay minta keadilanpun ga ada yang ngasih, lagian siapa yang bakalan percaya omongan bocil 15tahun?" Nayla terkekeh sakit, mengingat kejadian itu membuat sakit yang lama kembali terasa

"Maaf," Salahnya Arlan mengopek luka yang telah lama Nayla simpan.

"Gapapa udah masa lalu juga ko," Nayla menghapus jejak air matanya.

Arlan menggenggam tangan Nayla penuh kelembutan. "Kalo lo mau gue bisa cari tau orang itu sekarang, setelah semuanya selesai lo hidup sama dia."

"Buat apa dicari mas?"

"Gimanapun juga dia harus bertanggung jawab nay!"

Nayla terkekeh kecil. "Percuma, itu udah hampir lima tahun lalu kuburan almarhum bayinya nay juga udah lupa."

"Lo sempet hamil?!" Keterkejutan Arlan naik level

Nayla mengangguk. "Iya, dua bulan sebelum akhirnya digugurin."

Arlan menatap Nayla dengan penuh ketulusan jelas terlihat bahwa ia tidak menyangka pada istri kontraknya ini.

"Kenapa digugurin gue mau punya anak aja susah nay?"

"Ya gimana lagi, kakak nay ga mau nanggung malu nay juga ga bisa pertahanin dede bayinya." Arlan mengangguk mengerti

"Nay ragu kalo ada lelaki yang mau jadiin nay istri gimanapun juga kan nay udah ga perawan, udah ga suci," Nayla menjeda ucapannya menatap Arlan sebentar

"Makanya nay nerima tawaran mbak vanya. Nay dapet uang nay juga bisa ngerasain jadi istri." Lanjut Nayla yang sama sekali tidak melunturkan senyuman manisnya.

Arlan tertampar pikirannya sendiri, ia kira Nayla adalah perempuan kotor yang ditemui oleh Vanya namun ternyata ia salah, sangat salah!

Arlan membelai lembut pipi Nayla, mendekatkan wajahnya mengikis jarak yang terbentang

Nayla menutup matanya ketika bibir lembut Arlan bersentuhan dengan bibirnya, sentuhan yang lembut membuat Nayla enggan melepaskannya.

"Gue akan menyelesaikan semuanya lebih cepat, lo berhak buat jadi istri beneran, lo berhak!"

282 day [PO]Where stories live. Discover now