28. Miliki aku

28.7K 1.7K 21
                                    

..
2
8
2
..




"Siang pak gilang,"

"Siang bapak ganteng,"

"Siang pak, nambah ganteng aja."

"Beruntung banget yang jadi istrinya nanti, udah ganteng pekerja keras lagi."

Begitulah kira-kira celetukan dari beberapa pegawai yang tanpa sengaja berpapasan dengan Gilang.

Gilang hanya bisa menampilkan senyumannya didepan para karyawan itu, ia juga merasa dirinya tampan.

"Udah tebar pesonanya?" Gilang menoleh terkejut karna Arlan sudah ada dihadapannya.

"Gue ga tebar pesona, gue emang mempesona." Kata gilang yang jelas membuat Arlan jijik mendengarnya.

"Ada yang mau gue omongin." Ujar arlan kemudian melangkah lebih dulu menuju ruangannya

Gilang mengikuti dari belakang, melihat punggung lebar Arlan dari belakang membuat gilang menyeringai.

"Punggung lo tambah lebar lan, cocok kalo nambah istri lagi." Celetuknya yang seketika membuat langkah Arlan terhenti

"Gue bukan lo yang ga cukup sama satu perempuan." Kata Arlan kembali melanjutkan langkahnya

Setelah sampai diruangan Arlan, ia segera mendaratkan bokongnya ditempat masing-masing.

"Formal banget sih lan, ada apaan?"

"Akhir-akhir ini lo banyak ambil cuti, ngapain?" Tanya arlan to the point

"Party!"

Arlan berdecih. "Gue kasih lo tanggung jawab dikantor cabang bukan buat foya-foya!"

"Semua kerjaan udah selesai makanya gue barani ambil cuti, lagian lan gue ga mau mati kutu kayak lo!" Arlan mengangguk pelan

Ia menatap Gilang dengan lekat kemudian menyandarkan dirinya ke kursi.

"Menurut lo ada kemungkinan ga vanya selingkuh?" Seketika gilang melirik Arlan penuh keheranan

"Vanya? Selingkuh?" Arlan mengangguk

"Sama siapa?"

"Sama lo, mungkin." Gilang menyamburkan tawanya

"Jadi ceritanya lo lagi cemburu sama gue nih?"

Arlan kembali berdecih.

"Lan, lan, lo aneh-aneh aja masa iya vanya selingkuh, yang kemungkinan selingkuh itu elo, kan peluang lo lebih besar dari dia!" Ujar gilang

"Gue ga mungkin selingkuh, vanya lebih dari cukup." Sarkas arlan penuh keyakinan

"Apa alesan lo mempertanyakan kemungkinan vanya selingkuh? Lagi ada masalah?" Arlan mengangguk

"Ya gue curiga aja," Gilang mengangguk-ngangguk

"Curiga sama gue?"

"Ya awalnya sebelum gue sadar kalo vanya ga mungkin selingkuh sama orang kayak lo!"

"Tenang aja gue bakalan bantu cari tau, gimana?"

Arlan menggeleng cepat. "Ga perlu, gue percaya vanya setia."

"Iya lo harus percayalah, vanya baik ga mungkin macem-macem apalagi sama gue, pikir-pikir lagi!"

"Iya, gue lagi mumet aja makanya gini."

"Gue balik gapapa nih, ada meeting abis ini,"

"Iya, sana!" Usir arlan

Setelah Gilang keluar dari ruangannya, Arlan hanya menatap langit-langit kamarnya penuh kehampaan, ia tidak sepenuhnya percaya pada perkataan Nayla kemarin tapi bukan berarti juga ia ragu.

Ada titik dimana hatinya merasa jangkal, entah apa.

My wife : 'Mas arlan aku izin pergi arisan sama temen-temenku ya!'

...

Matahari telah tenggelam, namun setelah bulan berada tepat diatas kepala Arlan baru selesai dari segala prahuru pekerjaannya.

Kaki tegapnya perlahan memasuki rumah memperlihatkan Nayla yang tengah bersantai dengan cemilan dipangkuannya.

"Belum tidur nay?" Nayla segera bangkit dari duduknya berjalan menghampiri Arlan

"Nay tungguin mas arlan," Nayla segera merebut tas kerja Arlan

Arlan tersenyum simpul melihat Nayla yang dasteran. "Seharusnya lo tidur aja, ga usah nungguin gue."

"Gapapa kok, mau nay siapin makan?" Arlan menggeleng, kemudian mengedarkan pandangannya mencari istri pertamanya

"Mbak vanya belum pulang," Ujar nayla

Arlan melirik arlojinya yang menunjukan pukul 23.05, ia menghembuskan nafas panjangnya kebiasaan vanya yang selalu menguras emosinya.

"Ayo," Arlan menarik tangan Nayla untuk mengikutinya.

Nayla hanya terduduk diam ditepian ranjang tanpa berniat melakukan apapun.

Clek!

Suara pintu terbuka membuatnya beralih, disana diambang pintu kamar mandi ada Arlan yang bertelanjang dada dengan handuk melilit lehernya.

Ini bukan pertama kalinya tapi Nayla masih menelan salivanya melihat itu.

"Kenapa? Kayak baru pertama kali liat aja," Ucap Arlan menbuyarkan lamunan Nayla

Arlan berjalan mendekati Nayla, merebahkan diri diranjang kemudian berkata, "Sini nay."

"Mas arlan ga kekamar?"

"Ini juga kamar,"

"Maksud nay, kamar sebelah." Arlan menggeleng, memilih untuk menarik tangan Nayla agar mendekat kearahnya.

"Dia kapan keluarnya?" Tanya arlan sambil mengelus pelan perut Nayla

"Ga lama lagi mas, setelah nay lahiran nay ga akan ganggu mas arlan lagi kok tenang aja." Arlan segera menatap Nayla

"Bukan itu maksud gue," Ucapnya gemas sendiri

"Gue pengen buru-buru ketemu dia, ga ada urusannya sama lo." Lanjutnya kemudian membungkukam badannya mencium perut Nayla

"Kalo nanti dia udah lahir, tolong lindungin dia ya mas, jaga dia sepenuhnya." Arlan beralih menatap Nayla

"Dia anak gue, udah pasti gue lindungin dia, lo tenang aja." Nayla mengangguk, setidaknya ia bisa bernafas lega karna Arlan pasti menjaga anaknya

"Ada yang bilang sesuatu sama lo?" Tanya arlan

Nayla menggeleng cepat. "Nay cuman takut kalo mas arlan bakalan telantaran anak nay dijalanan."

Arlan terkekeh pelan kemudian memeluk Nayla.

"Gue akan jagain dia sepenuhnya. Lo tenang aja,"
"Iya."

Arlan mendekat kemudian mempertemukan bibirnya dengan bibir pink milik Nayla.

Keduanya berciuman dalam waktu cukup lama, hingga Arlan melepaskannya.

"Gue.. Boleh?"

Nayla yang mengerti maksud arlan segera mengangguk, membiarkan dirinya dimiliki oleh Arlan semalaman ini.

Walaupun Nayla tau ada seseorang yang tengah menangkap aktivitasnya dibalik pintu.

..282 day..
Malmingnya double part gimana?



282 day [PO]Where stories live. Discover now