08

19.9K 1.4K 94
                                    

Renjun menghela napasnya kesal, berapa kali, ya? Udah 7 kali mungkin dia bujuk Haechan yang entah kenapa dari sore hari hingga malam-malam begini masih aja manyun. Merengut gak jelas, dan lagi gak bisa ditanya.

"Yang, mending kamu pulang aja. Aku capek, males banget liat muka kamu." Renjun nyerah, dia duduk ke sofa yang lain.

Haechan makin merengut, mukanya asem banget ditekuk dari tadi. Kagak ada bagus-bagusnya. Tapi yaa, manis sih.

"Yaang, ih."

Renjun bergumam saja sambil mainin hape.

"Yang, kok gitu, sih."

Renjun kembali bergumam.

"Arrggh, males ah, kamu kok gitu, bujuk aku kek. Nyebelin banget."

Renjun mendongak menatap Haechan yang berdiri dengan wajah sedih.

"Kamu dari tadi aku tanya, aku bujuk makan, bujuk ini itu gak mau, sekarang malah marah."

Haechan berdecak, kembali duduk dengan melipat tangan didada.

"Ya apa kek gitu, cium kek atau peluk kek, ish, gak peka banget."

Renjun mengulum senyum geli, ini kenapa sih si beruang semenya. Dia kepentok pintu toilet kah? Oh, mungkin gara-gara kepeleset ditoilet tempo hari jadinya begini. Gak apa-apa, sih, Renjun suka.

"Aku mau tanya dulu, kamu kenapa?" Tanya Renjun lembut, menarik kacamata bacanya.

"Si Jaemin sinting sama Mark gila, aku sebel banget sama mereka, sumpah." Jawabnya berapi-api.

"Kenapa? Tumben, biasanya kalian akur."

"Pokoknya aku sebel, yang. Aku sebel."

Renjun tertawa kecil, rambut cokelat madu Haechan bergoyang lucu.

"Ya udah, jangan ketemu dulu sama mereka kalau lagi sebel, sini." Renjun menepuk sofa kosong disebelahnya.

Haechan menurut, masih sama wajah merengutnya dia memeluk Renjun manja.

"Jangan ditekuk gitu mukanya, jelek banget, ih."

"Yaaang, jangan ngeledek ih."

Renjun ketawa lagi, gemes banget liat kaki Haechan yang digoyang-goyangkan.

"Yang." Panggil Renjun.

Haechan berdehem pelan, wajahnya menelusup di leher Renjun.

"Gimana kalo kita tukeran, aku semenya kamu jadi uke."

Haechan langsung bangkit, wajah cengo, kaget, tidak percaya, dan hampir menangis bercampur aduk, dia menggeleng pelan dengan dramatis.

"Yang! Sadar sayang, aku ini seme sejati!! Yang, aku seme kamu!!" Katanya sambil ngegoyangin bahu Renjun.

"Ya, habis kamu lucu banget. Aku aja jarang ngerajuk."

Haechan berdecak, "enggak, enggak. Kamu gak boleh mikir gitu. Aku lucu tapi aku seme kamu. Jangan bilang kalo aku uke lagi, atau enggak aku bakalan buat kamu gak bisa jalan 3 hari."

Ancaman Haechan malah bikin Renjun ketawa, santai dia mah, mana ada takut-takutnya, dia melotot aja Haechan langsung kicep.

"Gini deh, gimana kalo aku nyoba jadi seme kamu selama seminggu?"

"AYANG!!"

"Oh, kalo enggak seharian besok, enak loh jadi uke, aku bakalan manjain kamu kayak kamu manjain aku, lagian ukuran kita sama, kan? Kamu bakalan puas, deh." Renjun menaik turunkan alisnya menggoda Haechan.

Haechan bernapas dengan tersendat-sendat. Gak bisa, gak bisa dibiarin. Rasanya mau nangis aja, kenapa pacar lucu dan mungilnya ini bisa punya pemikiran begini? Ini itu topik sensitif bagi dia.

No! Dia Seme! Seme sejati.

"Yang, mending kamu lari. Aku gak bakalan segan-segan sekarang, mau kamu mukul aku, pelototin aku, gak bakal aku gubris. Seminggu aku bakalan buat kamu gak bisa jalan." Desis Haechan.

Renjun mengangguk sambil ketawa, dia berdiri, lalu memajukan wajahnya sampe jaraknya cuma dua senti.

"Kalo gitu ayo, kita giliran." Berkedip genit lalu melenggang cantik kedalam kamar, santai banget.

Haechan berang, dia kelojotan karena frustasi. Gak bisa dibiarin!! Gak bisa!!

Lalu dengan semangat '45 dia berjalan kearah kamar menguncinya dari dalam dan langsung menubruk tubuh Renjun. Oke, dia bakalan buktiin, jangankan 3 jam kayak si Jaemin, dia bakalan gempur Renjun semalaman !!!

***

Renjun berdecak, dia menggeleng pelan. Tangannya mengancingkan piyama tidurnya. Matanya melirik jam dinding, pukul 12 malam lebih.

"Ini seme sejati?" Tanyanya pada Haechan yang udah tidur lelap.

"Kita baru mulai jam setengah 11 loh, yang. Masa udah pules, sih." Katanya, tapi terkekeh gemas. Dia mengecup pipi Haechan yang tidurnya tengkurap, selimutnya ia naikkan.

"Lagian aneh banget, tumben kamu gak mau buka baju?"

Renjun memainkan rambut Haechan gemas, kembali dia mengecup pipi itu.

"Ahh, beneran pengen aku semein."

Ketawanya renyah banget, Haechan kalo udah tidur digimanainpun gak bakal keganggu. Renjun menggeleng pelan. Lalu ikut tertidur sambil meluk kekasih gemasnya.

***

Pagi ini suram, sesuram wajah Haechan yang terus-terusan ditekuk. Sebalnya bukan main, dia juga malu. Ketika bangun tidur Renjun terus menerus meledeknya karena ia tumbang duluan.

"Iiih, pengen banget gue makan orang."

Matanya menelisik koridor fakultas. Ramai, hanya saja Haechan sendirian. Yangyang dan Han Jisung teman sekelasnya tidak ada, entah pergi kemana. Jangan tanya Jaemin dan Jeno. Dia menghindari makhluk-makhluk itu sekarang.

"Eh, ada si manis."

Haechan mendelik horor, di sampingnya sudah ada Mark yang lagi nyengir bahagia. Aduh, dia lupa makhluk satu ini.

"Mau ngapain, lo?"

Mark terkekeh. "Santai kawan.. gue abis kelar kelas. Jutek amat, sih."

Haechan mendecih, "gak perlu gue baik-baikin orang yang udah perkosa gue."

Mark ketawa sambil megangin perut, duh, kok Haechan makin lucu, ya.

"Gak usah ketawa, jelek banget lo kayak badak."

"Ow, ow, buset, makin hari kenapa makin kayak uke, sih."

Haechan melotot marah, dia mendesis sebal.

"Makanya jangan marah-marah mulu, lagi dapet lo?"

"Setan, gue itu lakik."

Mark ketawa aja, dia mengusak rambut lembut Haechan gemas. Haechannya menepis dengan kuat.

"Gak usah belaga kayak gak punya dosa, ya. Dosa lo sama gue itu kagak bisa dimaafin, gue masih dendam buat nonjok muka sok ganteng lo itu." Haechan menunjuk hidung Mark sambil melotot kesal.

Mark mengangguk. "Iya, iya, gue sadar diri, kok." Mark mendekatkan wajahnya kearah Haechan. "Tapi sialnya gue mau ngulangin dosa itu lagi." Bisiknya tengil, lalu berkedip genit.

Haechan buru-buru mendorong badan Mark dan berlari kencang, bangsat pangkat lima si Mark. Otaknya gesrek, sialan, Haechan merinding!!

***

Si Seme Yang Di Uke KanWhere stories live. Discover now