38 🔞

23.3K 1K 87
                                    

🔞 ++ nya dia taro di part Jeno aja, ya.

Hehe


***







"Aahhh."

"Ouh, shit."

Jaemin ambruk diatas Haechan, mereka berdua terengah kepayahan. Itu sudah yang ke tujuh? Delapan? Oh entahlah. Lagipula mereka berdua tidak terlalu menghitungnya.

Ronde yang membuat Haechan sudah mau mati rasa. Jaemin si sinting gila benar-benar kuat layaknya banteng. Si sialan ini minum jamu kuat dulu sebelum praktek bikin bayi yang tadi diucapkannya.

Jangan tanya lemasnya bagaimana. Dan Haechan tidak akan pernah mengerti bagaimana Jaemin berpikir kalau dirinya bisa hamil.

"Tumbuh yang sehat ya anakku." Jaemin mengusap pelan perut Haechan dan menciumnya dengan sayang.

Dia selalu melakukannya setelah pelepasan. Begitu terus dari tadi, dan Haechan sudah lelah memberontak.

"Jaehh, pliss, gue gak mungkin bisa hamil."

Jaemin yang sudah duduk dipinggiran kasur menoleh, "lo bisa sayang, gue yakin." Lalu berdiri dan berjalan santai ke arah kamar mandi.

Haechan mendesah lelah, matanya melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul tiga dini hari.

Segila itu Jaemin. Tapi tadi mereka sempat istirahat dulu sekitar dua jam karena Jaemin meracik lagi jamu hamilnya.

Dah lah, Haechan gak ngerti lagi jalan pikiran mereka.

Hamil? Sinting! Dia pure laki-laki, bukan transgender. Sialan, satu saja sudah bikin dia pusing apalagi tiga yang lainnya, dan ia yakin yang lainnya bakalan lebih gila lagi.

"Yuk mandi dulu."

Haechan menoleh, dia melihat Jaemin yang berbalut handuk sepinggang.

"Ini jam 3 pagi Jae, lo mau gue masuk angin?" Kata Haechan lelah.

Jaemin terkekeh, "ya udah bersih-bersih doang, kan lengket cantik. Yuk, gue gendong."

Haechan hanya pasrah saja membiarkan Jaemin memangkunya ala bridal ke toilet. Sekitar 15 menit dia dibersihkan, Haechan langsung tertidur saat Jaemin mengenakkannya pakaian.

***

Haechan menghela napas lega, jam 7 tadi dia terbangun dan langsung terburu-buru pulang bahkan tidak peduli dengan alasa kaki ataupun piyama kebesarannya. Berlari kesetanan ke gedung apartemen unitnya sendiri, menghiraukan kaki telanjang dan paha yang di lihat orang-orang.

Haechan langsung bergegas keluar lift dan berlari kedepan pintu unitnya, menekan sandi dan langsung masuk. Dia bersandar di pintu sambil terengah hebat.

"Sialan, dasar si Jaemin sinting."

Gara-garanya dia bangun terus jalan ke dapur karena haus. Tapi di dapur dia malah melihat 3 box besar jamu yang 2 kali Jaemin minumkan padanya. Ya otomatis dia lari ketakutan. Tidak jadi minum sama sekali.

Haechan berjalan pelan ke arah dapur, dia membuka kulkas dan menegak rakus air dingin yang ada disana.

"Halo, manis."

Uhhukkk

Haechan tersedak hebat, suara berat Jeno dan tangan kekar itu tiba-tiba melingkar di perutnya.

"J-Jeno?"

"Hm."

Jeno terkekeh berat, botol air minum Haechan langsung melucur ke bawah sampai isinya keluar. Tubuh yang dipeluknya juga terasa kaku.

Si Seme Yang Di Uke KanWhere stories live. Discover now