41

10.2K 886 96
                                    

Gue mau bikin kalian kesel dulu.

Hehe


****







Brakk

Mereka bertiga menoleh saat pintu ruangan inap vvip terbuka kasar. Ada Mark yang membungkuk terengah ribut.

"Berisik."

Mark mendongak, berjalan cepat menghampiri ranjang pasien.

"Gimana-gimana? Haechan gimana? Dia baik-baik aja kan? Dia gak kenapa-napa kan?"

Renjun menggeleng, "enggak, dia sehat, operasinya berjalan lancar. Sekarang masih nunggu biusnya habis."

Mark menghembuskan napasnya lega. Menatap Haechan yang masih terpejam damai. Wajahnya pucat sekali, Haechan seperti orang yang sudah tertidur lama.

"Maafin gue sayang, maafin kita." Bisik Mark pelan, dia mengecup kening Haechan agak lama. Lalu menegakkan tubuhnya dan berjalan untuk duduk di sofa sebelah Jaemin.

"Sial, kok gue merasa bersalah banget." Ucap Mark, menunduk dengan tangan terkepal.

"Resiko bang, gue juga, kita semuanya bukan cuma lo aja." Jaemin menepuk pundak Mark sekali.

Jeno yang sedang bersandar di dekat jendela menghela napas.

"Pilihannya cuma dua kalau nanti dia bangun, tetep terima kita atau malah menjauh. Kemungkinan besar dia takut sama kita."

Renjun mengangguk, dia tatap lagi Haechan yang terbaring. Dengan cepat tangannya menggenggam tangan Haechan lembut. Ia kecup punggung tangan itu berkali-kali.

"Gue harap dia terima kondisinya. Mau gimanapun, dia udah terlalu sempurna buat gue."

"Tapi Jun, kalau dia bangun kita alesannya apa?"

Renjun melirik Mark, "bilang aja dia habis operasi usus buntu."

"Anjir, gak lah. Haechan kan makannya sehat terus."

"Emang mau apa alesannya?"

"Udah bilang aja pingsan karena kita gempur. Usahain kalau mandi kita yang mandiin sampe luka bekas operasinya gak terlalu keliatan." Ujar Jeno.

Mereka mengangguk setuju.

"Oh iya, jadi gue hajar Haechan habis-habiskan kemarin malem kagak ngefek dong?" Tanya Mark.

"Ya kagak lah, kan di pasangin rahimnya baru sekarang bego." Jawab Jaemin.

"Tapi bang, gue sama Jaemin tadi kan ngomong sama dokter. Bisa gak kalau salah satu diantara kita ada yang membuahi rahimnya Haechan. Kan kita gak mungkin garap lagi, kasian dia pasti masih lemes. Terus katanya bisa. Sperma gue sama sperma Jaemin jadi percobaan." Ucap Jeno antusias

Mark mengerutkan keningnya, "maksudnya disuntik gitu?"

"Hooh."

"Tapi beneran bisa? Kalau gue ikutan masih bisa gak?"

Renjun berdecak, "udah kagak. Lagian takutnya rahimnya Haechan belum siap. Itupun 50:50. Entah sperma mereka berdua berhasil atau kagak."

"Yaah. Padahal gue pengen."

Jeno terkekeh, "harus jadi dong. Gue udah gak sabar pengen jadi daddy."

Mark mendengus, menghempaskan punggungnya ke sandaran sofa.

Ruangan menjadi hening, mereka terdiam di posisinya masing-masing. Hanya bunyi jarum jam yang menjadi penanda masih adanya kehidupan disana.

"Enghh."

Si Seme Yang Di Uke KanWhere stories live. Discover now