29

15.3K 1K 39
                                    

Pertanyaannya sama, kok mereka bisa akur?

Jawabannya ternyata membuat kesepakatan. Ini usulan Jeno. Jadi sebelum menyusul Haechan ke cafe Jisung. Jaemin dan Renjun sempat beradu mulut sebentar sampai Renjun menendang kaki Jaemin karena kesal.

Lalu Jeno menengahi. Karena kalau terus bertengkar gara-gara gak mau bagi-bagi Haechan nanti yang ada pacar mereka malah risih dan menghindar. Buktinya kan dari tadi pagi Haechan menghindar terus.

Jadi sebelum tambah parah, Jeno bilang supaya berbagi aja. Karena mau bagaimanapun satu persatu dari mereka gak bakalan ngelepasin Haechan.

Renjun mau gak mau setuju karena dia juga takutnya membuat Haechan risih. Makanya dia selow bae melihat Jaemin yang memberikan perhatian lebih.

Sehabis dari cafe, Haechan merengek ingin pulang ke apartnya sendiri. Katanya mau bersih-bersih juga soalnya udah lama ditinggalin. Renjun yang akhirnya mengantar Haechan. Dia juga langsung balik karena Haechan bilang jangan ikut.

Ya udah, dia gak maksa. Sampai Haechan juga bengong karena ia pikir Renjun bakalan marah. Tapi untungnya enggak. Jadi setelah sampai dia membersihkan rumah. Cuma alakadarnya aja. Nyapu, ngepel, elap-elap furnitur karena berdebu.

Ngabisin waktu dua jam, soalnya Haechan sekalian sambil nonton film. Sampai kira-kira jam 8 malam lah.

Pas banget mau rebahan di sofa, bel apartnya berbunyi. Dia heran, padahal udah mewanti-wanti buat gak diganggu. Tapi takutnya itu bang Johnny makanya dia bukain pintu.

Ternyata Mark. Tangan kanan dan kirinya memegang dua kresek putih berlogo mini market yang berukuran sedang. Mark lagi nyengir bahagia.

"Sayang." Panggilnya riang.

"Kok lo tau gue disini?"

"Tau dong, di kasih tau Chenle."

Haechan mendengus, dia membuka pintu agar Mark bisa masuk.

"Tumben pulang malem."

"Iya, yang. Banyak tugas. Tadi sempet nugas buat presentasi dulu sama praktek sampe sore jam enaman."

Haechan mengangguk, dia membiarkan Mark mondar mandir mengeluarkan isi dari kresek. Haechan cuma duduk aja sambil bersidekap dada.

"Yang."

Haechan menaikkan satu alisnya menatap Mark yang gelendotan di bahu kirinya.

"Apaan? Jangan yang aneh-aneh, ya. Gue lagi dalam mood seneng."

Mark menggeleng.

"Engga, kok. Janji deh, gue kesini cuma pengen ketemu."

Haechan mengangguk, dia mengambil satu snack besar dan membukannya.

"Chenle tadi spam chat."

"Oh, ya? Apaan isinya?"

Mark menegakkan tubuhnya berbalik menghadap Haechan.

"Tentang elo, teruskan sama si Jisung kebetulan ketemu, kita ngobrol-ngobrol bentar. Terus nanya kalo gue ada apa sama lo. Gue jawab pacaran, terus si Jisung nunjukin foto."

Haechan mengangguk santai, "foto gue sama Jaemin di cafe, kan?"

"Iya, gue jawab aja emang kita pacarannya elo."

Sambil ngunyah Haechan tanya, "reaksinya gimana?"

"Jisung garuk-garuk kepala, bingung kali mau ngomong apa."

Haechan cuma ketawa kecil. Dia ngangguk doang sambil terus mantengin tivi.

Selebihnya emang Mark cuma diem aja, senderan, meluk, terus bagi-bagi cerita soal seharian dia ngapain. Haechan juga nanggepinnya dengan santai. Dan dia nyaman. Kayak pacaran sungguhan. Dia jadi keinget pas awal-awal pacaran sama Renjun.

Si Seme Yang Di Uke KanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang