63

15.4K 830 99
                                    

"Adik itu apa Ayah?"

Langkah kaki Jeno hampir terbelit jatuh saat mendengar anaknya bertanya dengan santai. Himchan bahkan tidak menoleh sama sekali. Asik mengunyah kukis cokelat sambil menatap spongebob yang sedang tertawa di tivi.

"Kenapa bilang begitu nak?" Jeno menoleh, berjalan menghampiri Himchan namun hanya berdiri menatap wajah santai sang anak.

"Kata Daddy Mark, katanya Himchan dan Minsu bakalan punya adik. Terus adik itu apa?"

Jeno mengenyit, "Ayah yakin kamu ngerti. Minsu kan adik kamu juga."

Himchan terkekeh kecil, lagaknya benar-benar seperti orang dewasa. Kalau dilihat lagi tindak tanduknya sama persis seperti dirinya. Mata Himchan melirik sedikit mendongak.

"Maksud Himchan, adik itu datangnya dari mana?"

Kening Jeno berkerut dalam, datang dari mana? Kan dari sperma, memang dari mana lagi. Tapi kemudian dia mengerjap. Anaknya kan masih 4 tahun, mana bisa paham.

Jeno berdehem pelan, duduk disebelah Himchan sambil berpikir sebentar.

"Ya datang dari perut Nommy. Himchan, ayah tau kamu itu gak bodoh, ya." Ucap Jeno.

Himchan yang dikatakan begitu menggaruk pipinya heran. Menatap sang ayah yang tengah menatapnya seksama.

"Tapi, kan aku tanya sama Hansung. Dia juga bingung. Dari mana datangnya adik bayi sedangkan dia tidak minta. Perut Ibunya membesar dan sudah ada adik bayi keluar. Tapi Hansung gak liat adik bayi dimasukan ke perut terus keluarnya juga gak liat. Berarti sama kayak Himchan kan?"

Giliran jeno yang heran. Dia meringis sambil menggaruk belakang kepalanya bingung, mendadak dia tidak mampu menjawab. Jeno tidak  mungkin berceloteh panjang lebar dari awal bagaimana dia dan Haechan membuat Himchan kan.

Apalagi pembuatan si kembar berbeda dari yang lain.

"Ah, eum.. mm.. gimana kalau.. Himchan tanya sama Nommy, dia pasti ngerti." Ujar Jeno. Dia melihat sang anak mengerjapkan matanya polos menunggu jawaban. Saat dia menjawab begitu Himchan langsung mendesah kecewa.

"Nommy kan lagi buat kukis. Himchan gak mau ganggu." Himchan menatap lagi layar televisi yang memperlihatkan iklan mobil. Bibirnya mengerucut maju.

Jeno berdehem berkali-kali, matanya meliar mencari jawaban.

"Jadi.. adik ituu.. mmm ya ada di perut Nommy karena mmm.. ya dibikin." Jelasnya aneh. Tidak yakin sama sekali. Pembahasan ini rasanya aneh sekali bagi Jeno.

Himchan menggeleng, tidak puas sama sekali.

"Ayah payah, gak bisa jawab."

Jeno mengerjap lalu menganga ingin membantah. Tapi yang ada dia diam saja. Edukasi seks bisa ia ajarkan sekarang tidak, ya. Bingungnya.

Ini gara-gara abangnya, sialan.

"Jen, tolong gantiin gas. Aku mau olah adonan gasnya habis."

Jeno menoleh, Haechan menghampirinya dengan apron biru dan wajah yang terdapat tepung puting di dagu dan pipi.

Jeno hanya diam menatap Haechan, tidak beranjak sama sekali. Membuat istrinya mengenyit aneh.

"Kenapa malah ngelamun? Ayo cepetan sana!" Haechan menepuk bahu Jeno agak keras, si suaminya mengerjap lalu berdiri dan berjalan cepat ke dapur.

Haechan menggeleng dia melihat Himchan menampilkan raut muka yang merengut.

"Kamu kenapa sayang?"

Himchan menggeleng, "Ayah payah, masa Himchan tanya gak bisa jawab."

Si Seme Yang Di Uke KanМесто, где живут истории. Откройте их для себя