21

14.1K 1.2K 116
                                    

Kening Haechan berkerut dalam, ponselnya sedari tadi getar terus gak ada berhentinya. Pas diliat siapa yang telepon ternyata Mark, beberapa kali Jaemin kalo Jeno cuma 2 kali.

Renjun belum datang dari acara belanjanya saat ia kelar mandi.

"Iih, apa si." Katanya sedikit kesal. Mana chat mereka spam semua lagi.

Tapi dibanding ngangkat telepon mereka, Haechan memilih mengaktipkan mode senyap dan memasukkannya kedalam tas.

Tak lama Renjun pulang dengan berbagai kresek belanjaan yang sampai memenuhi kedua tangannya. Yang paling mengalihkan perhatian Haechan itu senyuman lebar Renjun yang membuat dia heran.

"Kamu kenapa, yang?" Tanya Haechan.

Renjun terkekeh sebentar lalu berbelok ke dapur di susul Haechan.

"Abis dapet diskon dari yang punya restoran, katanya karena aku langganan kimchi jjigae disana aku dikasih dua sama harga miring." Jawab Renjun.

Haechan berbinar senang, "waah beneran? Sekali-kali makan disana aja, yang."

Renjun mengangguk, satu persatu ia keluarkan barang belanjaannya.

"Tumben kamu beli bir soda begini? Bukannya kamu anti mabuk?" Heechan menatap 12 kaleng soda yang Renjun tata di meja. "Banyak amat, yang?"

Renjun ngangguk santai, "iya, akhir-akhir ini aku lagi mumet. Lagian aku mabuknya sama kamu ini, mau kan nemenin aku minum?" Tanya Renjun.

Haechan mengangguk pelan, jujur dia kurang suka kalau bir kalengan begini. Tapi gak mungkin juga dia bilang.

"Bagus, kamu ada tugas?" Renjun memasukan beberapa camilan dan juga minumannya kedalam kulkas.

"Enggak, aku free, untungnya." Haechan membantu dengan meletakkan beberapa piring dan mangkuk untuk tempat makan mereka.

"Aku ada beberapa tugas, senin harus dikumpulin. Aku bakalan ngerjain dulu gak apa, kan? Biar besok hari minggu kita full jalan-jalan."

Haechan ngangguk senang, "boleh. Kalau ada yang mesti aku bantu bilang aja, sayang."

Renjun tersenyum, dia mengecup bibir Haechan satu kali.

"Iya sayang."

Sekarang barang belanjaannya sudah tertata rapih dikulkas dan beberapa sudah ia masukkan ke pantry atas.

"Sekarang aku boleh minta tolong?"

"Apa sayang?"

"Aku lupa buangin sampah sayang, boleh tidak?"

Haechan mengusak rambut Renjun gemas, dia ngangguk dengan senang hati. "Boleh, dong. Ya udah aku buang sampah dulu."

Renjun ngangguk, dia merhatiin Haechan ngambil kresek sampah yang udah penuh terus jalan keluar dari pintu apartemen.

Renjun terkekeh kecil, dia mengeluarkan satu bubuk dari saku celananya dan menuangkan setengahnya digelas air putih untuk Haechan.

Dia ngangguk beberapa kali dan tersenyum puas setelah menata makanan, Renjun duduk anteng menunggu Haechan yang baru kembali. Pacarnya itu langsung jalan ke arah wastefel dan membasuh tangan terus duduk disebelahnya.

"Maaf, ya." Renjun meringis tidak enak hati.

"Apa sih, biasanya juga begitu sayang." Kekeh Haechan. "Yuk, makan. Eh, kamu gak mandi dulu?"

Renjun menggeleng, "bisa nanti sayang. Kan kamu udah laper. Yuk makan aja, jangan lupa minum dulu."

Haechan ngangguk, tapi dia memilih mengambil sumpit dan meraih satu telur dadar gulung. Renjun mendengus dalam diam.

Si Seme Yang Di Uke KanWhere stories live. Discover now