1. Similar doesn't mean same

2.9K 394 25
                                    

⚠️CERITA BERTEMAKAN TOXIC RELATIONSHIP YANG KUAT, MENGANDUNG BANYAK KATA-KATA KASAR, MANIPULATIF KARAKTER, MEMBUAT ANDA BERFIKIR KERAS, DAN HAL NEGATIF LAINNYA. YANG PASTI CERITA INI BERTEMAKAN 18+. TIDAK DIPERUNTUKKAN MEMBACANYA BAGI YANG MASIH MINOR. KALO KALIAN MERASA MASIH DIBAWAH UMUR SILAHKAN OUT, TAPI KALO KEKUH MAU LANJUTIN JUGA GAPAPA. TAPI NANTI JANGAN KAGET DI TENGAH-TENGAH CERITA. TERSERAH PRIBADI MASING-MASING SIH SEBENERNYA, YANG PENTING SUDAH SAYA KASIH LABEL PERINGATAN.

⚠️ALUR CERITA TIDAK SESUAI DENGAN WEBTOONYA.

*****

Keringat dingin mengucur dari pelipisnya, pandangannya menghitam. Semilir angin tipis melewatinya, tak membuatnya terganggu sama sekali.

Rambut yang semula panjang kini terpangkas hingga menyisakan rambut pendeknya.

"APA YANG TERJADI DENGAN RAMBUTMU?! KAU MEMOTONGNYA SEPERTI LAKI-LAKI? APA YANG AKAN ORANG KATAKAN JIKA MELIHAT INI SEMUA? PUTRI BUNGSU DUKE YANG GILA?! JANGAN BERCANDA KAU!"

Plakk

Seolah tiada beban, ayahnya menamparnya keras hingga jatuh tersungkur ke arah lantai.

"Aku sudah tau lama, kau yang paling aneh diantara saudaramu yang lain, (Name).." Suara ayahnya merendah, berjongkok di hadapan gadis itu yang meringis merasakan sudut bibirnya yang terasa robek. Darah mengalir dari ujung sana.

"Aku peringatkan sekali lagi, jangan macam-macam di rumah ini jika kau tidak mau ku jual ke perdagangan manusia." Bisik ayahnya tepat di telinganya.

Dalam hati sang puan tersenyum miris, semua ini sudah di terkanya.

Siapa yang tidak akan terkejut dengan berita gadis bungsu Duke Beliard memotong rambutnya seperti laki-laki. Bahkan kakak perempuannya, Medeia sempat terkejut melihatnya. Ingin menyembunyikan sang adik, namun terendus lebih dulu oleh ayah mereka.

Persetan dengan itu semua.
Rambut adalah salah-satu aset wanita, siapa yang peduli dengan itu?

Ayahnya telah pergi meninggalkannya, gadis itu bangkit dengan raga yang cukup sempoyongan. Kepalanya berdenyut dengan pening yang menerpa.

Segera tangannya di tarik, siapa lagi kalau bukan sang kakak sebagai pelaku? Satu-satunya yang menyayanginya di keluarga ini adalah kakak perempuannya, (Name) juga punya kakak laki-laki, namun tidak terlalu dekat karena jarang bertemu sejak ia kecil.

"(Name), kau tau ayah seperti itu. Mengapa kau melakukan ini?" Nada bicara Medeia kelihatan khawatir. Hanya pada adiknya, wanita itu tidak menunjukkan kemanimulatifannya.

(Name) tersenyum cerah ke arah kakak kesayangannya.
"Habisnya gerah kakak." Alibinya.

'Tentu saja agar Helio sadar bahwa kita itu berbeda.' Lanjutnya dalam hati.

Medeia mengelus surai sang adik sesaat setelah ia mengolesi obat bubuk pada sudut bibir (Name) yang terluka.

"Aku tau kau tidak pernah takut pada ayah, tapi lain kali jangan begitu. Kita tidak pernah tau apa yang akan ayah rencanakan karena kau selalu menentang kuasanya." Peringat Medeia.

(Name) membentuk gerakan hormat.
"Ay! Ay! Kapten! Janji, ini yang terakhir kalinyaa.." Gadis itu tersenyum lebar, dengan Medeia yang terkekeh ringan sebagai respon. Memeluk erat raga sang adik. Medeia tau, adiknya menyembunyikan sesuatu yang ia sama sekali tidak tau.

*****

Dahi Helio mengernyit kala mendapati sosok gadis yang merupakan adik dari wanita yang dicintainya.

𝐏𝐇𝐀𝐍𝐓𝐀𝐒𝐌𝐀𝐆𝐎𝐑𝐈𝐂 [𝐇𝐞𝐥𝐢𝐨𝐱𝐘𝐨𝐮]Where stories live. Discover now