5. Be mine

2.8K 298 41
                                    

"Mendesah saja sepuasmu, kamarku kedap suara. Tidak ada yang akan mendengarnya." Jemari panjang sang tuan menyusuri tubuh sang jelita.

(Name) menggigit bibirnya kuat, tak sudi untuk mendesah pada iblis berwujub manusia yang berada di atasnya kini.

"Lacur, kau sengaja kan pakai baju setipis ini keluar?" Jemari Helio naik, mencubit gemas puting sang jelita.

(Name) mati-matian menahan suara desahnya, tanpa sadar menggigit bibirnya terlalu kuat hingga mengeluarkan darah.

"Bahkan tidak pakai bra, dasar nakal."

Tangan besarnya menangkup lalu meremas buah dada gadis yang berada di bawahnya. (Name) menggeleng dengan kaki menggelinjang kuat. Berusaha menendang tubuh Helio, nyatanya bagai menendang sebuah angin belaka.

"Pria mana yang mau kau goda? Tidak ada yang minat dengan punyamu yang kecil seperti ini."

Dalam satu tarikan piyama tidur yang dipakainya robek. Mata (Name) melebar speechless.

Dengusan kasar terdengar dari bibir gadis itu. Maniknya menatap tajam pada Helio yang turut ikut menatap maniknya.

"Bapakmu yang mau ku goda!"

Sebelah alis Helio naik, menatap datar pada jawaban sang jelita. Mengabaikan jawaban (Name) yang menurutnya sangat absurd.

Wajahnya mendekat, meniup puting gadis itu hingga menegang. Sekon kemudian bibirnya masuk, menyedot kuat buah dada gadis itu. Sesekali lidahnya bahkan ikut bermain menambah rasa panas pada tubuh gadis yang berada dibawahnya kini.

(Name) menggelinjang hebat, tubuhnya melengkung tanpa sadar memberi akses lebih bagi Helio untuk menyusu layaknya bayi yang haus akan asi ibunya.

"Anghh... Hahhh.. Berhentii- Berhenti Helio.. Aku bilang berhentii!!" Suara (Name) menyerak, menangis sejadi-jadinya merasakan perasaan geli yang mendera tubuhnya kini.

Satu tangannya meremas kuat payudara sang puan sebelah kiri. Tak memedulikan pekikan nyaring gadis yang ia dominasi, Helio seolah menulikan telinga. Tidak, pekikan sang gadis justru bagai melodi lagu yang indah menurutnya.

Tangan (Name) tak tinggal diam. Suara gesekan antara borgol dan tangannya serta kecupan basah bersatu menjadi sebuah melodi, gadis itu terus meronta hingga bagian yang kena borgol mulai memerah.

Plopp

Helio melepaskan kulumannya. Wajahnya tersenyum cerah ke arah sang puan. Netra (Name) menyayu dengan nafas yang terangah-engah. Keringat mulai keluar dari kulitnya. Gadis itu salah fokus pada senyum sang tuan yang lebar seolah puas ketika melihat dirinya tidak bisa berbuat apa-apa.

"Jadilah milikku, akan ku berikan semua yang kau mau."

Belum sempat sang jelita menjawabnya, Helio sudah lebih dulu menyerang bibir mungilnya. Tangan kirinya bergerak menurunkan celana dalam sang jelita. Dalam gerakan cepat menancapkan dua jarinya langsung disana. Menggerakkannya dengan sensual, dua jari Helio bergerak melonggarkan kewanitaan gadis yang akan ia gagahi.

"Akh-" Bibir sang jelita terbuka, membuka akses bagi Helio untuk mengabsen seluruh deretan giginya.

"Helio.. Helioo.. Helly-"

Helio tersentak. Wajahnya menjauh dengan pipi bersemu merah.

"Ah, persetan dengan semuanya. Aku sudah tidak tahan." Gairah Helio memuncak kala (Name) menyebut nama kecilnya dulu. Pria itu dengan cepat melepas seluruh kain yang melapisi tubuhnya.

Miliknya berdiri tegak dengan bangga. (Name) meneguk ludahnya gugup.
"Itu tidak akan muat.." Cicitnya.

"Hm?" Helio menatap wajah gadis itu lalu tersenyum hangat ke arahnya.

𝐏𝐇𝐀𝐍𝐓𝐀𝐒𝐌𝐀𝐆𝐎𝐑𝐈𝐂 [𝐇𝐞𝐥𝐢𝐨𝐱𝐘𝐨𝐮]Where stories live. Discover now