18. Now she knows

1.4K 270 20
                                    

Pagi sekali wanita itu sudah semangat. Menata makanan di atas meja makan sebaik mungkin hingga nyaman dipandang.

Kepulan asap memanjakan indra penciuman. (Name) bersenandung ringan sembari memejamkan mata, menikmati aroma lezatnya makanan yang ia buat.

Jadi begini rasanya menjadi orang biasa. Batin wanita itu menyeru. Suka dengan perubahan hidupnya yang baru.

Kenapa tidak dari dulu ya dia melakukan hal seperti ini?

Netra (Name) mengedar. Meneliti apa lagi yang harus ia kerjakan.

Beberapa menit meneliti sembari berkacak pinggang. Sepertinya tidak ada, (Name) memutuskan untuk duduk pada salah satu kursi yang tersedia.

Bertepatan dengan itu Phell datang dengan sekantung buah apel ditangannya. (Name) menyatukan kedua tangannya. Pas sekali dia sedang menginginkan makan sebuah apel.

"Tumben rapi sekali. Kau mau kemana?" Phell melayangkan senyum tipis. Sekantung buah apel ditaruhnya diatas meja.

"Nanti kita main ya? Aku ingin menangkap ikan lagi." Tangan wanita itu bergerak menuangkan sup daging pada dua mangkuk yang telah ia sediakan. Sesuai janji mereka semalam. Mereka akan sarapan sup daging bersama.

Seketika wajah Phell tidak enak diliat. Teringat kembali kejadian beberapa waktu yang lalu.

"Ikannya udah mati, aku mau yang baru." Ucapan sang puan begitu lempeng seolah tak berdosa sama sekali.

Meneput jidat sembari terkekeh ringan. Penjual ikan itu pasti kelimpungan lagi dengan (Name) sebagai pembelinya.

"Bagaimana? Enak?" (Name) bertanya kala melihat Phell mulai menyendokkan sup daging ke dalam mulutnya.

Acungan jempol pria itu layangkan. (Name) tersenyum cerah melihatnya.

Mengambil satu buah apel dalam kantung yang dibawa Phell. (Name) mulai memotongnya menjadi beberapa bagian dalam sebuah piring kecil.  Menaburkan beberapa bubuk cabai lalu memasukkannya ke dalam mulutnya.

"Ini masih pagi, (Name). Habiskan dulu supmu baru makan yang itu." Nasehat Phell shock melihatnya.

"Sudah tidak minat." (Name) kembali menyuapi potongan kedua ke dalam mulutnya.

Phell berdecak kesal. Mulai melancarkan ancaman andalannya.
"Kalau kau tidak menghabiskan supmu dulu aku tidak mau menemanimu bermain."

(Name) menatapnya tak percaya. Mendengus sebal, wanita itu mulai memakan supnya dengan perlahan. Phell yang melihat itu tanpa sadar tersenyum. Lagi-lagi ia merasa pernah melihat sosok yang mirip dengan (Name). Manik ungunya itu begitu langka, masih dengan pertanyaan yang sama hingga tanpa sadar menatapi lawan makan cukup lama.

"Mengapa kau melihatku begitu?" Tegur (Name) merasa tak nyaman dipandangi terus.

"Ah, tidak ada." Mengelap bibirnya dengan sapu tangan. Phell selesai dengan sup dagingnya. Tangan pria itu mengambil salah satu potongan buah (Name). Memasukkannya ke dalam mulut, menikmati sensasi pedas yang cukup segar yang menyapa indra perasa.

"Bagaimana kombinasinya? Enak bukan?" Tanya (Name) sembari memasukkan satu sendok sup daging ke dalam mulutnya.

"Tidak buruk." Phell masih asing dengan rasanya. Mungkin karena dia bukan tipe penyuka makanan pedas sehingga berkata begitu.

(Name) mengangguk. Dengan cepat melahap sup dagingnya yang masih banyak tersisa dimangkoknya.

"Pelan-pelan saja. Ikannya tidak akan habis dengan kau yang lama makan kok, (Name)." Kembali memasukkan apel berbubuk cabai ke dalam mulutnya. Tubuh pria itu bersandar pada belakang kursi yang ia duduki.

𝐏𝐇𝐀𝐍𝐓𝐀𝐒𝐌𝐀𝐆𝐎𝐑𝐈𝐂 [𝐇𝐞𝐥𝐢𝐨𝐱𝐘𝐨𝐮]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang