13. Upcoming trouble

1.4K 278 23
                                    

Merenung.

Keduanya merenung setelah 15 menit berlalu sejak pertemuan keduanya berlangsung.

"Jadi, menurutmu Iaros tertarik pada adikku?" Medeia bertanya dengan sebelah tangannya bertumpu pada dagunya.

Psyche mengangguk setelah beberapa hari digunakan untuk membenahi hatinya yang sempat terluka. Bukan, lebih tepatnya ia dendam pada Iaros yang licik layaknya seekor ular dan ia belum lama mengetahui itu.

Pikiran Medeia berkelana, makin mengkhawatirkan sang adik tercinta. Walau wajahnya terlihat datar, hati gadis itu tampak dilema. Gundah menerpa dengan sebuah fakta yang ada.

"Anak itu.." Gumam Medeia yang masih sempat terdengar oleh Psyche.

"Mungkin ini agak lancang, tapi aku penasaran. Nona pernah berkata kalau adik anda suka membuat onar, membuat onar yang anda maksud itu seperti apa ya?" Psyche bertanya dengan nada hati-hati. Takut bila lawan bicara tersinggung dengan perkataannya.

Alih-alih tersinggung, justru Medeia menyunggingkan senyum tipis dengan otaknya memutar balik masa lalu.

"Dia hanya suka kabur dari rumah dan suka keluar saat larut malam."

Ah, dari perkataan nona Medeia ini Psyche dapat menyimpulkan bahwa pertemuan adiknya dengan Iaros pasti saat malam tengah melanda. Pertemuan pertamanya dengan Iaros juga saat bulan bersinar dengan terangnya.

Tak bisa dipungkiri, Iaros sulit ditebak. Kira-kira langkah apa yang akan diambil oleh putra mahkota bila tau keberadaan sang adik tak ada di kediamannya? Medeia tampak melamun, pikirannya berkelana mencoba menerka masa depan yang berkemungkinan akan terjadi dengan opini dan fakta yang ia gabungkan.

"Dan lagi Iaros bilang adikmu ingin menjadi selirnya, aku tau adikmu tidak mungkin berkata begitu. Aku yakin dia hanya mengujiku. Tolong Jangan diambil pusing."

Ucapan Psyche yang selanjutnya membuat Medeia menepuk jidatnya. Dia yang paling tau karakter sang adik. Namun, satu lagi perkara pasti akan muncul.

Bagaimana bila putra mahkota meminta langsung pada ayahnya? Sudah pasti duke Beliard yang doyan menjodohkan anaknya dengan pria kaya itu langsung tertarik dan menyetujuinya walau posisi sang buah hati hanya seorang selir putra mahkota.

Pangkal hidung Medeia terasa nyeri, ayahnya tak boleh sampai mendengar berita ini. Ia harus menyembunyikannya dengan rapat. Kalaupun sampai terdesak, Medeia nekat melakukan apapun demi melindungi adik kesayangannya.

Psyche mengira (Name) sama dengan gadis bangsawan lainnya yang bergengsi tinggi lagi menjaga keanggunannya, walaupun minusnya gadis itu suka keluyuran malam. Nyatanya semuanya berbanding terbalik dengan yang ia bayangkan.

"Hahh.." Menghela nafas panjang, Medeia mulai penat dengan permasalahan yang kian muncul seiring semenjak pertukaran jiwa keduanya.

'Kenapa kau suka sekali bicara sembarangan sih?!' Medeia menggerutu dalam hati.

Satu masalah belum tuntas, masalah lainnya berdatangan lagi.

Helio yang menjaga dari atas balkon cafe tempat pertemuan keduanya tak sengaja mendengar dimana putra mahkota mengincar gadisnya. Sedikit tersentak. Bagaimana bisa? Padahal disetiap langkah gadis itu pergi meninggalkan kediamannya, Helio pasti akan selalu membuntutinya.

Pening mulai menerjang, fakta bahwa wanita itu telah kabur dari genggamannya membuat batinnya merasa tak tenang. Khawatir akan miliknya bertemu lagi dengan sang putra mahkota memenuhi otaknya.

Helio merasa ia harus menemukan gadis itu terlebih dahulu sebelum putra mahkota menemukannya lebih dulu.

Lagipula (Name) sedang mengandung anaknya bukan? Selir apaan. Helio tertawa dalam hati. Maaf saja putra mahkota, tapi pria bersurai putih itu sudah mencuri start awal dengan menggol gawang lebih dulu.

𝐏𝐇𝐀𝐍𝐓𝐀𝐒𝐌𝐀𝐆𝐎𝐑𝐈𝐂 [𝐇𝐞𝐥𝐢𝐨𝐱𝐘𝐨𝐮]Where stories live. Discover now