6. Don't teasing me

2.2K 297 33
                                    

"Biarkan aku pulang."

"Lalu membiarkanmu menjual dirimu, begitu?"

Kedua alis (Name) naik, tak mengerti dengan perkataan sang tuan.

"Aku ingin bertemu dengan kak Meddie, sialan!" Semprot wanita itu.

Helio yang tengah merapikan kemeja yang akan dipakainya menoleh, tersenyum tipis pada sang jelita yang terduduk di atas kasurnya.

"Dan setelahnya membiarkanmu kabur lalu bercinta dengan pria lain? Lacur ya selamanya lacur. Tapi cukup untukku saja."

(Name) menatapnya speechless, Helio terlalu bernegatif thinking mengenai dirinya.

"Pikiranmu terlalu sempit! Untuk apa aku melakukan itu?! Bodoh! Aku bahkan tau pernah menjual diriku padamu! Kau kan?! Kau yang memperkosaku!" Nada bicara (Name) terdengar tak suka.

(Name) memliki daddy issues yang sudah lama tertanam, kini teman masa kecilnya memperkosanya. Lantas, laki-laki mana lagi yang bisa ia percaya?

"Ingat, keperawananmu aku yang renggut. Sekarang kau kan sudah tidak perawan, bagaimana aku bisa tau kau bercinta dengan orang lain selain diriku? Bisa saja sewaktu-waktu kau melakukannya kala aku tidak sedang mengawasimu, aku tau kau tidak pernah bisa cukup dengan satu milik pria, (Name).." Helio mendekat, menumpu kedua tangannya pada sisian kasur tempat (Name) yang tengah duduk.

Wanita itu menatapnya tajam. Wajah keduanya hanya berjarak beberapa centimeter saja. Helio menatapnya menantang. Netra pria itu turun pada bibir manis sang jelita. Deru nafas keduanya saling bertabrakan.

"Setelah memperkosaku lalu mengurungku selama tiga hari dikamarmu tanpa rasa bersalah. Kau anggap dirimu seorang pria?!"

"Bajing*n! Brengs*k! Murahan lagi. Kau tidak ada bedanya dengan om-om di luar sana yang tidak bisa melihat selangkangan wanita! Pikiranmu hanya pada itu saja ya? Pantas kak Meddie tidak pernah membalas perasaanmu, Helio.."

"(NAME)!!" Pria itu berteriak. Wajahnya memerah, kentara sekali menahan amarah.

"Jangan menguji kesabaranku.." Helio memejamkan matanya, mengambil nafas panjang. Setiap perkataannya seolah ditekan agar wanita itu mau menuruti ucapannya.

"Pria murahan.."

Plakk

Pipinya ditampar kuat.

(Name) meringis merasakan sudut bibirnya yang robek terluka akibat tamparan keras sang tuan.

"Ku pikir dengan membuatmu menangis kemarin kau akan belajar untuk lebih menjaga kata-katamu. Tapi ternyata mulutmu masih sama kasarnya ya?" Sang tuan bergerak menaiki kasur.

(Name) menatapnya was-was sembari mundur ke belakang.

"Ayo katakan sekali lagi, katakan seberapa murahannya aku.. Perjelas setiap detailnya." Tatapan Helio nampak mengintimidasi. (Name) terpojok kala di rasanya punggungnya mentok dibelakang.

Helio tersenyum miring, kedua tangannya bergerak membuka kancing bajunya sendiri.

"Mau apa kau?!" (Name) menatapnya curiga.

"Memberi pelajaran pada lacur kecilku untuk lebih menyaring setiap perkataannya." Helio melempar asal kemeja yang ia gunakan tadi.

"Jangan!! Jangan lakukan itu lagi! Luka yang kemarin saja masih belum sembuh!" Rasanya (Name) trauma melakukannya dengan Helio, saat itu miliknya luka dan harus menunggu seminggu agar benar-benar sembuh. Ini baru terlewat tiga hari dan pria itu sudah mau melakukannya lagi.

Keringat mengucur dari pelipis wanita itu mengingat seberapa brutalnya Helio melakukannya saat itu. Menggunakan tubuhnya selama berjam-jam lamanya. Memori-memori tak mengenakan kembali terkenang membuat tangannya gemetaran sendiri.

𝐏𝐇𝐀𝐍𝐓𝐀𝐒𝐌𝐀𝐆𝐎𝐑𝐈𝐂 [𝐇𝐞𝐥𝐢𝐨𝐱𝐘𝐨𝐮]Where stories live. Discover now