20. Why is he like that?

1.4K 267 19
                                    

Helaan nafas panjang kembali terdengar. Kali ini Helio benar-benar menatapnya.

"Tidak bisakah nada bicaramu lembut sedikit saja?" Sindir pria itu.

Gelengan (Name) berikan. Tangannya bersedekap di dada.
"Tidak bisa."

"Jiwa kakakmu tertukar dengan putri mahkota. Kakakmu khawatir denganmu makanya kau dititipkan padaku." Jelas Helio.

(Name) tercengang. Hanya karena alasan sepele itu?! Seketika raut mukanya merasa bersalah. Sepertinya Medeia pikir dia beban makanya sampai dititip pada Helio. (Name) meringis, memikirkan kembali kelakuannya yang selalu membuat sang kakak geleng-geleng kepala.

"Ya sudah kalau begitu, sekarang aku boleh pulang?" Tak ada nada keramah tamahan sama sekali dalam nada bicaranya.

"Kau biang onar. Aku yakin sekarang kau bahkan tak tau masalah apa yang telah kau buat." Helio menatapnya datar. Pria itu mendekat, mengelus pelan perut (Name) yang sedikit membesar.

(Name) bergidik ngeri. Menepis lagi punggung tangan Helio.

"Jangan disentuh! Anakku alergi dengan kau." Ucap (Name) frontal, begitu menyayat hati pria berambut putih itu.

"Memangnya masalah apalagi sih yang aku buat? Paling tidak sampai meresahkan kekaisaran." (Name) memutar bola matanya malas.

Helio mendelik, menatapnya dari atas hingga bawah.
"Justru disitu tempatmu bermasalah! Dimana kau pernah bertemu putra mahkota, huh?" Helio menatapnya tak suka. Sebelah alisnya naik. Pria itu semakin menggeser tempat duduknya mendekat ke arah sang jelita.

"Jauh-jauh dariku. Sudah ku bilang kan? Anakku alergi padamu!" (Name) cemas. Menjadikan calon buah hatinya sebagai alasan. Wanita itu mengambil jarak selebar mungkin menjauhi Helio.

"Jawab dulu pertanyaanku!" Tegas Helio semakin gencar mendekati (Name).

Puggung (Name) menabrak senderan kasur.
"Mana ku tau sialan! Memangnya aku pernah bertemu dengannya apa?!!" (Name) berteriak panik karena Helio terus mengikis jarak diantara keduanya.

"Aku tidak akan marah (Name), jawab saja yang jujur."

"Pendusta!! Wajahmu sama sekali tidak berkata begitu." (Name) memejamkan matanya, tidak mau menatap wajah Helio yang hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya.

Cupp

Kelopak mata sang puan terbuka. Maniknya menurun mendapati Helio tengah mengecup perutnya singkat.

Pria itu beranjak. Memperbaiki letak kemejanya.
"Nanti Devri akan datang. Kalau kau butuh sesuatu minta saja pada dia."

(Name) terdiam sembari menatap Helio lama. Apakah dia benar-benar Helio? Dimana tempramen pria itu yang mudah tersulut?!

"Tunggu dulu! Kau belum menjelaskan masalah apa yang telah aku buat. Seenaknya saja menanyai hubunganku dengan putra mahkota!" (Name) menunjuk Helio yang hendak pergi meninggalkannya sendiri.

"Nanti saja kita bahas lagi. Aku ada kunjungan pada daerah sebelah."

(Name) berdecih pelan.
"Cih, dasar sok sibuk."

"Aku punya banyak kerjaan sebagai marquess disini. Tidak sepertimu yang segala hal ditanggung oleh kakakmu." Sindir Helio.

(Name) speechless. Kenapa pria itu jadi sensi padanya?!

"Biarkan aku pulang. Soalnya cuman kakakku yang menerima keberadaanku dengan lapang dada." (Name) mulai beranjak dari kasur.

"Diam ditempatmu atau kau akan tau akibatnya sendiri." Ancam Helio.

𝐏𝐇𝐀𝐍𝐓𝐀𝐒𝐌𝐀𝐆𝐎𝐑𝐈𝐂 [𝐇𝐞𝐥𝐢𝐨𝐱𝐘𝐨𝐮]Where stories live. Discover now