24. He's eyes tell the truth

1.8K 259 45
                                    

Putra mahkota pamit meninggalkan ketiganya. Memberi luang bagi ketiganya untuk menyelesaikan kesalahpahaman yang ada.

Netra (Name) masih menampakkan sorot kehampaan.

Psyche yang berada dalam tubuh Medeia mengepalkan tangannya kuat.

"Shhtt... (Name) sedang mengandung, kau jangan menambah beban pikirannya."

Perkataan yang ingin Psyche lontarkan seketika terhenti. Psyche menatap Helio tak percaya. Bukankah fakta yang pria itu beberkan membuat beban pikiran (Name) justru bertambah?! Mengapa justru malah dia yang disalahkan?!

Helio membungkuk. Mensejajarkan wajahnya pada (Name).

Pria itu menatap lama paras wanita yang hampir dua tahun ini telah berstatus menjadi istrinya.

Netra (Name) bergerak melirik Helio yang tengah menatapnya. Tanpa sadar kedua tangannya bergerak memeluk leher pria itu. Helio dengan sigap menggendongnya ala bridle style.

Psyche yang menatapnya tambah tak mempercayai apa yang dilihatnya.

"(Name)?!!" Pekiknya nyaring.

(Name) menatapnya dengan sorot mata keputus asaan. Wanita itu bersender dan menenggelamkan wajahnya pada dada sang tuan.

"Aku hanya beruntung. Seharusnya aku bersyukur. Kalau hari itu Helio tidak menolongku mungkin aku akan berakhir tragis di atas ranjang duke Ervin." Suara (Name) bergetar dengan jemarinya meremas kuat pakaian yang dipakai oleh Helio.

Ah, rupanya wanita itu masih menyimpan rasa traumanya.

"Kau bajingan, Helio!" Psyche tak mungkin menyalahkan pikiran (Name) yang melenceng. Rasa traumanya yang besar membuatnya menyimpulkan hal yang tidak benar.

"Jaga ucapanmu. Aku melakukannya karena mencintai (Name)." Helio tersenyum miring. Berjalan santai menuju kereta kudanya terparkir. Dirinya begitu senang hari ini karena berhasil mendeklarasikan sesuatu yang dipendamnya lama.

Menggunakan kata cinta sebagai validasi atas pembenaran tindakan di luar nalar yang dilakukannya.

Benar.

Cinta membuat segalanya berubah. Ntah itu berujung pada obsesi atau tindakan merela. Yang pasti Helio tak menyerah dengan perasaannya.

Sepanjang perjalanan (Name) masih sama, meremas kuat pakaian yang dipakai Helio. Wajahnya enggan untuk sekedar berbalik.

"Tolong duduk yang benar, (Name).. Posisi ini tak nyaman untuk kandunganmu."

(Name) kian meremas pakaian yang dipakai Helio. Perlahan wajah wanita itu mulai terlihat. Memajukkan wajahnya dengan sang tuan, lalu memberikan kecupan singkat pada bibir manis Helio.

"Selamat hari kasih sayang, Helio. Maaf, aku telat mengucapkannya."

Helio hanya tersenyum tipis lalu mempertemukan bibir mereka lagi.

Ciuman yang lembut dengan perutnya yang dielus ringan. Begitu memabukkan hingga membawa sang puan berada dalam bunga tidurnya.

*****

Mengerang ringan, (Name) terbangun dalam keadaan tak nyaman.

Siluet Helio tengah menciumi bibirnya terlihat.

"Kenapa kau melakukan itu?" Ciuman terlepas. Keduanya bersitatap cukup lama.

"Bukankah jawabannya sudah jelas?" Deru nafas keduanya saling berbenturan. Helio menyelipkan anak rambut sang istri ke belakang telinga.

𝐏𝐇𝐀𝐍𝐓𝐀𝐒𝐌𝐀𝐆𝐎𝐑𝐈𝐂 [𝐇𝐞𝐥𝐢𝐨𝐱𝐘𝐨𝐮]Where stories live. Discover now