A1. Count Down

155 16 11
                                    

.
.
.

Langkah Yamagishi terasa mengambang, masih tidak percaya atas pilihan yang ia ambil. Tepat di detik pesan berisi daftar pemain esok hari masuk ke ponselnya dan nama Takuya berada disana, Yamagishi langsung menghubungi anggota Valhalla yang ia kenal. Setengah berlari menuju markas Valhalla setelah mendapat konfirmasi jika dua orang yang sudah pasti bisa membantunya berada disana.

Suara tiga sahabatnya masih terngiang di ingatannya, sangat jernih dan jelas.

Marah, muak, dan putus asa.

Kombinasi yang mendorongnya ada disini sekarang.

Ia tidak gemetar. Takut? Jelas. Tapi orang-orang ini, Valhalla--mereka tidak bisa menyentuhnya seujung jari saat Yamagishi datang kemari dengan tujuan jelas.

"Boss, ada permintaan masuk."

Di bawah tatapan dua pasang manik biru yang menunggunya bicara, Yamagishi menarik keluar amplop uang yang ia kumpulkan sejak sekolah dasar. Mungkin butuh bertahun-tahun untuk mengumpulkannya lagi, tapi uang bukan masalah saat nyawa sahabatnya yang menjadi taruhan.

"Seratus ribu yen untuk mengalahkan Masataka Kiyomizu."

Laki-laki di hadapannya menoleh, mungkin berkomunikasi melalui tatapan mata pada adik kembarnya yang ikut bertanya-tanya.

"Aku tidak pernah mendengar nama ini,"

"Hei, kami tidak menerima permintaan untuk menyakiti warga sipil."

"Dia--dia bukan!" Yamagishi membalas, hampir menjerit. Tuhan tau seberapa kesal dia sekarang. "Masataka Kiyomizu, Kiyomasa--dia anggota divisi tiga Tokyo Manji dan penyelenggara judi sambung di area SMP Mizo!"

Yamagishi yang terdengar seperti mendikte menyebabkan beberapa anggota Valhalla menoleh padanya, jengkel pada ketidaksopanan Yamagishi pada dua rangker mereka.

Dua petinggi Valhalla masih tenang, tidak terusik, dan terlihat baru mengingat.

"Oh...? Kiyomasa huh, bajingan ini sedang menumpuk musuh ternyata."

Gadis bersurai pirang memberi penjelasan singkat mengenai kalimat kakak kembarnya barusan, "kau orang keenam yang datang kemari untuk meminta si Kiyomasa ini diberi pelajaran."

"Permintaan yang terkumpul sudah melebihi lima ratus ribu yen, benar-benar panen besar!"

Tawa terdengar dari berbagai penjuru. Yamagishi tersenyum kaku, jelas mengetahui sosok pembuli seperti Kiyomasa pasti akan masuk dalam daftar hitam banyak orang dan berakhir disini.

Di tempat dimana permintaan balas dendam bisa terkabul selama ada dua hal.

Uang dan penerima permintaan.

Lima ratus ribu yen... Yamagishi melirik ke ujung ruangan, dimana harimau Valhalla tengah bermain-main tanpa minat kemari.

Siluet di balik tubuh kedua kembar juga masih tidak mengatakan apapun.

Dua dari empat orang penggerak Valhalla terlihat tidak menaruh pandang pada permintaan ini meski tawaran uang yang masuk sudah membengkak.

Kazutora terkenal sebagai petarung ganas yang hanya melawan musuh kuat, julukan harimau memang cocok untuk sifatnya yang liar. Kiyomasa tidak termasuk dalam jajaran prajurit paling tangguh milik Toman. Point ini menjadi titik penjelas mengapa no. 4 Valhalla tidak memiliki keinginan untuk mengambil tawaran lima ratus ribu yen ini.

Sedangkan Kisaki si pemegang kekuasaan tertinggi Valhalla memiliki kriteria tersendiri untuk menyikapi permintaan yang masuk. Sudah pasti Kiyomasa tidak akan memenuhi aspek manapun dari kriteria seorang Kisaki Tetta.

Hanagaki(s)Where stories live. Discover now