A11. Troublesome

76 10 0
                                    

Hanma menyeringai, terlihat senang menyaksikan kekejaman Terano South yang menghukum pemimpin Moebius di depannya. Asap rokok mengudara dan Hanma santai saja saat Terano melayankan pukulan terakhirnya yang membuat Osanai hilang kesadaran.

"Sampah tidak berguna,"

Mendengar itu, Hanma tertawa selayaknya maniak. Ia bertepuk tangan, menunjukkan antusiasmenya pada pimpinan Rokuhara Tandai yang masih mengepulkan awan panas di atas kepala.

"Semua rencana yang aku lakukan, " Terano menggebrak tuts piano sampai menciptakan bunyi menganggu yang tidak enak didengar, "sia-sia,"

Di tengah suasana tidak nyaman yang membayangi markas Rokuhara Tandai, Hanma masih bersikap santai. Ia sudah bekerja di bawah tujuh boss yang memiliki beragam karakter dan sifat selama dua tahun, Terano South yang mengamuk jelas bukan apa-apa.

Hanma berucap ringan, tidak ragu sama sekali saat Terano menghadapnya penuh tanya dan amarah yang tidak berkurang, "selama dua tahun bersama anak-anak itu aku menemukan beberapa fakta menarik yang mungkin bisa membantu."

"Kisaki terlalu pintar untuk menuntaskan beragam masalah sulit dan dia memiliki empat--tiga bawahan yang siap mati demi bisa memenuhi keinginannya, memasang badan agar dia tidak terluka seujung jaripun." tersenyum mencemooh pada Terano, Hanma melanjutkan kalimatnya yang mengambang, "polisi sudah menaruh Valhalla kedalam list gang berbahaya--terima kasih untukmu--Kisaki tidak mungkin berpikir ulang untuk membubarkan gang kecil seperti Valhalla. Rencanamu memang berhasil, kelenyapan Valhalla hanya kau percepat Terano, tapi tidak sulit untuk Kisaki membangun ulang sesuatu yang mirip. Gang? Itu bukan masalah selama Hanagaki masih memiliki pamor dan kekuatan mereka."

"Bajingan, tidak usah repot-repot mengatakan rencanaku sia-sia dua kali."

"Kau menarik Moebius untuk menciptakan keributan antara Toman dan valhalla, membayar sejumlah uang agar Valhalla dan beberapa Toman berkhianat. Kisaki bisa menuntaskan semua itu semudah membalikkan telapak tangan."

"Kenapa kau sulit-sulit meruntuhkan Valhalla saat kau bisa mendapatkan tiga yang lain saat mengenggam satu?"

Terano membutuhkan beberapa detik untuk bisa mencerna inti perkataan Hanma, laki-laki berbadan besar itu lantas terbahak.

"Hanya perlu sedikit distraksi dan kau bisa mengambil Kisaki saat mereka lengah," Hanma melirik kearah Osanai terbaring, diikuti Terano.

.

.

.

31 Oktober 2006, Hari Pertarungan

"Mikey terlalu keras kepala," Wakasa bersimpati, "dia harus bersiap kehilangan Toman hari ini, mereka bukan tandingan Valhalla."

Bengkei menggeleng tidak setuju, "selama Hanagaki tidak muncul, Toman masih memiliki kesempatan."

"Bukankah kalian terlalu berpihak pada Valhalla?!" Sebagai kakak yang baik, Shinichiro berusaha membela gang adiknya. (Meski di lubuk hati, Shinichiro menyetujui perkataan dua sahabatnya) Ia adalah kakak yang baik karena tetap menaruh harapan pada Tokyo Manji.

Meminta tambahan dukungan, Shinichiro menoleh pada Takeomi yang langsung mengalihkan pandangan dan memperparah keadaan, "jika Toman berbuat curang dan menggunakan senjata, mungkin mereka bisa merubah situasi...?"

"Kau bahkan tidak terdengar yakin!?"

"Terima kenyataannya Shin..."

Shinichiro menatap hamparan penonton yang ada di sekitarnya. Beragam Toppoku dan aksen daerah bercampur, berkerubun di sekitar tempat pembuangan mobil. Ia tidak percaya semua orang ini datang hanya untuk menyaksikan perkelahian dua gang. Shinichiro menemukan Izana di awal kedatangannya--yang membuat kehebohan karena Shinichiro sudah pensiun dari dunia berandalan--bersama petinggi Brahman. Ia berusaha menyapa, tapi Izana tetaplah Izana. Pemuda bersurai perak itu hanya melirik kearah Shinichiro dan pergi tanpa kata bersama tangan kanannya yang setia serta rombongan Tenjiku.

Hanagaki(s)Where stories live. Discover now