A4. Kembar Hanagaki

91 16 27
                                    

Draken baru membuka mulut saat bunyi notifikasi ponsel mengambil alih fokus semua anggota. Merasa kesal, wakil komandan Tokyo Manji berniat memaki Pahcin yang masih menggunakan ponsel tepat saat rapat akan dimulai.

"Oi, Pah--...?"

Tapi kapten divisi tiga itu malah berlari pergi tanpa mengatakan apapun.

Membuat keributan dan menyuruh anggota Toman yang berbaris memberinya jalan. Bahkan tindakannya membuat kapten-kapten lain mempertanyakan ada apa.

Suara Pehyan yang merobek suasana aneh itu terdengar linglung, "Mitsuya, apa arti kanji ini?"

Mencari tau alasan kepergian kawan kaptennya secara mendadak, Mitsuya menengok ponsel Pahcin yang sempat diberikan ke Pehyan.

Wakilnya itu nampaknya juga kebingungan.

"Pahcin berlari setelah membaca pesan ini--"

"--sialan!" Maki Mitsuya selesai membaca isi pesan dalam hati dan melemparkan ponsel pada Draken di atas tangga. "Ayo Peh!"

Mengikuti langkah Mitsuya yang menariknya tanpa alasan, Pehyan segera mendahului. Berpikir untuk menyusul jejak Pahcin.

"T-Taka-chan?!" Hakkai yang kebingungan menoleh bergantian pada kapten dan komandannya. Terlalu takut untuk beranjak, tapi Mitsuya juga tidak mungkin berperilaku kurang ajar tanpa sebab.

"Mikey," suara Draken terdengar geram di tengah keributan para anggota, "ada anggota kita yang ditargetkan Moebius."

Netra Mikey berkilat oleh amarah yang menumpuk begitu Draken menunjukkan pesan di ponsel Pahcin. "Ini...?"

.
.
.

"Kami sudah sampai..." suara hela nafas Hanagaki tertua terdengar berat, "kalian juga hati-hati disana."

Pembicaraan berakhir dan Takemichi menyimpan ponsel ke dalam sakunya. Ia melirik Takayuki yang sudah siap tempur dalam balutan jaket kebanggaan gang mereka. Bergeser sedikit, ada empat Valhalla--haruskah dia menyebut mereka Valhalla saat mereka bukan--yang diminta ikut bersama keduanya.

Enam lawan seratus... yah, ini cukup, batin Takemichi meletakkan kuncinya di pengait sabuk yang ia kenakan.

"Ayo Yuki," mengganguk sebagai jawaban, Takayuki berjalan dua langkah di belakang kakaknya. Empat penjaga mereka berjalan lebih belakang.

Tidak butuh banyak waktu untuk mendapati segerombolan anggota gang yang tengah beraktivitas. Lampu taman yang tamaram tidak dapat menyembunyikan kegiatan Moebius disana.

"Aku pergi, aniki." Gumam Takayuki melompat kebalik semak-semak. Berlari menuju target utama. Empat Valhalla juga segera menyebar sesuai perintahnya.

Menghela nafas kesal, Takemichi menyumpahi ketidaktelitian Hanma yang menyebabkan hal ini terjadi dan segera berteriak, "Oi, Osanai!"

Gerombolan Moebius yang membentuk lingkaran segera terbelah. Osanai yang tengah memukuli seorang laki-laki berseragam hitam segera terlihat di pandangannya.

Ada juga perempuan yang gemetar terduduk tidak jauh disana. Seragamnya koyak dan beberapa laki-laki memegangi gadis malang itu.

"Tolong... tolong kami!"

Takemichi menutup mata sejenak, menekan amarah yang terpantik, sebelum matanya kembali terbuka. Ada pendar berbahaya yang telah menyala disana.

Gadis itu berusaha melepaskan diri, entah berniat lari kearah laki-laki berseragam hitam yang sama dengannya atau Takemichi, tapi jelas Osanai tidak senang atas gerakannya.

"Pelacur ini benar-benar!" Teriak Osanai berniat melempar pukulan saat Takayuki muncul dan menghantamkan heels boothnya ke wajah pemimpin Moebius.

"Aku tidak menyangka kau segila ini, Osanai... haah! Kau tau, Kisaki bahkan tidak mau meladenimu lagi dan memintaku memberikan sedikit pelajaran khusus padamu."

Hanagaki(s)Where stories live. Discover now