B17. Shiba

61 12 3
                                    

Malam telah larut saat Yuzuha berkendara pulang.

Selama dua tahun mengenal Takemichi dan Takayuki, baru kali ini ia melihat mereka bermusuhan. Salah satu marah pada yang lain? Itu terjadi berkali-kali, terutama Takayuki yang selalu memaksakan diri saat bertarung. Tapi sekarang...?

Meski suasana bertambah canggung saat Takayuki merengek agar dia bermalam dan menemaninya, Yuzuha tidak bisa membiarkan Hakkai di rumah sendirian. Badan besar adiknya itu hanya kamuflase dari ketakutannya atas segala hal, terutama di rumah sendirian.

Yuzuha menemukan beberapa alas kaki asing di lemari sepatu. Berpikir itu adalah milik teman-teman Hakkai yang masih bertamu, ia melipat jaket kulitnya dan berjalan masuk, mengumumkan keberadaannya dengan sapaan, "Tadaima,"

"...Okaeri,"

Taiju Shiba berada di ruang tamu bersama wajah-wajah yang tak asing. Yuzuha terlalu jengkel pada kehadiran Taiju itu sendiri sampai terlambat menyadari satu hal,

"Brahman?" Bisik Yuzuha setengah tercekik. Sudah pasti ia mengenali toppoku hitam beraksen putih yang tengah dikenakan oleh orang-orang di ruang tamu rumahnya.

Kakak sialannya itu juga menggunakan satu. Memang benar-benar bajingan sejati.

"Bukankah adikmu pulang terlalu malam?" Salah satu tamu membuka mulut setelah detik-detik keheningan yang digunakan Yuzuha untuk beradu pelototan dengan Taiju.

"Itu bukan urusanmu, pak tua!" Geram Yuzuha, tidak senang saat orang lain mempertanyakan kegiatannya di luar.

"Yuzuha!"

"Apa?! Kau mau memukulku lagi?"

Kekejaman Taiju terhadap dua adiknya di masa lalu tidak pernah mendapat maaf. Dua Shiba muda masih membenci kakak sulung mereka setengah mati, Taiju nampak kehabisan kata-kata atas mulut adik perempuannya. "Pergi saja ke kamarmu,"

"Sebelum itu," pria yang sama kembali bicara. Rokok di tangan orang itu padam. Yuzuha memeluk jaket miliknya saat mata pria itu tidak juga bergerak dari simbolisasi toppoku yang tidak dia miliki (Takemichi menegaskan pada semua anggota yang tidak berada dalam wilayah Kawasaki atau prefektur Kanagawa untuk tidak diberikan toppoku. Alasannya sederhana, keamanan dan keselamatan anggota di luar wilayah menjadi taruhan.)

"Bukankah warna jaketmu itu terlihat familiar?"

Sudah banyak gang yang memiliki atribut berwarna-warni. Blackdragon di masa lalu mengalami banyak perubahan toppoku, tapi generasi milik Takemichi (generasi kesebelas Blackdragon yang baru seumur jagung) mengambil warna merah. Alasan Takemichi sederhana, dia hanya mau menyamakan warna toppoku gang Blackdragon agar sama dengan gang Izana.

Yuzuha bisa membayangkan lautan merah jika sampai anggota Blackdragon dan Tenjiku berada si satu tempat yang sama.

Mungkin karena itu banyak gang mulai berhati-hati atas warna atribut gang setelah Blackdragon naik ke permukaan menggunakan warna toppoku baru. Merah telah menjadi identitas dari dua gang kuat di Jepang, Yokohama Tenjiku dan Blackdragon. Semua orang sudah pasti berhati-hati agar tidak menyinggung dua gang itu dengan menggunakan warna toppoku yang sama.

"Mata yang tajam pak tua." Alis Yuzuha terangkat, tidak takut sama sekali saat memamerkan jaket kulit di tangannya, "edisi musim gugur tahun ini dari brand B memang menjadi trend di kalangan anak muda, terutama warna merah."

"Terjual habis dalam hitungan menit." Bisik Yuzuha di akhir, cukup keras untuk semua orang di ruang tamu dengar.

Pria yang sejak awal mencari api dengan Yuzuha menatap tanpa kedip, mungkin tidak menyangka cara gadis Shiba melawan balik kalimatnya tanpa takut, meski penuh oleh omong kosong.

Du hast das Ende der veröffentlichten Teile erreicht.

⏰ Letzte Aktualisierung: Mar 17, 2023 ⏰

Füge diese Geschichte zu deiner Bibliothek hinzu, um über neue Kapitel informiert zu werden!

Hanagaki(s)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt