A9. Her Idea

78 16 2
                                    

Pulang larut malam sudah menjadi rutinitas bagi Haruchiyo. Dia berada dalam naungan dua gang besar (Tokyo Manji dan Brahman) dan hal ini membuat Haruchiyo memiliki tugas dua kali lipat. Bahkan setelah ia turun jabatan dan menyerahkan tugas ketua divisi lima pada Mucho--terima kasih untuk Izana yang meminjamkan salah satu orang kepercayaannya dari Tenjiku secara rahasia--Haruchiyo tetap memiliki banyak pekerjaan yang menjadi penyebab kuantitas waktunya untuk berada di rumah selalu kurang.

Terkadang--ralat, SERING SEKALI--Haruchiyo merasa jengkel pada Takeomi yang terus menyerahkan banyak tugas di luar bidangnya sebagai anggota Brahman atau wakil kapten divisi lima.

Dia bahkan bukan anggota bawah Brahman yang memiliki tugas sepele, tapi kenapa--!?

"Bajingan itu..." geram Haruchiyo mengenggam amplop coklat berisi dokumen penting yang harus ia antar ke markas Brahman di Shinjuku. Tugas dadakan yang Wakasa sampaikan saat rapat berakhir tadi.

Untungnya, Mucho kembali ke sisinya setelah selesai menerima panggilan.

Ketua divisinya itu menyadari suasana hati Haruchiyo, mengambil amplop dari tangannya, dan bersidekap, "pulanglah, Kakucho memintaku mengambil alih dari sini."

Mendung yang semula mengitari Haruchiyo berubah jadi gemerlap penuh bunga. Mucho menyadari perubahan mood itu dan tersenyum kecil, "sampaikan salamku pada yang lain,"

Ia membungkuk pada Mucho--hal yang hanya Haruchiyo lakukan pada segelintir orang--sebelum berbalik pergi. Haruchiyo bahkan mengacuhkan panggilan Mitsuya dan Draken yang berniat mengajaknya bicara. Menerobos anggota Tokyo Manji dan Brahman yang menghalangi, dan berjalan lurus menuju motornya yang terparkir agak jauh dari barisan motor lain.

"Kenapa dia terburu-buru begitu?" Tanya Smiley menatap pergerakan motor Haruchiyo yang hilang di balik rimbun pepohonan. Disisinya, Angry mengangguk, selalu bertanya-tanya kemana wakil kepala divisi lima mereka pergi karena setiap kali selesai mengerjakan tugas atau pulang rapat, Haruchiyo akan menghilang tanpa kabar.

"Yang pasti bukan ke Shinjuku," perwakilan gang Brahman yang datang ke rapat hari ini, Wakasa, menunjuk amplop coklat di tangan Mucho, "aku sudah bilang Takeomi membutuhkan dokumen itu secepatnya."

"...dia sibuk. Biar aku yang pergi dan mengantar ini," Mucho mengingat nada putus asa Kakucho saat menceritakan tingkah Izana yang terus mempertanyakan keberadaan Haruchiyo setiap beberapa menit dan mengomel kenapa adiknya itu (Haruchiyo) tidak juga pulang. Yah, setelah insiden dengan Moebius tadi, Mucho bisa paham kenapa sisi protektif Izana bisa kambuh.

"...terserah," Wakasa tidak meributkan siapa yang akan mengantar paket Takeomi. Selama itu bukan dia. "Aku dengar Moebius menyerang dua anggota kalian tadi,"

"Ck, bajingan-bajingan itu yang menjadi alasan kenapa kami terlambat menemui kalian di perbatasan tadi," Draken masih sangat geram terhadap apa yang telah terjadi. Jika bukan karena polisi, mungkin Moebius sudah habis ditangan mereka.

"Baguslah kalian bisa menyelamatkan mereka tepat waktu." Wakasa yang menemukan perubahan raut wajah petinggi-petinggi Tokyo Manji di sekelilingnya kembali bertanya, "apa? jangan bilang kalian terlambat?"

"Ini... Hanagaki."

Tidak mendengar jawaban Draken yang enggan menjelaskan, Wakasa melirik kearah Mitsuya, "Hanagaki... bukankah mereka si kembar dari Valhalla itu?"

Mucho menyadari raut ketertarikan Wakasa. Ia berpura-pura tidak mengetahui apapun dan mencatat dalam hati untuk melaporkan Izana perihal temuannya ini.

"Mereka yang menyelamatkan dua anggota Toman dari Moebius. Dua rangker Valhalla lain juga mengagalkan aksi pembobolan Moebius kerumah anggota kami ini. Mungkin Kisaki yang meminta mereka melakukannya, tapi bagaimana Kisaki bisa mengetahui informasi penyerangan Moebius... itu yang masih kami bingungkan sekarang." Mitsuya menggantikan Draken untuk menjelaskan situasi.

Hanagaki(s)Where stories live. Discover now