02. the books

265 69 38
                                    

Minju dan Jaemin masih termenung, suasana dan atmosfer di Kamar Minju benar-benar dingin saat ini. Keduanya sama sekali tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka alami dibelakang tempat Sirkus tadi.

"Jadi, seseorang baru saja mati dan kita malah lari meninggalkannya?" Ucap Jaemin memecah keheningan.

Minju menoleh tidak suka. "Dia sendiri yang menyuruh kita lari, jadi kita tidak bersalah kan?"

Jaemin lagi-lagi terdiam. Entahlah, dia masih terlalu kaget dengan kejadian malam ini.

"Baik Minju, jangan katakan ini pada siapapun, oke? Jika tiba-tiba Polisi datang ke Rumah kita, pura-pura saja tidak tahu apa-apa. Namun, untuk jaga-jaga seandainya mereka tahu kita berada ditempat kejadian itu, kita harus mulai memilih Negara yang bagus untuk kabur." Ujar Jaemin panik.

Minju berdecak. "Berisik! Sialan, kenapa kamu berkata seolah-olah kita adalah pembunuh?!"

Jaemin mengerjap, lumayan terkejut karena Minju membentaknya.

"Dengar, kita hanya perlu melupakan kejadian Malam ini. Baik aku maupun kamu, tidak ada yang salah! Si pemain Sirkus sialan itu sendiri yang minta ditinggalkan. Jadi, lebih baik kamu pulang ke Rumahmu sekarang!" Minju membuka pintu kamarnya-kode untuk mengusir Jaemin.

Jaemin baru tahu, gadis itu rupanya memiliki sifat yang buruk dan sering mengucapkan kata-kata kasar jika sedang marah dan panik.

"Oke, aku akan pergi, tapi sebelum itu, aku ingin melihat isi tas itu dulu." Balasnya sambil menunjuk tas berwarna hitam yang diletakkan dekat meja belajar.

Minju merotasikan kedua matanya. "Itu tidak penting. Kita bisa membukanya besok!"

Jaemin menggeleng. "Tidak, siapa yang tahu jika isinya adalah uang? Atau bom? Kamu mau Rumahmu ini meledak?"

Lelaki itu menghampiri tas itu, dengan hati-hati mulai membuka resletingnya. Saat sudah melihat isinya, ia hanya menunjukkan ekspresi kebingungan yang membuat Minju lagi-lagi berdecak kesal.

"Hei, apa isinya?" Tanya si Gadis.

Jaemin menoleh. "Buku."

"Huh?"




Mereka berdua mulai mengeluarkan buku-buku itu dari dalam tas.

"Buku apa ini? Kenapa si pemain Sirkus menyuruh kita untuk menjaganya?"

Rupanya, itu hanyalah 5 buku novel yang memiliki judul awal yang sama.

"Books of Circus?"

Keduanya mulai membuka buku pertama, alis mereka bertaut.







"Kisah tentang rahasia Maestro muda yang terkenal? Sepertinya membosankan."

"Uhm, begini, ternyata isi dari tas itu tidak sama seperti yang aku pikirkan. Dan apa-apaan itu? Novel? Aku tidak mau membacanya, jadi aku akan langsung pulang saja ya. Kamu jagalah buku ini sendiri." Ucap Jaemin yang langsung siap-siap ingin pergi dari ruangan itu.

"Hei, sialan!" Seru Minju sambil menahan lengan Jaemin. "Ini adalah tanggung jawab kita berdua, berani sekali kau menyuruhku untuk mengurus ini sendirian?!"

Jaemin hanya tersenyum bodoh menampakan deretan gigi-giginya yang rapih. "Hehe, baiklah-baiklah, maafkan aku."

Minju menyerahkan 2 buku terakhir pada Jaemin, gadis itu menyimpan 3 buku lainnya.

"Mungkin aku akan membacanya malam ini, kau cepatlah pulang."

Jaemin menggangguk, ia lalu pergi keluar dari kamar ini untuk kembali ke Rumahnya.













Minju membaringkan tubuhnya dikasur, mulai membaca satu persatu kata dari buku pertama itu.


















BOOKS OF CIRCUS :
The Secret of The Charming Maestro


[i] BOOKS OF CIRCUS : The Secret Of The Charming Maestro ✔️Where stories live. Discover now