07. stranger things at the maestro's apartment

161 59 45
                                    

"Bukan aku yang membunuhnya, tapi iblis."

Deg!

Jantung Yunjin berdegup kencang, kakinya melemas tatkala mendengar perkataan Maestro barusan. Tangannya mulai mencengkeram pakaiannya sendiri, dalam hati sudah bersiap memukul pria dihadapannya.

Namun, alis gadis itu langsung tertaut saat Younghoon tiba-tiba tertawa. Bukan, bukan tawaan kecil seperti biasanya, pria itu tertawa dengan keras.

"Pffft hahahaha, kau takut? Maaf, aku hanya becanda." Ujar Younghoon sambil mengelap matanya yang berair.

Plak!

Entah sadar atau tidak, tangan Yunjin dengan cepat menampar pipi Maestro. Membuat pria itu terdiam, tangannya mengusap pipi yang terkena tamparan.

"Wow, ini sakit." Ucap Younghoon, dia lalu melirik Yunjin dengan takjub, "kau memang gadis yang sangat berani."

Yunjin bangkit dari duduknya, melihat Younghoon dengan sengit.

"Kau kira ini lucu? Kau kira membuat lelucon tentang nyawa Kakakku itu lucu?!" Serunya, pandangannya mulai memudar karena air mata.

Ia menangis.

"Kenapa kau sangat marah? Bukankah aku sudah minta maaf?"

Gadis itu tidak habis pikir dengan ucapan Maestro. "Terserah, aku pergi dari sini." Ia lalu melangkah menuju pintu keluar.

Tapi, Younghoon menahan lengannya.

"Aku benar-benar minta maaf, tolong jangan marah. Baiklah, aku akan mengatakan yang sejujurnya tentang keberadaan Kakakmu."

Yunjin menoleh, "apa kali ini hanya becanda lagi?"

"Tidak, tidak, ini serius. Aku tahu dimana Kakakmu."

"Katakan, dimana dia?"

Younghoon menepuk sofa, memberi tanda agar Yunjin duduk disitu, yang langsung dituruti oleh si gadis.

"Aku akan membawanya kemari, kau tunggulah disini." Kata Younghoon.

"Apa? Mau kemana kau?" Tanya Yunjin curiga.

"Tentu saja bertemu Kakakmu, jika aku mengatakan kau mencarinya kesini, ia pasti akan langsung ikut denganku."




Uhm, Yunjin memang agak bodoh, tapi tidak sebodoh itu. Ia benar-benar curiga dengan apa yang Younghoon ucapkan. Tapi, rasa penasarannya benar-benar tidak bisa ditahan. Gadis itu hanya mengangguk, setuju dengan sang Maestro.

Younghoon segera akan pergi dari ruangan itu, meninggalkan Yunjin sendirian.

"Hei, Younghoon!" Panggil Yunjin.

Yang dipanggil menoleh. "Wow, kau memanggil dengan namaku?" Ujarnya sambil tersenyum.

Yunjin mendecih, "Jika kau berbohong lagi, aku bersumpah akan membunuhmu." Ancamnya.

Younghoon malah kembali tersenyum. "Menakutkan. Aku akan segera kembali, jadi tunggu ya." Pria itu lalu benar-benar pergi.


















Yunjin termenung.

Sudah 15 menit sejak kepergian Maestro, pria itu masih belum kembali juga. Yunjin merasa sangat kesal sekarang.

Ia lalu mendekat kearah meja yang berada didekat sebuah brankas, entah apa isinya. Yang menjadi tujuan Yunjin adalah isi dari laci-laci dimeja itu.

Lengannya dengan cekatan mengobrak-abrik isi laci, ia pikir, mungkin saja ada petunjuk tentang keberadaan Kakaknya. Karena bagaimanapun, ia masih mencurigai Maestro itu.

Namun, gerakannya langsung terhenti saat Indra penciumannya tiba-tiba menghirup bau busuk. Kepalanya menoleh kanan kiri, merasa bingung dengan bau tidak sedap yang mendadak.

Angin kencang berhembus didepan wajah Yunjin, diikuti oleh gorden yang bergerak tak karuan terkena angin.

Bulu kuduknya merinding, ia menyentuh tengkuk dengan perasaan aneh. Tidak cukup sampai disitu, lampu tiba-tiba mati. Yang bisa dilihat oleh mata Yunjin hanyalah sedikit cahaya dari ventilasi-ventilasi kecil di ruangan itu.

"Aku benar-benar akan membunuhmu, Maestro sialan!" Teriak Yunjin marah.

Ia pikir ini adalah perbuatan Younghoon.

Pintu diketuk-ketuk dengan keras, membuat Yunjin segera berlari mendekat. Ia berusaha untuk membukanya, tapi tidak bisa. Pintu itu dikunci!

"Younghoon brengsek!"

Lagi-lagi, yang hanya bisa ia lakukan hanyalah berteriak memaki Younghoon.

Gadis itu kembali terdiam, ia mendengar suara langkah kaki dari arah jendela. Dengan takut-takut mulai membalikan badan, berharap tidak akan ada hal menyeramkan yang akan ia lihat.















Tidak ada apa-apa.

Yunjin bernafas lega, mungkin listrik disini sedang error dan akan segera hidup sebentar lagi. Dan mungkin, suara langkah kaki yang ia dengar barusan hanyalah halusinasi karena ia memang sedang sedikit ketakutan.

Ia memutuskan untuk kembali duduk disofa, akan menunggu sampai listrik kembali hidup. Tapi saat duduk, ia merasa ada sesuatu yang aneh.

Tangannya mulai meraba sofa. Yang ia sentuh ini sangat lengket dan saat dicium aromanya sangat bau.

"Sial, ini lendir." Keluh Yunjin.

Gadis yang malam ini memakai baju berwarna hijau itu refleks menutup hidungnya.

Bau busuk yang tadi sempat ia cium kembali muncul, kali ini baunya lebih tajam.

Lampu akhirnya menyala. Semua sudut kembali terang.

Harusnya, Yunjin merasa senang.

Namun, gadis itu malah melotot lebar, matanya seperti akan keluar, mulutnya terbuka. Ia terlihat seperti orang yang mati mematung.












Pemandangan pertama yang ia lihat saat lampu menyala adalah Monster besar dengan bentuk menyeramkan— seperti laba-laba yang sudah siap untuk menerkam Yunjin habis-habisan.



















Pemandangan pertama yang ia lihat saat lampu menyala adalah Monster besar dengan bentuk menyeramkan— seperti laba-laba yang sudah siap untuk menerkam Yunjin habis-habisan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


























╰(^3^)╯

guys plis anggap aja visualisasi makhluk yang diliat Yunjin begitu ya wkwkwk karena aku pun bingung nyari gif yang cocok gimana & yang menurutku pas cuma itu doang:(

dan.... maaf kalo gak serem, soalnya aku kurang berpengalaman nulis yang serem-serem huhu

[i] BOOKS OF CIRCUS : The Secret Of The Charming Maestro ✔️Where stories live. Discover now