11. visit the cemetery

132 49 15
                                    

-

Pukul setengah 4 Sore.

Beberapa jam lagi, Younghoon harus mempersiapkan diri untuk pertunjukan Opera. Pria itu kini berada didepan Apartemennya, tidak lupa memakai masker agar tidak ada yang mengenali.

Maestro itu akan pergi ke pemakaman.

Dia masuk kedalam mobil, kini menyetir sendiri. Younghoon melirik orang yang duduk disamping, mendesah pelan dan mulai menjalankan mobilnya.

-









Sudah hampir 15 Menit, suasana selama diperjalanan sangat sepi, tidak ada yang bicara. Hingga sang Maestro mulai bersuara.

"Kau selalu ingin ikut jika aku pergi ke pemakaman." Ucap Younghoon.

"Tidak boleh?"

"Boleh saja, tapi aku hanya merasa aneh melihat Iblis berziarah."

Mendengus, yang barusan disindir sudah bersiap-siap akan membalas perkataan si Maestro, tapi mobil sudah lebih dulu berhenti. Mereka sudah sampai.

Younghoon segera keluar dari mobil, tidak lupa membawa sebuket bunga yang tadi siang dia beli. Azazel mengekor dari belakang, kepalanya menoleh melihat gadis dengan tubuh terbakar sedang duduk dikursi panjang-memperhatikan kegiatan mereka.

Iblis itu tersenyum.

Maestro berhenti didepan sebuah makam yang berada paling pojok, menaruh sebuket bunga tadi disampingnya. Kedua telapak tangannya menyatu, mulai berdoa.

Azazel yang melihat itu mencibir. "Manusia tidak tahu diri, dia sudah mengikat kontrak dengan Iblis dan kini berdoa pada Tuhan-nya?"

Isa-gadis yang terbakar, diam-diam sudah berada didekat mereka. Ia menahan tawa mendengar cibiran Azazel.

Selesai berdoa, Younghoon terdiam sebentar. Ia lalu mengelus batu nisan itu, matanya sedikit berair ingin menangis.

"Aku tidak sabar ingin segera bertemu dengan reinkarnasimu." Ujarnya.

Pria itu menoleh pada Azazel, kemudian matanya kembali tertuju pada makam. "Seandainya aku mengikat kontrak dengan Iblis yang lebih kuat, pasti kini kita sudah bertemu." Keluhnya.

"Hei, apa maksudmu? Kau menghinaku secara tidak langsung!" Protes Azazel kesal.

Younghoon tidak menanggapi, dia terlalu larut dalam kesedihan.


Pria itu hanya diam, menatap batu nisan didepannya, "Aku benar-benar merindukanmu, Isa."




















---

Pukul 9 Malam.

Younghoon mulai naik keatas panggung menyusul para pemain yang lain. Dia melirik sebentar kearah penonton.

Sedikit para orang tua dan para gadis yang sedang menahan teriakan gemas, seperti biasanya.

Maestro itu mendengus kecil. Merasa benci dengan pekerjaannya ini. Jika bukan karena permintaan kekasihnya, mungkin sampai kapanpun Pria itu tidak akan pernah menjadi seorang Maestro.

Beberapa lama kemudian, pertunjukan selesai. Para penonton bertepuk tangan, seperti biasa.

Younghoon menyapa para penggemarnya sebentar sebelum turun dari panggung, seperti biasa.

Dan, para gadis-gadis gila itu akan berdiskusi untuk memutuskan siapa yang akan pergi ke Apartemennya, seperti biasa.

Kegiatan yang sangat membosankan, itulah yang selalu Younghoon ucapkan dalam hatinya.

Seperti biasa lagi, setelah berganti pakaian, sang Maestro pergi untuk masuk kedalam mobilnya dan duduk dikursi belakang. Kali ini supir yang menyetir.

Ia memandang kaca spion.

Sekarang, para gadis-gadis itu akan mengikutiku.

Batinnya.




Alisnya mengernyit. Sudah sampai setengah perjalanan, tapi dia sama sekali tidak melihat mobil yang biasa dikendarai oleh sekelompok gadis penggemarnya itu.

Sangat aneh, tidak seperti biasanya.

---





















Para Gadis penggemar Maestro kini sedang berkumpul di Markas. Suasananya sedang tidak enak.

Para Anggota kompak menatap lekat ketua mereka-Kazuha, yang daritadi hanya terdiam.

"Jadi, apa yang membuatmu melarang kami untuk melakukan pemilihan Malam ini, Kazuha?" Tanya Winter.

Gadis yang lain mendengus. "Ayo lah, aku tahu kau adalah ketua, tapi kau tidak bisa seenaknya melarang kami seperti ini."

Kazuha menegakkan duduknya, mulai menatap para anggota itu satu persatu. "Dengar, suasananya sedang tidak kondusif sekarang. Percayalah padaku, jika kalian tau apa yang sedang terjadi, kalian pasti tidak akan mau pergi kesana."

"Apa maksudmu?" Tanya seorang Gadis, namanya Yuna. "Jelaskan apa yang tidak kami ketahui."

"Ck, kalian tidak akan mengerti!" Seru Kazuha.

"Ya, kami tidak akan mengerti jika kau tidak menjelaskannya!" Sahut Yuna kesal.

"Apapun alasannya, kita harus tetap melakukan pemilihan. Maaf Kazuha, tapi kau sendiri yang dulu membuat peraturan ini." Ujar yang lain.





Mereka segera memilih satu Gadis yang akan pergi, tanpa Kazuha, tentu saja. Karena gadis itu kini hanya diam menyimak.

Gadis-gadis itu bahkan tidak peduli dengan para anggota yang kini menghilang setelah sebelumnya dipilih untuk pergi ke Apartemen Maestro.

Entah kenapa, setelah ia melihat arwah teman lamanya, Kazuha menjadi agak pendiam dan sering mengalah pada para anggota yang lain, tidak seperti biasanya.
























( ◜‿◝ )♡

cuma mau mastiin aja, kalian inget kan kalau Younghoon, yunjin, Kazuha, dll itu cuma karakter novel yang dibaca Minju???????

masih penasaran ga kenapa si pemain sirkus pengen bukunya dijagain??????

[i] BOOKS OF CIRCUS : The Secret Of The Charming Maestro ✔️Where stories live. Discover now