20. the hell ship

70 25 0
                                    

"hei, bangunlah!"

Sedikit demi sedikit, mataku mulai terbuka, saat ku rasakan pipiku ditepuk-tepuk dengan pelan.

Ketika indra penglihatanku terbuka sempurna, aku mengernyit. Seorang anak lelaki berada didepanku yang sedang terbaring. Dapat ku dengar dia bernafas lega.

"Kaget, aku kira kau akan mati," ucapnya.

Aku mencoba untuk duduk, walaupun kepalaku sangat pusing, rasanya seperti mau pecah.

Anak tadi mengulurkan tangan, "hai, namaku Hyunjae."

Aku meliriknya bingung, tapi tetap membalas, "aku Younghoon,"

Dia mengangguk, "oh... Younghoon, kau berasal dari Kota ini, kan?"

"I-iya, kenapa?"

Hyunjae terdiam, air mukanya tiba-tiba menggelap, membuatku penasaran.

"Younghoon—"

Oh, tidak!

Mataku melotot. Dengan cepat, aku menoleh ke belakang. Kakiku dengan tergesa-gesa melangkah ke pinggir kapal— ugh, astaga. Aku bahkan baru sadar jika aku sedang berada di kapal.

Aku menganga. Kotaku— Kota Ocena, mengepulkan asap yang begitu tebal. Kebakaran besar pasti sedang terjadi.

Kakiku langsung lemas, air mataku mulai turun. Untuk kesekian kalinya, aku menangis.

Kotaku hancur.

Ibuku... mati.

Para penjahat itu membunuhnya, mereka membunuh Ibu dan orang-orang yang ku sayangi di Kota ini.

Dapat ku rasakan pundakku ditepuk, Hyunjae pelakunya. Dia memandangku khawatir, "kau pasti sangat terpukul, Younghoon. Tidak apa-apa, menangislah."

Nafasku sesak. Aku ingin membalas ucapan Hyunjae, tapi tidak bisa. Yang keluar dari mulut hanyalah isakan tangis yang memilukan.

Hyunjae memeluk dan mengusap kepalaku lembut, "kau harus tetap kuat, aku juga mengalami hal yang sama sepertimu."





























Kira-kira, sudah setengah jam sejak aku bangun dari pingsan. Kini, aku dan Hyunjae sedang duduk memeluk lutut masing-masing.

Aku kemudian melirik Hyunjae, tersadar sesuatu.

"Kau tadi bilang jika kau mengalami hal yang sama?" Tanyaku memecah keheningan.

Hyunjae mengangguk, "benar,"

Ah, ternyata nasib kami berdua sama-sama jelek.

Mataku menelusuri setiap inci kapal, sangat besar. Aku melihat para penjaga kapal ini berdiri disetiap sudutnya.

Aku sangat ingin kabur, tapi mustahil, tentu saja.

"Sudah berapa lama kau disini, Hyunjae?"

"Dua bulan," balasnya santai.

Aku terkejut, "sendirian?"

Hyunjae hanya tersenyum tipis, "tidak juga,"

Tidak dapat ku mengerti.

Aku sangat ingin bertanya lebih banyak, tapi kedatangan sekumpulan Pria dewasa berhasil mengurungkan niatku.

Kepalaku menengok kearah Hyunjae saat ku rasakan telapak tangannya menggenggamku erat.

Hyunjae... bergetar ketakutan.

"Ini, barang bagus yang selalu aku ceritakan padamu,"

Aku menegak saat suara yang tak asing menyapa pendengaran. Kini, tidak hanya Hyunjae yang gemetaran, aku juga sama.

Yang barusan bicara itu... Jimmy.

Pria brengsek itu tersenyum miring kearahku, "bagaimana, bagus, kan?"

Yang ditanya menunjukan ekspresi takjub, "hebat, Jimmy, Maestro pasti akan menyukainya!"

Jimmy mengangguk setuju, "tentu, aku sudah mencobanya." Dia lalu tertawa, disusul oleh Pria lain yang juga ikut tertawa bersamanya.

"Brengsek, kau memakainya secara gratis?" Ujar salah satu Pria itu.

"Hei, aku hanya ingin memastikan, apakah dia benar-benar bagus atau tidak." Balas Jimmy yang kembali tertawa.

Aku menulikan pendengaran, tidak mau lagi mendengar ucapan kotor yang dengan entengnya keluar dari mulut para Pria menjijikan itu.

"Hyunjae, ikutlah denganku."

Aku merasakan genggaman tangan Hyunjae mengencang tatkala mendengar ucapan salah satu diantara mereka.

"Apa kau tuli? Cepat berdiri!"

Mau tidak mau, Hyunjae menurut. Dia lalu mulai berjalan mengekor Pria yang barusan bicara.

Aku menatap kepergiannya dengan perasaan tidak enak.

"Tenang saja, Younghoon, kau aman di kapal ini sekarang. Ya... sampai kau bertemu si Maestro nanti." Jimmy setengah mengejek.

Aku tidak tau dan tidak peduli siapa Maestro yang dia maksud. Karena saat ini, aku sedang khawatir setengah mati dengan Hyunjae.

Aku takut Pria tadi menyakitinya.
































Beberapa jam telah berlalu, dan Hyunjae akhirnya kembali.

Dengan langkah gontai, pakaian acak-acakan dan wajah biru seperti baru habis dipukul.

Dia tersenyum, "kau baik-baik saja kan, Younghoon?"

Hyunjae... harusnya aku yang bertanya seperti itu padamu.

[i] BOOKS OF CIRCUS : The Secret Of The Charming Maestro ✔️Where stories live. Discover now