09. the maestro's worship girl

165 57 33
                                    

"Baik, bisa kau jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa ada makhluk menjijikan didalam Apartemen Maestro yang suci?" Tanya Kazuha.

Yunjin yang sedang mengobati kakinya yang terluka berdecak, merasa sebal dengan pertanyaan Kazuha yang ia sendiri bahkan tidak tahu jawabannya.

Semua terjadi begitu cepat. Maestro yang mencurigakan, angin kencang tiba-tiba berhembus tepat didepan wajah, listrik mati, suara langkah kaki misterius, lendir, dan monster menyeramkan.

Adakah yang lebih buruk dari ini?

Oh, ada. Kakaknya masih belum ditemukan.







Kazuha mendelik. "Kenapa tidak jawab?!"

"Kau tidak lihat kakiku sedang terluka?!" Balas Yunjin kesal.

"Huh? Apa hubungannya? Mulutmu baik-baik saja kan?!"

"Setidaknya bantu aku mengobati kakiku, apa kau memang tidak punya perasaan?!"

"Jika aku tidak punya perasaan, aku akan pergi membiarkanmu dimakan Monster tadi!" Sahut Kazuha.

Yunjin hanya diam, tidak ingin membalas. Runtutan kejadian yang aneh hari ini membuatnya sangat lelah.








"Oh, iya, omong-omong, kenapa kau tiba-tiba ada disana tadi?" Tanya Yunjin.

Kazuha berdecak. "A-ah, tadi Winter memberitahuku bahwa dia melihatmu didepan Apartemen saat gadis itu sedang membeli Roti-"

Baiklah, Winter sedikit berbohong.

"Dan aku yang kesal karena tidak terima kau pergi menemui Maestro pun menyusul untuk marah-marah." Sambung Kazuha.

Dan, Kazuha juga berbohong. Sebenarnya, ia datang menyusul karena sedikit khawatir dengan Yunjin.

Yunjin tidak terlalu peduli, sih. Ia lalu terpikirkan sesuatu.

"Menurutmu, apa Kakakku masih hidup?"

Kazuha lantas menggeleng. "Dari kejadian tadi, aku menyimpulkan jika Kakakmu sudah mati dimakan Monster."

Yunjin mendengus tidak terima. "Jaga ucapanmu!"

"Oh ayo lah, kau tidak boleh denial! Bukankah semua sudah jelas? Misteri dibalik hilangnya para gadis yang mendatangi Apartemen Maestro kini sudah terungkap. Mereka semua sudah hancur lebur diperut Monster itu."

Gadis dengan kaki terbalut perban itu terdiam. Yang dikatakan Kazuha memang masuk akal.

"Lalu, apa yang harus aku lakukan sekarang?"

Kazuha menghela nafas. "Aku tahu tidak seharusnya aku mengatakan ini. Tapi, yang bisa kau lakukan sekarang hanyalah merelakannya. Aku minta maaf, mungkin ini juga salahku karena membiarkan Kakakmu pergi kesana. Anggota lain yang mati juga-aku merasa bersalah."

Yunjin memandang Kazuha lekat. "Wow, kau sudah menjadi gadis waras sekarang?"

"Tidak lucu, aku sedang serius!"

"Oke, maaf. Tapi, tidak kah kau curiga pada si Maestro? Monster itu ada diruangannya, jadi tentu saja semua ini ulahnya, kan?"

Kazuha melotot. "Tidak! Kenapa menyalahkan Maestro-ku?!"

Sudah Yunjin tebak respon si gadis pemuja Maestro itu.

"Tadi aku sempat mengobrol dengannya, dia bilang bahwa dia mengetahui dimana Kakakku-Kak Yejin. Dia pergi dengan alasan akan mengajak Kak Yejin untuk bertemu denganku. Tapi yang terjadi, pria sialan itu malah menjebakku didalam ruangannya bersama Monster." Ungkap Yunjin panjang lebar, dalam hati memohon agar Kazuha tidak menggila lagi.

"Jika begitu, berarti Kakakmu belum mati. Maestro mungkin berkata benar, Kak Yejin masih hidup dan berada di suatu tempat! Dan satu lagi, jangan memanggil Maestro dengan kata kasar, sialan!"

Huft........

Jadi, siapa yang denial sekarang?

Seharusnya Yunjin tidak terlalu berharap banyak dengan gadis ini. Ia memang kelewat gila, kalimat warasnya yang tadi mungkin hanya karena Kazuha sedang tidak sadar dengan ucapannya.

"Bicara denganmu memang tidak ada gunanya, pergilah dari Rumahku." Usirnya.

Kazuha mendelik lagi, "kau mengusirku? Setelah aku menyelamatkan nyawamu? Kau bahkan tidak mengucapkan terimakasih!"

"Tidak, aku tidak akan berterimakasih." Sahut Yunjin cepat.

Lawan bicaranya merasa mulai kesal, gadis itu kemudian benar-benar pergi dari Rumah Yunjin.

-
















Sepanjang jalan menuju Rumahnya, Kazuha terus menggerutu, dalam hati memaki Yunjin yang selalu bicara sembarangan.

Matanya melirik kearah bangunan besar yang amat terang. Dahulu, saat ia masih kecil, tempat itu sebelumnya adalah sebuah Panti Asuhan, tapi kini sudah berganti menjadi Gedung pertunjukan.

Dahinya mengerut, salah satu lampu Teater itu tiba-tiba mati. Karena penasaran, ia terus memperhatikan.

Hingga dengan tidak sengaja melihat bayangan berwarna merah yang melesat.

Entah datang darimana, api tiba-tiba muncul-terlihat dari salah satu jendela. Ia terkejut, dengan panik segera meminta orang-orang yang lewat untuk memeriksa api itu.

"Paman, salah satu ruangan di Gedung Pertunjukan sepertinya terbakar!" Ucapnya pada sekumpulan Pria dewasa yang sedang berjalan disitu.

Para Pria itu kebingungan dan saling melirik satu sama lain, mereka lalu dengan kompak tertawa. "Apa kau sedang berhalusinasi? Tidak ada apa-apa disana."

Kazuha menoleh kearah api yang tadi ia lihat. Ternyata memang sudah tidak ada.

"T-tapi tadi benar-benar ada!" Serunya meyakini.

Sekumpulan Pria itu hanya menghela nafas dan langsung pergi meninggalkan Kazuha, tidak terlalu peduli.

Kini, Kazuha yang kebingungan. Ia terus memperhatikan tempat itu.

Hingga akhirnya, api kembali muncul. Kali ini dengan seorang Gadis bersurai panjang yang menatap Kazuha dengan pandangan tak terbaca.

Kazuha melebarkan mulutnya tidak percaya.










"Isa?"

















"Isa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.














































(◔‿◔)

jujurly ngakak bgt sama editan sendiri wkwkwkwk

[i] BOOKS OF CIRCUS : The Secret Of The Charming Maestro ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang