05. she think she's a brave girl

187 64 41
                                    

Kesabaran Yunjin sudah benar-benar habis. Sekarang sudah pukul 8 Malam dan Kakakknya masih belum bisa ditemukan. Ia melangkahkan kaki kearah sebuah Rumah berwarna Cream dengan terburu-buru.

Tok tok tok

Ini sudah ketiga kalinya ia mengetuk pintu, tapi sang pemilik Rumah masih belum juga muncul.

Yunjin mendengus, ia sudah bersiap ingin berteriak sambil memaki siapapun yang ada didalam Rumah ini, tapi tiba-tiba pintu itu akhirnya dibuka, menampakkan seorang gadis yang menatapnya dengan kesal.

"Apa kau tidak bisa menunggu sebentar saja? Tidak sopan terus menerus mengetuk pintu Rumah orang lain dengan keras!" Seru si pemilik Rumah.

"Cerewet, Kakakku masih belum kembali. Kau harus bertanggung jawab, Kazuha!"

Kazuha mengernyit. "Apa-apaan? Memangnya salahku jika Kakakmu menghilang?"

Yunjin memandang Kazuha tidak percaya. "Wow, kau masih bisa bicara seperti itu? Bukankah kau adalah ketua dari perkumpulan para penggemar Maestro yang gila ini? Apapun yang terjadi pada anggotamu itu adalah murni tanggung jawabmu, bodoh!"

"Lalu apa yang kau ingin aku lakukan?!" Bentak Kazuha, "aku tidak bisa tiba-tiba bertanya pada Maestro, itu melanggar peraturan!"

"Melanggar peraturan?" Tanya Yunjin bingung.

"Para penggemar tidak boleh mengajak Maestro untuk bicara secara pribadi apapun alasannya, kecuali jika ia adalah orang terpilih yang dikirim untuk pergi ke Apartemen Maestro."

"Siapa yang membuat peraturan aneh itu?"

"Aku,"

Oh, ini sudah benar-benar gila. Yunjin memang tidak habis dengan jalan pikir gadis-gadis tidak waras itu.

Mendatangi Kazuha ke Rumahnya sama sekali tidak membantu, Yunjin memutuskan untuk langsung pergi dari sini tanpa berkata apapun.























Setahunya, Kazuha dan yang lainnya tidak pernah ada di Rumah mereka dari jam 7 sampai jam 12 Malam karena sekumpulan gadis itu akan menghabiskan Malam mereka di Gedung pertunjukan dan kemudian berkumpul di Markas.

Jadi, jika jam segini Kazuha ada di Rumah, itu berarti Gedung pertunjukan sedang tutup dan Maestro pasti sedang ada di Apartemennya.

Tanpa pikir panjang, Yunjin lalu pergi ke Apartemen itu-ia mengetahui lokasinya karena Kakaknya berkali-kali sering menceritakannya sendiri.

Apartemen itu terletak dipojok Kota dekat Toko roti terkenal. Irzua hanyalah Kota kecil, jadi Yunjin tidak akan memakan waktu banyak hanya untuk pergi menuju ke kediaman Maestro.

Saat sudah sampai, ia terdiam sejenak memandang bangunan yang bisa dibilang sangat besar untuk ukuran Apartemen di Kota kecil. Kalau tidak salah, kamar Maestro ada dilantai 4, buru-buru Yunjin masuk kedalam bangunan itu.

Netranya tidak berhenti melihat-lihat ke berbagai penjuru ruangan. Arsitektur dari Apartemen ini benar-benar luar biasa, diberbagai sudut, terdapat barang-barang antik khas dari jaman abad pertengahan.

Namun, Apartemen ini sangat sepi. Kakaknya bilang, tempat ini hanya memiliki dua penghuni, yaitu Maestro dan-satu lagi Yunjin tidak tau. Yang pasti, satu orang lain yang tinggal disini tidak sering berada di Apartemen.


Langkahnya terhenti ketika sudah sampai dilantai ketiga. Ia mendelik, segera menghampiri seorang gadis yang terlihat terkejut saat menyadari kehadiran Yunjin.

"Winter? Apa yang kau lakukan disini?"

Winter adalah salah satu anggota Club penggemar Maestro. Ia juga merupakan salah satu gadis yang tadi sangat bersemangat memaki Yunjin di Markas

"A-aku menjadi orang yang terpilih Malam ini, kau sendiri sedang apa?" Jawab Winter gugup.

"Bukankah pemilihan itu hanya diadakan setelah pertunjukan Maestro? Apa kau berbohong?" Desak Yunjin curiga.

Ingat, Kakaknya selalu menceritakan apapun yang berhubungan dengan perkumpulan ini dan Maestro, jadi tentu saja Yunjin tahu.

"T-tidak!" Winter mengelak, "untuk apa aku berbohong?"

Yunjin menutup mulutnya dengan telapak tangan. "Oh tidak, Winter. Kau kesini tanpa izin Kazuha dan anggota yang lain? Kira-kira apa reaksi mereka jika mengetahui hal ini? Apa kau juga akan dimaki-maki sepertiku tadi?" Ejeknya.

"Sialan, tutup mulutmu!"

Yunjin hanya tertawa kecil. Menggoda gadis-gadis gila itu memang cukup menyenangkan. Namun, sekarang ini ia tidak punya waktu banyak.

"Oke, aku tidak akan melaporkanmu pada Kazuha asalkan kau pergi dari sini, karena aku yang akan menemui Maestro sekarang." Ujar Yunjin.

Winter baru akan mengomel, tapi Yunjin sudah lebih dulu pergi.














Baiklah, sebelumnya Yunjin berani ke tempat ini hanya bermodalkan rasa marah, tapi sekarang, ia mulai merasa gugup.

"Yang harus aku lakukan hanyalah mengetuk pintu dan bertanya kepada si Maestro itu, jika dia tidak mau menjawab, maka aku akan memukul wajahnya."

Yunjin terus menerus menyiapkan mentalnya, sampai tidak sadar jika pintu kamar didepannya sudah terbuka.

"Ada perlu apa?"

Kepala Yunjin yang sebelumnya menunduk langsung terangkat saat mendengar suara berat itu. Matanya melebar, sesaat gadis itu benar-benar terdiam seperti patung.










Sialan, wajahnya memang sangat tampan.



























╰(^3^)╯

╰(^3^)╯

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

siapa yang ga planga plongo kalo cowoknya seganteng ini ಠ_ಠ

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

siapa yang ga planga plongo kalo cowoknya seganteng ini ಠ_ಠ

[i] BOOKS OF CIRCUS : The Secret Of The Charming Maestro ✔️Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz