Yaya Akira Ayana

260 58 62
                                    

Yaya Akira Ayana, atau bisa dipanggil Yaya. Gadis yang tidak tahu siapa kedua orang tuanya. Ia dibesarkan dan dirawat oleh sepasang Kakek-Nenek yang kebetulan tidak memiliki seorang anak.

Nama Yaya Akira Ayana sendiri adalah gabungan nama dari sepasang Kakek-Nenek yang sudah membesarkannya.

Kakek Yana -Ayah bagi Yaya- sangat menyayanginya. Pekerjaan Kakek yana adalah seorang pencari kayu bakar untuk dijual.

Yaya sebagai seorang anak, ingin sekali membantu Ayahnya -Kakek Yana- tapi selalu saja ditolak oleh beliau, dan berakhir Yaya hanya bisa diam dirumah sederhanannya bersama sang Ibu.

Nenek Akira -Ibu bagi Yaya- juga sangat menyayangi Yaya, walau gadis itu bukan anak kandungnya, Ia tetep memberikan kasih sayang dan kebahagiaan untuk Yaya.

Yaya sendiri tidak memperdulikan kehidupannya yang terbilang serba kecukupan, yang terpenting baginya adalah kebahagiaan yang diberikan oleh sang Ayah dan Ibunya kepada dirinya.

Yaya tumbuh menjadi seorang gadis SMA yang tangguh, suka anak kecil, dan berhati lembut. Tapi jangan coba-coba membuatnya marah, apalagi tentang keluarganya.
.
.
Suatu hari setelah pulang sekolah. Yaya tidak sengaja bertemu dengan seorang pemuda gelandangan. Karena Ia merasa kasihan, Yaya selalu memberikannya makan dan minuman kepada gelandangan itu setiap hari sehabis pulang dari sekolahnya.

Sampai suatu ketika Yaya mengetahui bahwa gelandangan itu menyukainya, bahkan Pemuda itu selalu mengikutinya kemanapun Ia pergi.
Yaya yang takut dan tidak menyukai Pemuda gelandangan itu memutuskan untuk tidak pernah lagi menemuinya.

Dan hari ini. Yaya sangat kesal, marah, sedih, malu, semuanya bercampur aduk. Bagaimana tidak. Pemuda gelandangan itu -Iwan- berteriak mengungkapkan perasaannya dengan berdiri di atas rooftop Sekolahan Yaya.

Yaya sendiri tidak tahu kenapa Iwan, sang pemuda gelandangan itu bisa ada di sekolahnya.

Apakah ada orang yang membantunya masuk ke Sekolahan Yaya?

Atau kah Iwan sendiri yang menyelinap masuk?

"YAYA, AKU MENYUKAIMU, AKU SANGAT-SANGAT MENYUKAIMU."

"YAYA SAYANG, AKU MENCINTAIMU. AKU MAU KAMU JADI KEKASIHKU."

Yaya menghela nafas kasar. Saat ini jam istirahat dimana kebanyakan siswa-siswi berada diluar kelas. Banyak puluhan pasang mata sedang menonton bahkan ada juga yang mengvidiokan Iwan.

"YAYA. JIKA KAMU MENOLAK, AKU AKAN MENJATUHKAN DIRIKU KE BAWAH."

Guru, siswa-siswi dan teman sekelasnya beralih menatap Yaya dengan berbagaimacam ekspresi. Tapi mungkin kebanyakan ekspresi kasihan.

"Yaya, cepat hentikan dia. Kalau tidak, dia akan benar-benar bunuh diri disini," pinta seorang Guru Kimia menatap Yaya penuh harap.

Yaya kembali menghela nafas. Ia kemudian mengangguk pelan lalu berlari menghampiri Iwan yang berada di atas rooftop.

"Yaya. Akhirnya kamu kesini juga, pasti mau menerimaku menjadi kekasihmu 'kan?" Iwan menatap Yaya dengan mata berbinar juga senyum yang mengembang.

"Iwan, maaf. Tapi aku tidak tertarik menjadi kekasihmu, aku juga tidak menyukaimu," jawab Yaya dengan tidak enak hati.

Senyuman Iwan luntur tergantikan rasa kecewa dihatinya. "Oh, begitu ya," sedetik kemudian Iwan tersenyum tipis. "Baiklah, dadah Yaya sayang." sambungnya.

Iwan yang tidak ada harapan lagi memutuskan untuk bunuh diri, melangkah maju untuk jatuh ke bawah. Namun, Ia merasa ada yang memegangi pergelangan tangannya.

"Sayang, kenapa? Bukannya kamu tidak mau bersamaku? Biarkan aku mati, "

"Jangan bodoh, Iwan. Mau bagaimana pun aku tidak akan membiarkanmu jatuh dan mati," dengan sekuat tenaga Yaya berusaha menarik Iwan ke atas.

"Itu artinya kamu mencintaiku dan tidak mau kehilanganku, iya 'kan?" tanya Iwan dengan percaya diri.

"Akh, kenapa dia malah berpikir seperti itu?! Aku 'kan hanya tidak mau ada seseorang yang mati karenaku," batin Yaya kesal sembari menggigit bibir bawahnya sendiri.

"Sayang, benar 'kan?" Iwan kembali bertanya

"Iyain aja deh, yang penting dia tidak bunuh diri." akhirny Yaya pun pasrah.

"Iya." jawab Yaya cepat. Ia kembali memegang tangan Iwan dengan kedua tangannya berusaha menarik Iwan.

Iwan yang mendengar jawaban dari orang yang dicintainya itu tersenyum puas. "Aku mencintaimu Yaya sayang. Ayo, sama-sama ke surga." Iwan menarik tangan Yaya dengan tangannya yang lain.

"Eh?!"

Yaya yang hanya seorang gadis biasa juga tarikan tangan yang tiba-tiba dari Iwan, membuat dirinya tidak bisa mempertahankan setengah tubuhnya hingga Ia pun ikut terjatuh.

"Mungkin ini memang menjadi akhir dari hidupku." batin Yaya sebelum kepalanya terbentur ke tanah, dan kesadarannya pun menghilang.
.
.
.

🦋🦋🦋
Boboiboy dan Kawan-kawan milik Monsta, saya hanya meminjam karakternya saja.

Game For KokotiamDonde viven las historias. Descúbrelo ahora