Tim B

202 52 59
                                    

"Kak Solar bangun kak,"

"Kak Solar."

Suara yang lembut terdengar memanggil namanya. Dengan perlahan Ia membuka mata dan mengerjap-ngerjapkannya karena sebuah cahaya yang menyilaukan masuk ke matanya. Sampai sesuatu menutupi cahaya itu dan terlihatlah seorang gadis bertudung pink yang tersenyum manis ke arahnya.

"Syukurlah, Kak Solar sudah sadar." ujarnya seraya membantu mendudukan dirinya.

"Sebentar ya, Kak. Aku bangunin yang lain dulu."
Belum sempat Solar menjawab, gadis itu sudah berjalan menghampiri yang lain.

Solar terdiam sejenak. Yang terakhir Ia ingat sebelum pingsan yaitu munculnya asap yang tiba-tiba keluar dari ventilasi udara. Saat itu Ia dan yang lain sedang asik mengobrol sampai lupa waktu dan berakhir pingsan.

"Ugh... kepalaku sedikit pusing."

Solar menoleh, melihat Taufan yang baru tersadar dari pingsannya. Kemudian disusul yang lain.

"Yaya, kamu ganti baju?"

Pertanyaan yang terlontarkan dari Thorn membuat Solar melirik kearah Yaya --Gadis bertudung pink-- karena Ia baru sadar akan baju yang dipakai Gadis itu.

"Lah, kok?"
Mendengar jawabannya yang terkejut. Solar yakin, Yaya juga baru menyadari baju yang dia kenakan.

Pertama kali Solar melihat gadis itu memakai seragam sekolahnya yang berok panjang dan sebuah kain (hijab) yang menutupi rambutnya.

Kini, gadis itu sudah berpenampilan beda dari yang sebelumnya.

Kini, gadis itu sudah berpenampilan beda dari yang sebelumnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kring!!!!!

"Akh.. suara nyaring itu sangat menyebalkan." gerutu Taufan dengan raut wajah kesal.

_Hai semua, selamat pagi menjelang siang, hihihh. Permainan kedua akan segera dimulai. Kalian sebagai Tim A akan melawan Tim B,_

"Jadi permainan kedua itu dengan tim, ya." batin Solar.

_Tim B ada di tengah-tengah Ladang Jagungku yang sudah Aku botakin sedikit dan mereka sedang menunggu kalian. Jadi, ayo masuk kesana._

_Oh ya, satu lagi. Yaya, aku yang mengganti bajumu karena kurasa pertarungan ini dan seterusnya tidak akan nyaman jika kamu memakai rok. Dan lagi, kalian harus menyembunyikan identitas kalian, hanya nama,umur dan kemampuan saja yang boleh diberitahukan ke lawan._

Solar melirik ke arah Yaya yang menundukan kepalanya. Ntahlah, Ia tidak tahu apa yang dipikirkan gadis itu.

Mungkin kah sesuatu yang memalukan? Karena Ia melihat sedikit rona merah dipipinya.

_Tenang saja Nona manis. Aku tidak melakukan apa-apa kok. Aku juga seorang perempuan. Ok, itu saja yang mau kujelaskan. Sekian, terimakasih._

"Lah, dia tidak memberitahu kita permainan kedua seperti apa?" ujar Gopal terheran-heran.

"Mungkin nanti dijelaskan sama Tim B," sahut Taufan sembari menaikkan bahunya.

"Ya, mungkin saja. "

Solar dkk pun mulai melangkah maju melewati pohon-pohon jagung yang tingginya sama seperti mereka, kecuali Yaya yang tubuhnya sedikit pendek.

Sekitar lima menit berjalan. Akhirnya mereka berenam sampai di tengah-tengah Ladang Jagung yang luas. Solar menatap ke depan. Ia melihat 5 orang yang berdiri tidak jauh dari Timnya.

"Ternyata Tim B ada seorang gadis juga, ya. Sama kayak kita." ujar Taufan seraya melirik ke arah Yaya.

"Ayo kita dekati mereka."

Solar melangkah lebih dulu bersama Halilintar. Kemudian disusul Thorn, Yaya, Gopal dan terakhir Taufan.

"Haaah. Darimana saja kalian? Lama banget sih ke sininya. Udah tahu disini panas, kalian malah lama datang. Dasar lambat,"

Baru saja sampai. Solar dkk sudah dimarahi oleh seorang pemuda yang mengenakan baju lengan pendek oranye, memakai topi berwarna hitam-merah yang ada lambang api dengan posisi lidah topi yang ke atas.

"Yamana kita tahu kalian menunggu kami. Kami saja baru dikasih tahu sama si Thor itu," jawab Gopal sedikit sensi.

Iyalah, bagaimana tidak sensi. Baru saja datang sudah disemprot dengan ocehan pemuda itu. Bukannya disambut dengan baik, disuruh duduk kek, minum kek, apa gitu, ini malah dimarahin.

"Ck. Alesan. " sahut pemuda berbaju unggu berdecak sembari memperbaiki letak kacamatanya.

"Sudah jangan berantem. Kita di sini mau main permainan bukan berantem," lerai Thorn yang berhasil membuat semua pasang mata tertuju kearahnya. "Apa?" tanyanya dengan wajah polos.

Padahal 'kan memang benar. Mereka mau bermain. Jadi apa salah Thorn?

"Abaikan perkataannya. Jadi, kita akan bermain permainan seperti apa?" tanya Solar menatap salah satu dari lawannya.

"Mudah. Kalian harus mengalahkan kami untuk mendapatkan batu kristal ini dari kami hingga salah satu dari Tim A maupun Tim B ada yang mati, pingsan, atau mengaku kalah, " jelas Pemuda yang berdiri di hadapan Solar dengan berpakaian serba coklat.

Solar melirik tangan si pemuda itu yang dimana ada sebuah batu kristal berwarna hijau bercahaya. Ukurannya tidak terlalu besar ataupun kecil, tapi cukup untuk satu genggaman tangan saja.

"Hey, Gempa. Kamu melupakan sesuatu." sahut seorang gadis berkacamata dengan rambut yang dikuncir 2 kepada pemuda yang berhadapan dengan Solar.

"Oh ya, satu lagi. Walaupun kita sebagai Tim, namun tetap saja lawannya satu vs satu. Kami semua memiliki batu kristal ini dan kalian sebagai Tim A harus mengalahkan kami terlebih dahulu. Bagaimana?"

Solar melirik ke arah Timnya, seperti meminta persetujuan lewat tatapan mata. Dan dijawab anggukan kepala oleh mereka semua --Solar dkk.

"Baik. Kami terima tantangan dari permainannya," jawab Solar dengan penuh keyakinan dan ketegasan.

"Baiklah. Pilihan yang bagus," pemuda itu tersenyum menyeringai.

"Ngomong-ngomong, Tim A ada 6 orang kok Tim B ada 5 orang? Apa salah satu dari Tim A akan ada yang tidak ikutan?" tanya Gopal

"Akh, benar. Aku baru menyadari hal itu." batin Solar

"Tentu saja semua ikutan, dasar bodoh. Salah satu teman kami sedang ada urusan!" jawab Pemuda bertopi lambang api itu dengan sewot.

"Dih. Biasa saja kali jawabnya. Kak Gopal nanyanya juga baik-baik kok, gak pake otot." sahut Taufan menatap pemuda bertopi berlambang api dengan tatapan sinis.

"Ck."

"Emang nanya pake otot itu seperti apa? Bakalan sakit gak?" tanya Thorn menatap polos Taufan.

"Manaku tahu,"

"Tapi tadi....,"

"Ssttt.. udah-udah lupakan."

Sebelum Thorn melanjutkan perkataannya. Taufan sudah memotong duluan yang membuat Thorn cemberut dengan jawabannya.

"Pertarungan akan dimulai sekarang. Pilih salah satu dari kalian --Tim A-- yang mau bertarung duluan. Sebagiannya bisa menunggu di sana." ujar gadis berkacamta sembari menunjuk tempat untuk Tim A menunggu giliran.

"Biar aku yang pertama." ujar Halilintar yang sedari tadi tidak bersuara. Solar menganggukan kepalanya.

Sebelum Solar meninggalkan Halilintar bersama seorang pemuda bertopi biru yang posisi lidah topi terlalu ke bawah, Ia menepuk pundak Halilintar dua kali. "Semoga berhasil." kemudian pergi menyusul teman seTimnya.
.
.
.

🦋🦋🦋
Boboiboy dan Kawan-kawan milik Monsta, Saya hanya meminjam karakternya saja.

Game For KokotiamWhere stories live. Discover now