Kabur

169 40 71
                                    

"Kak Ying, coba ceritakan apa yang sebenarnya terjadi setelah kita berpisah," celetuk Solar mengubah topik pembicaraan tadi yang diberi anggukan setuju oleh Yaya dan yang lainnya.

"Ok. Aku akan cerita. Sebenarnya...," Ying menjeda ucapannya karena menguap.
"Sebenarnya ini udah malam. Kita lanjut mengobrol besok saja ya? Aku udah ngantuk. Hehehh," sambung Ying cengengesan.

"Yaah," keluh Solar dkk secara bersamaan dengan cemberut. Kec, Halilintar yang menatap datar Ying.

"Hihihihh."

"Ya udah deh, aku juga udah ngantuk. Ayo kita tidur," ajak Taufan.

Mereka pun masuk ke dalam rumah. Solar yang berada di paling belakang. Ia menutup pintu rumah lalu menguncinya.

"Selamat malam semua. Tidur yang nyenyak ya," ujar Thorn dengan ceria.

"Iya. Selamat malam," jawab semuanya. Lalu mereka masuk ke kamar masing-masing.

"Kak Ying, apa kakinya masih sakit?" tanya Yaya yang kini duduk di sisi ranjang.

Sedangkan Ying di sisi ranjang yang lain. "Udah enggak kok, Ya. Terima kasih ya sudah memijit kaki aku tadi siang," ujar Ying berterima kasih sembari tersenyum.

"Iya Kak, sama-sama." Yaya membalas senyuman Ying. "Oh iya, emm, apa boleh Yaya tahu sedikit cerita Kakak? Boleh ya?" sambung Yaya menatap Ying penuh harap.

Yaya sangat penasaran, sebenarnya apa yang sudah terjadi dengan Tim B selama mereka berpisah. Ia tidak bisa tidur kalau rasa penasarannya belum terjawab.

Ying terkekeh kecil. "Baiklah. Intinya saja, ok?"

"Ok," jawab Yaya cepat seraya mendekatkan dirinya dengan menghadap Ying antusias.

"Ceritanya itu. Di tengah perjalanan yang tidak tahu Alien Mop mau bawa kami kemana. Kami...,"

"Kok Alien Mop sih, kak? Namanya itu OOS (Orang-Orangan Sawah) bukan Alien Mop," potong Yaya membenarkan nama si Alien.

Ying menatap Yaya dengan satu alisnya terangkat. "OOS? Yang waktu itu Alien Mop namanya, Yaya. Kan ngomongnya aja "mop-mop" doank," jawab Ying.

"OOS bukan Alien," balas Yaya masih kekeh dengan pendiriannya.

Ying memutar kedua bola matanya malas. "Terserah kamu. Ini mau lanjut ceritanya, gak? Kalau enggak, aku tidur nih," ujar Ying yang hendak membaringkan tubuhnya.

"Eh? Lanjut Kak Ying. Lanjut-lanjut ayo lanjut," jawab Yaya cepat sembari menahan Ying untuk kembali duduk.

"Benar lanjut?" tanya Ying memastikan.

"Iya."

"Ok. Aku lanjut cerita." Ying menghela nafas sebentar kemudian Ia kembali bercerita. "Kami tidak sengaja bertemu dengan dua Alien lain. Aku lupa ciri-cirinya seperti apa, yang jelas kulit Alien itu satu berwarna merah, satunya lagi hijau. Mereka berdua membawa gadis kecil itu yang menangis minta tolong,"

"Shila ya, Kak?" potong Yaya bertanya.

Ying hanya menganggukan kepalanya, kemudian Ia kembali bercerita. "Kami semua memutuskan untuk menolongnya. Dipertarungan pertama kami menang dan berhasil menolong gadis kecil itu. Tapi sayangnya tidak sampai situ, datang Alien lain berkulit warna hijau. Dia menembaki kami dengan serangannya."

Ying bercerita dengan sesekali memperagakan serangan lawan. Sedangkan Yaya mendengarkan dengan seksama.

"Kak Gempa dan Blaze pingsan karena kelelahan. Alien Mop sudah kabur tidak tahu ke mana. Ice, aku dan Fang yang melawan tiga Alien itu. Namun, kami kalah. Tangan Ice yang kanan kembali buntung dan dia pingsan karena terkena serangan dari si Alien hijau. Fang yang terkena benda besar seperti palu dari Alien merah yang mengenai kepalanya sampai dia tidak sadarkan diri,"

Game For KokotiamWhere stories live. Discover now