Gopal vs Gempa

168 47 84
                                    

"Sudah siap?"

Gopal yang baru saja tiba di tempat pertarungan tersentak kaget. Bukan, bukan karena pertanyaan dari Pemuda itu. Tapi....

"Waah... lengannya jadi besar,"

"Oi. Bukan lengannya yang besar, tapi dia memakai sarung tangan yang terbuat dari tanah,"

"Wiih kerennya."

Gopal meneguk salivahnya susah payah, melihat kedua tangan lawannya yang terbuat dari tanah itu membuatnya ketakutan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gopal meneguk salivahnya susah payah, melihat kedua tangan lawannya yang terbuat dari tanah itu membuatnya ketakutan.

"A-ayo mulai." jawab Gopal dengan gugup.

Pemuda serba coklat dari Tim B, menyeringai lebar dengan menatap tajam ke arah Gopal.

"TUMBUKAN TANAH." Pemuda itu menumbuk tanah didepannya dengan kedua tangannya.

Kretak-kretak

Tiba-tiba tanah yang mereka pijak bergetar. Retakan demi retakan tanah mulai muncul mengarah ke Gopal. Dan secara tiba-tiba tumpukan tanah muncul di bawah kakinya.

DUSH!

Gopal terpental cukup jauh. Belum sempat Ia berdiri, pemuda itu kembali berseru keras.

"TUMBUKAN TANAH, BERTUBI-TUBI."

BUGH!

DUSH-DUSH-DUSH!

Gopal terduduk lemas setelah pukulan dari tanah itu mengenai perutnya tanpa henti.

"Mau lanjut?" tanya Pemuda dari Tim B yang sudah berdiri dihadapan Gopal.

"Uhuk... ti-tidak, sudah cukup. Uhuk.." Gopal terbatuk seraya memegangi perutnya yang sakit dan sedikit mual. Dengan sedikit tenaganya Ia berjalan lunglai menghampiri teman seTimnya.

"Duduk dulu Kak Gopal." Yaya dengan sigap membantu Gopal untuk duduk di tanah.

"Kenapa tidak menggunakan kemampuanmu sih, Kak?! Kita 'kan jadi kalah," omel Taufan dengan kesal.

"Ugh. Dia tidak menyisakan waktu untukku menggunakan kemampuanku. Aku harus berkonsentrasi memunculkan kemampuanku, sedangkan dia dari tadi terus menyerang." jawab Gopal yang sesekali meringis sakit diperutnya.

"Ck. Lemah dan tidak berguna," celetuk Halilintar dengan melipat kedua tangannya didepan dada.

Gopal terdiam, Ia menundukan kepalanya. Selemah itu kah dirinya?
Apa tidak ada kesempatan kedua untuk dirinya?

Tidak berguna? Sepertinya Iya, dirinya tidak berguna.

"Jangan seperti itu sama Kak Gopal. Jangan karena Kak Hali menang melawan Tim B, bukan berarti kamu harus sombong Kak," tegur Solar menatap Halilintar tidak suka.

Game For KokotiamWhere stories live. Discover now