Part 06

2.5K 367 38
                                    

Calista membelalakkan matanya, menatap Daren dengan waspada. "Lalu apa yang kau inginkan dari kami?"

Melihat Calista yang nampak ketakutan mengundang senyuman Daren, ia merasa puas sudah berhasil mengintimidasi wanita penghancur itu. "Kuharap kau tidak menyesal setelah aku mengutarakan kemauanku!" Ia menyentuh kepala Calista namun wanita itu langsung menepisnya dengan keras.

"Katakan, apa yang kau inginkan?" Sembari menatap Daren dengan penuh kekhawatiran, tanpa sadar jemari Calista mengepal.

Daren menunduk sesaat, menatap jemarinya yang ditepis oleh Calista. Saat ia mengangkat wajahnya kembali, sudah tidak ada senyuman disana, hanya tatapan dingin yang menusuk. "Aku ingin hidup kalian, kebebasan kalian dan kebahagiaan kalian. Semua yang melekat dalam diri kalian akan aku renggut mulai sekarang, jadi bersiaplah. Kau dan anakmu akan merasakan neraka yang sesungguhnya."

Kata-kata Daren dan kebencian yang pria itu tampakkan dihadapannya seketika membuat Calista tersekat, ia menatap pria itu dengan nanar. Sekuat hati ia menahan air matanya agar tidak tumpah kendati kebencian pria itu berhasil menyakitinya. "Jika kau ingin membalas dendam kepadaku atas kesalahanku dimasa lalu, maka lakukanlah padaku, putraku tidak ada hubungannya dengan masalah kita," tekannya dengan suara lemah.

Daren mendengkus. "Tapi dia adalah bagian darimu. Aku tidak mungkin melewatkannya sementara aku tahu dengan aku menyakitinya, sama artinya aku menyakitimu."

Calista menatap Daren tak habis pikir. "Kau pasti akan menyesal, Daren!"

"Menyesal?" Daren mengerutkan kening sebelum mencengkeram kedua bahu Calista dengan kencang. "Ya, aku memang menyesal, mengapa baru sekarang aku melakukan ini kepada kalian."

Calista membalas tatapan Daren dengan berkaca-kaca, pria itu mencengkeram bahunya terlalu kuat hingga ia merasa tersakiti. Tapi sedikitpun Calista tidak berusaha melawan, ia tahu Daren menjadi seperti itu karena kesalahannya.

"Lepaskan!"

Tiba-tiba Faldo muncul dan langsung menepis tangan Daren dari Calista. Ia lalu menempatkan dirinya diantara mereka.

"Kau tidak apa-apa, Cal?" tanya Faldo sambil memeriksa keadaan Calista dengan khawatir.

"Aku tidak apa-apa," jawab Calista seraya menundukkan wajahnya, menghindari tatapan tajam Daren yang terlihat ingin menghancurkannya.

Usai mendengar jawaban itu, Faldo menoleh kearah Daren. Ia lalu mendorong pria itu dengan keras. "Apa yang kau lakukan pada Calista?"

"Fal...." Calista berusaha mencegah Faldo yang hendak menerjang Daren. Ia tidak tahu mengapa ia melakukan itu, padahal Daren sudah berbuat kasar padanya. Seharusnya ia membiarkan saja Faldo menghajar pria itu, tapi sayangnya Calista tidak bisa membiarkan itu terjadi. Sudah cukup ia membiarkan pria itu menanggung kesakitan seorang diri dimasa lalu.

Daren berdecak. "Pahlawan kesiangan datang juga akhirnya. Apakah mamamu tahu kau datang kemari?" sindirnya, dengan reflek tangannya mengepal disaku celana, mengumpulkan emosinya disana begitu melihat kemunculan Faldo.

Pertanyaan itu menyulut kemarahan Faldo, ia hendak menerjang Daren tapi Calista berusaha keras menahannya. "Sialan! Kau menyelidikiku?" geramnya, kesal begitu menyadari Daren telah mencaritahu tentangnya.

"Fal sudah...." Calista memohon pada Faldo yang terlihat begitu berang.

Sementara itu Daren justru terlihat senang. Sedikitpun ia tidak merasa takut pada pria itu. "Makanya lain kali sebelum kau menghamili seorang wanita pastikan dulu, keluargamu menyukai wanita pilihanmu atau tidak. Kan kasihan, anak kalian yang harus menanggung akibatnya." Ia kembali berdecak.

Calista (My You)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora