Chapter 39

133 28 8
                                    

"Aku juga tidak tahu apa yang harus kau lakukan. Bagaimana jika membahas semuanya ini dengan yang lain?" tawar Sinb yang membuat Minho lagi-lagi tidak setuju dengan idenya ini.

Sinb yang melihat Minho masih terus berusaha mencoba untuk merahasiakan semuanya dari teman-temannya tentu itu adalah bentuk dari perlindungannya untuk Dahyun, tapi tentunya itu tidak bisa selamanya. 

"Kenapa? Kau masih ingin melindunginya? Minho ... masalah ini bukan lagi menyakut dirimu dan Chan, tapi seluruh geng kalian. Kalau sampai kau tetap diam dan mengakibatkan Hyunjin juga terluka. Aku benar-benar akan membunuhmu!" ancam Sinb yang sudah tidak tahan lagi dengan kediaman Minho. Seberapa pun rasa bersalah itu karena telah menyakiti Dahyun, ia tidak bisa mengorban nyawa orang lain lagi.

Minho terlihat menghela napas, tapi akhirnya ia mengangguk setuju. Ia juga tidak ingin membuat seluruh temannya menerima akibat dari perbuatan yang seharusnya hanya dirinya sendiri yang menanggungnya.

Sinb pun terlihat cukup lega, tapi ia masih harus terus mendorong Minho agar tidak goyah lagi. Sungguh, Sinb tidak percaya dirinya harus melakukan semua ini hanya untuk mencegah sesuatu yang lebih tragis lagi yaitu kekacauan yang disebabkan oleh seorang gadis yang tak polos lagi seperti Dahyun. Sinb pun jadi penasaran apa yang sebenarnya terjadi sampai sebenci itu dirinya kepada Minho dan juga Chan.

---***---

Hasil dari diskusi dua orang yang tak jelas ini adalah datangnya Changbin, Yebin, Hyunjin dan juga Felix. Para pemimpin dari tiap kelas dan juga member inti dari persatuan penguasa sekolah.

Dengan bantuan Sinb yang seperti asisten dadakan, Minho berjalan berdampingan. Tepatnya, Sinb berusaha untuk merangkul Minho yang kesulitan berjalan. Sungguh, pemandangan ini cukup mencengangkan, terutama bagi Hyunjin yang tidak paham kenapa sang kakak berada di sini.

"Noona, apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya dengan heran sekaligus penasaran.

Beberapa saat lalu, mereka bagai langit dan bumi yang saling bertentangan, lalu sekarang ini apa? Pertunjukkan baru atau Minho mungkin melakukan sesuatu pada noonanya?

Yebin dan Changbin saling melirik sebelum akhirnya mereka tersenyum. "Apa kalian telah berkencan?" todongan pertanyaan Yebin yang selalu tak ragu-ragu.

"Kami hanya patner, lebih tepatnya aku akan menjadi penasehatnya untuk sekarang," ungkap Sinb yang tak mau mereka berpikir seperti itu, sekaligus ia berusaha untuk tak berharap banyak kepada Minho.

"Ckck, kau masih saja mempedulikan wanita itu. Ia tidak layak untukmu," kata Yebin yang segera disenggol oleh Changbin dan Yebin nampaknya tidak peduli itu. 

"Kalau kau terus melindunginya, pasti orang di sekelilingmu akan berhenti mengikutimu dan menyerah," lanjut Yebin dengan mulutnya yang seperti racun itu. Hanya saja Sinb merasa Yebin lebih masuk akal dari Minho.

"Aku rasa kau bahkan tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya. Lebih buruk dari itu, bahkan kau akan terkejut saat mendengarkannya," kata Sinb yang membuat semuanya memandangnya penuh dengan ekspresi penasaran.

"Apa sesuatu yang serius telah terjadi?" Changbin lebih cepat tanggap dari yang lain.

Minho terlihat memejamkan matanya. Ia enggan membuka suaranya dan itu cukup membuat Sinb marah lagi. Pria ini sangat tidak bisa diandalkan dari sisi mana pun. Ia sudah berjuang untuk mengeluarkannya dari rumah dan memohon pada kakeknya, bertanggung jawab menjaganya agar tidak berkelahi lagi selama masa pemilu sekarang.

Semua menanti, bahkan Felix yang terlihat lebih sederhana dari yang lain. Ia merasa sesuatu yang buruk akan terjadi di sini.

"Woojin pergi karena ulah Dahyun!" ungkap Sinb yang membuat semuanya terkejut, bahkan rokok di tangan Changbin jatuh begitu saja.

"Hyung, apa semua ini?" tuntut Hyunjin dengan kirut di dahinya, wajahnya menunjukkan kemarahan yang teramat.

Bruak

Changbin memukul meja, ia bahkan mematahkan beberapa kursi dan Yebin mencoba untuk menghalanginya.

"Cukup, kau tidak boleh terluka sebelum menghajar si jalang itu!" teriaknya yang membuat Minho berdiri.

"Jangan menyentuhnya! Aku yang akan menanganinya!" bentak Minho yang membuat suasana semakin kacau.

Changbin datang, ia kini meraih kerah Minho dan memandangnya dengan tajam. "Aku tidak pernah membantahmu sedikit pun, tapi kali ini kau tidak bisa menghentikanku!" bentaknya kembali.

Bukannya mengalah, Minho malah semakin menantang Changbin. "Sudah ku katakan tidak ada yang boleh menyentuhnya kecuali diriku!"

Bak

Buk

"Minho!"

"Changbin!"

Sinb datang untuk menarik Minho dan Yebin berusaha untuk menarik Changbin. "Sebaiknya kau jaga dia untuk tidak pergi. Aku yang akan mencari jalang itu!" kata Changbin yang meminta Sinb dan yang lain untuk menjaga Minho dan dirinya sendiri yang akan mencari Dahyun dan menghajarnya.

Meskipun Sinb sangat marah dengan Minho yang bahkan mencoba untuk melindunginya sampai mati, tapi Sinb tetap harus menyelesaikan tugasnya sampai akhir. "Tunggu! Tidak ada yang boleh pergi dari sini!" teriaknya yang tentu membuat semuanya memandangnya tak mengerti.

"Noona, apa kau ingin membelanya? Apa kau tidak berpikir jika dirinya yang mencelakaimu?" Hyunjin yang cerdas langsung bisa menghubungkan semua peristiwa yang terjadi selama ini dan sampai pada sebuah kesimpulan jika kejadian dimana saudarinya tertusuk itu pasti ada kaitannya dengan hal ini.

Namun, Sinb tidak bergeming. Sembari memegang Minho yang terasa lunglai, ia mencoba untuk memantapkan dirinya. "Jangan membabi buta, lawan lebih cerdik dari kita. Ku pikir kita harus mengatur siasat untuk membuka kedoknya sampai ke akar," kata Sinb yang membuat semuanya terdiam.

Atmofir yang awalnya memanas berubah menjadi lebih tenang, seolah mereka pergi dan mendalami pikirannya sendiri. Mengulang dan memilah untuk mengerti semua perkataan yang telah Sinb katakan.

"Cara apa yang kau punya?" Changbin yang terkesan tak sabaran dari yang lain, ternyata masih mau mendengarkan Sinb.

"Menunjukkan kekacauan untuk membuatnya percaya jika rencananya berhasil. Seharusnya itu yang kita lakukan, tapi si bodoh ini sudah datang menemui Hongjoon yang pasti akan melaporkannya kepada Dahyun," ungkapnya yang menatap Minho seperti pria tidak berguna.

"Jadi ... Hanya dengan menggunakannya kita bisa memancingnya dalam jebakan," lanjutnya yang sama sekali tidak dimengerti oleh yang lain, kecuali Hyunjin yang sepertinya lebih mengerti jalan pikiran saudarinya ini lebih dari yang lain.

"Apa Minho hyung harus terus bersikap seperti ini? Terus melindunginya sampai akhir? Setelah ia lengah dan menganggap Minho hyung tidak akan pernah marah padanya ... saat itulah kita menangkapnya?" Duga Hyunjin yang segera mendapatkan acungan jempol oleh Sinb.

"Benar, sepertinya kau memang adikku. Kau bisa mengerti apa yang ku pikirkan saat ini," kata Sinb yang merasa bangga kepada Hyunjin.

Namun tentu saja Hyunjin menunjukkan wajah ketidak setujuannya dan satu orang lagi yang tak setuju yaitu Yebin yang akan tahu dampak dari semua sandiwara ini yaitu luka yang akan diperoleh oleh Sinb lebih parah.

"Aku setuju!" Felix tiba-tiba menjawabnya.

Changbin menghela napas, tapi ia juga tak mengungkapkan penolakannya. "Bicarakan dengan Yebin, aku pergi," pamitnya yang tak tahan dengan Minho yang tak mengatakan apa pun semenjak tadi. 




UPROAR | SINB | SKZ Where stories live. Discover now