Chapter 14

758 113 23
                                    

Playlist

The Rose - I.L.Y
.
.
.
Selamat datang September setelah terakhir Juli up-nya.
.
.
.
Itu semua karena project yang berkepanjangan
.
.
.
Sekarang pen fokus lagi
.
.
.
Kangen kalian semua
😂😂😂
.
.
.
Ya uda langsung aja ya
.
.
.
Happy reading
🧘🧘🧘
.
.
.
---****---

Pagi menjelma saat ribuan tetesan air membasahi jalanan. Gimje terlihat suram dengan hujan yang menggenang. Sinb serta Hyujin harus memakai mantal serta payung untuk pergi ke sekolah, mereka menolak tawaran ayah atau pamannya untuk mengantarkannya.

"Aku bisa berangkat sendiri, kau bisa pergi bersama  teman-temanmu," seru Sinb, berjalan hati-hati di tengah hujan.

Hyunjin menoleh, menggandeng tangan kakaknya seperti kekasihnya saja. "Aku sudah berjanji untuk menjagamu, tidak akan membiarkan kau terluka," ucapnya yang membuat Sinb seketika merasa risih.

"Jangan pernah berkata seperti itu selain pada wanita yang kau suka, mereka akan berharap banyak kepadamu!" omel Sinb yang jelas membuat Hyujin tertawa, sepertinya setelah ini ia akan sering mendapatkan omelan dari Sinb, tapi itu sesuatu yang sudah Hyunjin rindukan semenjak lama.

Tiba-tiba saja sebuah mobil melintas di hadapan mereka, saat kaca mobil turun nampak sosok Minho yang kini menatap keduanya. "Masuk!" perintahnya singkat dan Sinb hanya mendengus, tampaknya ia tak ingin masuk.

Hyunjin menatap Sinb, seolah memohon. Namun, Sinb sudah bersumpah tak akan pernah mau berurusan lagi dengan kedua pria brengsek itu. "Aku ada janji dengan teman, kalian berangkat bersama saja," ucap Sinb yang memilih berbalik dan mulai berjalan menjauh.

Minho terlihat begitu kesal. "Hyung, biarkan ia sendiri. Aku bisa menjamin jika noona tidak akan berulah lagi," kata Hyunjin dan Minho hanya diam saja sambil menghela napas panjang.

Minho bukan kesal karena masalah itu, tapi ia lebih merasa Sinb mengabaikannya.

---***---

Masih mendung, dengan  petir menyambar-nyambar, Sinb mencoba terus berjalan melewati trotoar. Menikmat kesendirian yang terkadang ia lupa bagaimana nyamannya.

"Apa kau  baik-baik saja?" seru seseorang membuat Sinb harus menoleh dan mendapati Chan menatapnya dengan serius dari jarak beberapa meter saja.

Ingin rasanya Sinb berteriak, bagaimana bisa dalam satu waktu semuanya datang di hadapannya. Membuat Sinb merasa sesak dan kesal dalam bersamaan.

"Kang Sinb, aku bertanya kepadamu!" tekan Chan dan kali ini Sinb mendengus.

"Itu bukan urusanmu lagi! Pergilah, aku sedang tidak ingin menemuimu atau siapa pun!" ucapnya yang kini berjalan cepat meninggalkan Chan.

Namun, nampaknya Chan masih saja berusaha mengikutinya. Membuat Sinb harus berbalik. "Apa lagi sekarang? Aku tidak ingin berurusan denganmu atau Minho, jadi berhentilah membuatku kesal," cerca Sinb dan Chan pun tertawa.

"Benarkah? Lalu bagaimana dengan adegan yang terkesan seperti penyelamatan itu?" sindir Chan yang membuat Sinb mendesah.

"Aku tidak tahu dan tidak ingin menjelaskannya kepadamu. Tolong biarkan aku pergi, aku berjanji kepadamu tidak akan ikut campur lagi urusanmu dengan Minho. Kalian boleh melakukan apa pun tanpa melibatkan aku," kata Sinb yang kini berbalik dan Chan terdiam dengan penuh keheranan.

UPROAR | SINB | SKZ Where stories live. Discover now