Chapter 6

723 118 19
                                    

🎶Playlist🎶

Everglow - Bon Bon Chocolat
.
.
.
.
Hi...Aku balik dengan ff ini 😂
.
.
Kemarin ada yg nanyai kan?
.
.
Vote x Komen
Jangan pernah lupa
😉😉
.
.
.
Happy reading
📖📖📖
.
.
.

Petir masih mengamuk, hujan semakin semena-mena memuntahkan air disana-sini. Dingin, bahkan semakin menggila. Namun, tak membuat gadis ini kedinginan, Sinb masih saja memakai piama tengkorak milik Soyeon.

Rasa dinginnya terabaikan, terbakar oleh amarah dan rasa keterhinaan karena namja brengsek yang dengan beraninya mencium dirinya.

Benar-benar biadab! Licik dan tercela! Sinb tiada hentinya menggerutu dalam hatinya.

Mereka pergi dari rumah Soyeon lewat tengah malam. Hujan masih terus mengguyur, sehingga mereka harus menggunakan payung, "Ini pakai..." Minho menawarkan hoodie hitamnya kepada Sinb. Tentunya, tanpa protes gadis ini langsung menerimanya meskipun saat ini juga, Sinb ingin menghajarnya habis-habisan. Bahkan, ia sampai merencanakan untuk mendorongnya dari tangga yang lumayan tinggi barusan. Untung saja, ia masih memiliki amal yang baik sehingga Tuhan memberikan peringatan keras pada pikirannya yang kotor ini.

Entah sampak kapan? Ia harus mematuhi peraturan mutlak nan bedebah ini. Apapun yang Minho katakan, Sinb harus menurutinya! Menolak? Sesuatu mengerikan akan ia dapatkan. Terhina adalah satu hal yang paling Sinb benci.

Mungkin, Sinb mulai memahaminya sekarang. Minho itu adalah sosok pria yang terlihat sempurna namun kenyataannya ia memiliki seribu wajah dan kebanyakan wajah yang ia tutupi adalah bajingan, sampah dan Sinb sepertinya harus mulai siap dari sekarang menghadapi ledakan sampah dari orang-orang disekelilingnya, termasuk juga Hyunjin, dongsaeng  kesayangannya.

Saat ini mereka berjalan melewati gang kecil, hanya Sinb, Hyunjin dan Minho. Sementara Changbin yang masih kesal dengan ucapan Sinb, memilih untuk tetap dirumah Soyeon.

"Kau masih belum mengatakannya, kenapa ada memar diwajahmu," tuntut Hyunjin yang nampaknya tak mau menyerah.

Sinb menghela napas, cukup merasa muak dengan situasi ini. "Memar atau tidak, itu urusanku! Kenapa kau cerewet sekali seperti ajumma!" cibir Sinb.

"Kau..."

"Kenapa kalian berdua berisik sekali? Apa kalian melupakanku?" potong Minho yang seketika membuat Hyunjin terdiam dan Sinb jengkel setengah mati.

Bagaimana Sinb tidak jengkel? Hanya dengan ucapan Minho yang seperti itu saja Hyunjin langsung diam, sementara dengan dirinya? Hyunjin terus saja mengabaikannya seperti sampah.

"Yak! Bagaimana kau akan mengatasi appa dan pamanku?" desak Sinb tiba-tiba. Ini semua karena ia tidak dapat menahan kekesalannya pada Minho yang terus-terusan mengontrol Hyunjin.

Namja itu tersenyum, sementara Hyunjin melotot, memerintahkan noonanya untuk bersikap lebih sopan lagi dan itu benar-benar membuat Sinb sangat marah.

"Itu perkara mudah," ucap Minho sambil terus berjalan.

"Awas saja kalau sampai kau tak bisa mengatasinya! Aku akan membunuhmu, bedebah!" makinya yang tentu saja membuat Hyunjin harus membekap mulut kasar noonanya itu.

"Dasar yeoja gila! Diamlah!" sentak Hyunjin yang terus menyeret Sinb.

Minho? Dia tetap berjalan dan hanya tersenyum mendengarkan makian Sinb. Sungguh, ia adalah sosok gadis yang tak mudah diatur dan perdebatan dua saudara itu adalah sesuatu yang begitu ia rindukan. Wajah Minho pun berganti sedih saat memorinya terbang ke masa lalu. Masa dimana ia harus melihat seseorang yang begitu ia sayangi terluka.

UPROAR | SINB | SKZ Where stories live. Discover now