Chapter 25

683 102 28
                                    

Kalian pernah nggak digantungin?

Moga aja kalian nggak baper digantungin cerita ini

😆😆😆😆

💌Happy Reading💌

Dan keduanya berakhir dengan membersihkan toilet sekolah sebagai hukuman karena bertindak mesum di sekolah. Sebeneranya mereka bisa saja diberikan hukuman lebih dari ini, hanya saja mereka terhalang dengan latar belakang Minho yang tak tergoyahkan. Wajah kesal Sinb sudah tidak bisa dikontrol lagi, bahkan ia beberapa kali melempar timba untuk mengepel. Minho yang melihatnya hanya bisa menertawai Sinb.

"Apa kau hanya akan diam? Pakai tanganmu untuk mengepel!" pekik Sinb yang sangat-sangat merasa kesal dengan sosok di hadapannya ini.

"Aku pikir sudah cukup dirimu saja yang melakukannya," jawabnya yang semakin membuat Sinb marah.

Sinb berjalan dan menodongkan alat pel ke arah Minho. "Maumu apa sih? Kenapa kau selalu membuat ulah denganku?" tanyanya yang tak pernah bisa Sinb pahami.

Senyum Minho lenyap, berganti dengan tatapan seriusnya. Ia bahkan melipat kedua tangannya di dada. "Seharusnya aku yang bertanya, apa yang membuatmu membenci diriku?" Baiklah, sepertinya pembicaraan ini semakin serius.

Sinb pun menghentikan aktifitasnya dan menatap Minho. "Itu karena kalian mempermainkanku," jawabnya.

"Mempermainkan bagaimana?" Minho bertanya balik seolah ia tak memahami apa yang terjadi sebenarnya. Hal itu tentu membuat Sinb semakin kecewa, kirutan di dahinya semakin jelas dan kesakitan itu semakin dalam. Perkataannya itu, seolah mengatakan bahwa ia bukanlah siapa-siapa.

Namun, Sinb sudah tidak ingin terus-terusan merasa teraniaya sendiri tanpa mereka tahu. "Jika kau tahu apa resiko bagi setiap gadis yang dekat denganmu ... Seharusnya kau tak pernah mendekatiku," sesalnya.

"Maksudmu?" Minho masih saja tidak menunjukkan banyak reaksi kecuali rasa penasarannya.

Sinb menghela napas panjang. "Bukankah setiap gadis yang kau dekati akan memicu Bang Chan juga ikut mendekatinya? Setelah itu permainan akan dimulai bukan? Permainan yang bertahun-tahun tidak pernah terselesaikan sampai detik ini. Meskipun semua orang hidup dari masa lalu, apakah harus melibatkan diriku yang tak mengerti apa pun tentang masalah kalian?"

Seharusnya semenjak awal Sinb mengatakan ini, agar ia tidak terlibat terlalu jauh. Namun, entah bagaimana semuanya menjadi seperti ini, Sinb mengakui ketidak berdayaannya menghadapi dua lelaki itu.

Minho masih terdiam, tak bergeming dan Sinb menunggu jawaban dari pria ini. "Apa kau hanya merasa bosan dan ingin mencoba sesuatu yang baru?" Lanjut Sinb yang tak mendapatkan jawaban yang ia inginkan.

"Aku tidak tahu," jawab Minho seolah ia tak berminat untuk memberikan jawaban kepada Sinb. Membuat Sinb semakin kecewa saja.

Sinb pun tak bertanya lagi. Gadis ini memilih melanjutkan pekerjaannya lagi. Baginya percuma meminta jawaban kepada orang yang hanya bisa bermain-main dengan banyak hal tanpa berpikir bagaimana perasaan seseorang yang sedang ia permainkan itu.

Melihat gelagat Sinb yang menjadi pendiam, jelas tak membuat Minho menyukainya. Ia meraih tangan Sinb. "Kenapa kau menjadi diam kembali?" tanyanya dan Sinb yang merasa jengah pun menatap tajam.

"Aku hanya tidak ingin berbicara denganmu, hari ini atau kapan pun!" balasnya yang membuat wajah Minho menjadi merah kembali.

"Aku tidak suka kau mengabaikanku," akuinya yang tentunya membuat Sinb tersenyum sinis.

UPROAR | SINB | SKZ Where stories live. Discover now