chapter 24

13.2K 261 0
                                    



brian terseyum, mengabaikan peringatan yudha, dia menjilat bibir bawahnya dan menjawab dengan remeh,

" kakak, aku merasa sangat haus, tidak  bisakah aku masuk hanya untuk sekedar minum ?"

melihat tatapan liciknya, yudha tahu bahwa brian memiliki pikiran kotor terhadapnya, hatinya dipenuhi dengan rasa jijik dan amarah, dia sudah hamil dan memiliki ayah mertua yang bisa memuaskannya setiap hari, dia tidak ingin terus melakukannya dengan orang lain, lagi pula dia merasa bahwa hanya tubuhnya yang cabul yang memaksanya melakukan hal-hal itu, dia tidak ingin kembali mengecewakan istri dan ayah mertuanya.

" tidak ada minuman disini, kenapa tidak kau tanyakan saja pada tetangga di samping rumah ini siapa tau dia punya sekaleng soda untukmu "

meskipun dia ditolak, brian tetap tidak berniat untuk menyerah dan terus mendesak yudha,
“ tetangga sebelah juga tidak punya air yang menyegarkan untuk ku minum, tetapi aku tahu tubuh bagian bawahmu pasti juga memiliki air yang nikmat, jadi tidak bisakah kamu memberikan nya untukku~ ”

" kamu !!!-"  yudha cukup dewasa untuk mengetahui apa arti kata-katanya, meskipun dia telah berhubungan seks dengan pria lain dan mendengar banyak kata-kata kotor dia lumayan menyukainya tapi mendengarnya dari preman kecil ini hanya membuatnya merasa jijik.

tapi sialnya yudha masih menemukan tubuh bagian bawahnya basah di bawah bahasa kotor gangster kecil itu.

bibir brian mencebik melihat reaksi wanita itu, yudha berpura-pura marah dan berteriak, " bajingan, gila, pergilah sebelum aku melaporkanmu karena pelecehan seksual !"

“ ini salah paham kakak cantik, kapan aku melecehkanmu ? bukankah aku bilang aku hanya ingin minum airmu? aku tidak mengatakan bahwa aku ingin membuka vaginamu dan menyedot airnya.” semakin kata-kata kotor brian semakin berani, semakin  yudha menemukan bahwa preman itu sedikit menawan, sehingga dia tidak keberatan dengan kegigihannya.

“ kakak cantik, apakah vaginamu basah ? lihat putingmu sepertinya keras, apakah paman bram tidak membantumu ?” ucap brian secara gamblang.

bagian pribadinya memang basah oleh kata-kata kotor brian, penis ny juga ikut mengeras di balik celana dalamnya.

" kamu ... jika kamu terus berbicara kotor seperti itu, aku akan berteriak  memanggil seseorang!" berbanding terbalik dengan apa yang keluar dari mulutnya, lubang yudha yang sudah lama tidak di isi oleh penis berkedut-kedut di bawah rangsangan kata-kata seduktif brian,  precum menetes dari vagina nya serta lubang analnya juga ikut terasa gatal.

meskipun tubuhnya bereaksi terhadap kata-kata seduktif seperti utu, yudha menolak untuk tidak menyerah mengusir brian, bukan hanya dia seorang inters*x tapi dia juga hamil, meskipun preman kecil itu tidak mengenali nya sekarang, yudha takut jika nanti dia ketahuan sedang menyamar dan lebih takut lagi brian membeberkan nya pada orang lain.

“ kakak cantik jangan malu-malu … bukankah adikmu itu gatal ? apakah kaka ingin aku mengosokkanya untukmu ? atau apakah kakak ingin saudara ini memasukkan penis besarnya ke dalam sana ? "

mendengar kata penis besar"dua kata itu membuat hatinya bergetar, meskipun yudha tetap kekeh melakukan perlawanan dia tampa sadar diam-diam menutup kedua kakinya agar tidak ketahuan.

“ omong kosong apa yang kamu ucapkan? enyah lah !" dia mengucapka kata-kata ini dengan keras untuk membuat brian sedikit takut, dia terlalu malu untuk berteriak.

brian menyadari betapa gigih nya wanita di depan nya ini meolaknya, dia tidak lagi berada dalam mood untuk kembali berbasa basi, brian cukup yakin bahwa wanita itu menanggapinya, terlihat dari kaki nya yang menutup secara tidak wajar, tidak di ragukan lagi dia basah.

“ kakak cantik, apakah putingmu yang keras tidak nyaman ? apakah kamu ingin saudara ini menggosokkannya untuk anda juga ? ”

begitu brian berhenti berbicara, kedua tangan nya meraih dua titik di dada yudha, dan kemudian menggunakan tangannya untuk menggenggam payudara montok itu dengan kuat.

" apa yang sedang kamu lakukan ah..? aku bilang pergi..!” yudha berusaha memberontak namun pergerakan nya terbatasi karna tubuh brian sangat kuat.

brian mendorongnya ke dalam rumah dan tanpa menutup pintu dia mencium bibir yudha dengan bringas, preman kecil itu belum pernah bertemu orang secantik yudha, nafas nya mulai memberat karna nafsu yang tak tertahankan.

ketika brian mulai menyentuh bagian pribadinya, yudha mulai melawan, dia berteriak meminta tolong “ seseorang tolong … mmph”

yudha hanya bisa meneriakkan dua kata sebelum mulutnya ditutup, brian sangat marah dia memberikan tamparan di pipi yudha
“ jika kamu berani berteriak sekali lagi! aku akan menyeretmu keluar dan kita akan melakukan seks di depan semua orang! pelacur sialan  ”

yudha sangat ketakutan dan memilih diam, dia tahu bahwa pria ini tidak akan main-main dengan kata-katanya.

“ F*ck! tidak heran kamu bereaksi begitu gila, kamu seorang inters*x!” brian marah ketika dia merasakan tonjolan penis yudha, dia tidak tertarik pada pria, tetapi dia ingin memberi pelajaran pada hal yang bukan pria bukan wanita ini.

" hah seorang pria bisa basah seperti ini ?"

ternyata celana dalam yudha sudah lama basah kuyup, bahkan pahanya lengket dengan precum dari vaginannya, brian yang sedikit penasaran itu memasukkan tangannya ke dalam cd yudha dan menyentuh tempat yang lembab dibawah penis nya itu.

“ kamu benar-benar seorang inters*x, tidak heran jima paman bram itu sangat tertarik padamu, lupakan saja, tidak apa-apa setidaknya kamu masih memiliki vagina.” brian melepas celana dalam yudha.

“ ah~ tidak… Jangan…” setelah penis nya ikut dicengkeram, yudha tidak bisa lagi mengendalikan nafsunya, dia menggigit bibir bawahnya dan hanya bisa menggosokkan tangannya di antara pahanya berpura-pura masih melawan.

“ astaga, aku hanya menyentuhmu satu kali dan kamu sudah bereaksi seperti itu ck ck ck?

suami binal 🔞Where stories live. Discover now